Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
98. (SUMEDANG) EXT. JALAN RAYA — DAY
Fitra, Christie, dan Gya hanya bisa mematung melihat pemandangan di depannya. Pemuda begal tersebut menjadi bulan-bulanan massa yang beringas. Pukulan dan tendangan bertubi-tubi menghunjam tubuh pemuda tersebut. Berpadu dengan rintihan dan tangisan si pemuda. Dan jalan raya kembali terkena cipratan darah.
SFX: PRIIIITTT! (suara peluit)
Kerumunan perlahan merenggang. Pukulan dan tendangan pun mereda.
SFX: PRIIITTT!!!
Dan tak lama, datang sepasukan polisi. Sebagian berseragam dan sebagian lainnya berpakaian preman.
CUT TO
99. (SUMEDANG) EXT. JALAN RAYA — DAY
Kerumunan orang mulai melangkah mundur dari tubuh si pemuda yang tergeletak tak berdaya.
Tangan pemuda itu diborgol ke belakang. Ia kemudian diseret menjauh.
Salah seorang polisi mendekati pria paruh baya yang tergeletak, lalu berjongkok dan memeriksanya. Pria itu tampak merintih.
ESTABLISH: Kerumunan perlahan bubar. Orang-orang kembali ke kendaraannya masing-masing.
Zoom out.
DISSOLVE TO
100. (SUMEDANG) EXT./INT. JALAN RAYA — DAY
Mobil kembali melaju menyusuri jalan yang berkelok-kelok. Kondisi lalu lintas kini sudah semakin lengang. Mobil bisa dipacu lebih cepat lagi. Sisi kiri berupa tebing, sementara sisi kanannya berupa jurang. Pohon-pohon tinggi masih menghiasi jalan.
Di dalam mobil tidak ada yang berbicara. Christie (duduk di belakang), Gya (duduk di depan), dan Fitra (di kursi kemudi) tampak terdiam dengan tatapan seolah kosong. Fitra tampak begitu berkonsentrasi dengan jalan di depannya. Meski demikian, raut gelisah tetap terlihat. Beberapa kali ia mengusap wajahnya seperti menghapus air mata.
Tampak di depan, terdapat papan penunjuk arah yang tertulis arah Cirebon adalah ke kiri (tanda panah). Fitra menyalakan lampu sign kiri dan berbelok. Mobil kembali menyusuri jalan di antara hamparan sawah yang luas. Sesekali, mobil berpapasan dengan truk.
CUT TO
101. (SUMEDANG) INT. JALAN RAYA — DAY
Gya memperhatikan jalan, lalu menoleh ke Fitra.
Gya segera memeriksa GPS di ponselnya.
CU: tampak tangan Gya melakukan gerakan cubitan keluar di layar ponselnya, tampak tampilan jalan yang semakin membesar dan jelas keterangannya
Fitra menoleh sekilas. Christie tersenyum. Fitra pun balas tersenyum, kemudian kembali berkonsentrasi dengan jalan di depan.
CUT TO
102. (SUMEDANG) INT./EXT. JALAN RAYA — DAY
Sebuah belokan ke kanan terlihat. Fitra menyalakan lampu sign kanan, lalu membelokkan kemudi ke kanan. Mobil pun berbelok.
Lajur jalan terlihat sempit, hanya bisa dilalui dua kendaraan. Terlihat bukan merupakan jalan utama. Jalan tersebut lurus dan datar, diapit oleh sawah yang menghampar di kiri dan kanannya.
Fitra terlihat celingukan, kemudian menyalakan lampu sign kiri dan menepikan mobil begitu bertemu sempadan yang cukup lebar.
Fitra membuka pintu mobil dan keluar. Disusul Gya dan Christie.
CUT TO
103. (SUMEDANG) EXT. PINGGIR JALAN — DAY
Christie keluar dan mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi untuk merenggangkan otot. Ia melihat pemandangan di depannya. Tampak sawah luas terhampar. Sinar matahari yang mulai condong membuat hamparan sawah terlihat berkilau keemasan.
Christie lalu duduk di atas tanah sambil matanya tetap memandang hamparan sawah. Tak lama, Fitra ikut duduk di samping kanannya. Christie menoleh, tetapi pandangan Fitra tetap lurus ke depan seolah tidak peduli dengan keberadaan Christie. Christie pun kembali menatap hamparan sawah di depannya.
ESTABLISH: suasana pinggir jalan di pinggiran sawah, tampak hamparan sawah membentang, berkilauan keemasan sinar matahari yang mulai condong ke barat
CUT TO
104. (SUMEDANG) EXT. PINGGIR JALAN — DAY
Christie dan Fitra sama-sama duduk di pinggir jalan sambil menatap hamparan sawah.
Christie menoleh. Dilihatnya Fitra yang masih memandang lurus ke depan.
Christie menatap Fitra lekat. Fitra kemudian tampak menunduk. Sebelah tangannya mengusap mata. Dan kembali terlihat mata Fitra yang memerah dan basah karena air mata.
CUT TO
105. (SUMEDANG) EXT. PINGGIR JALAN — DAY
Christie kembali menatap hamparan sawah di depannya. Ia menghela napas.
Fitra merapatkan lutut dan membenamkan wajahnya di antara lutut.
Fitra menengadah dan kembali menatap hamparan sawah.
Fitra menoleh.
Fitra mengernyit.
Fitra menunduk.
Christie dan Fitra menoleh.
CUT TO
106. (SUMEDANG) EXT. PINGGIR JALAN — DAY
Gya tersenyum-senyum melihat Christie dan Fitra.
Christie berjalan mendekati Gya, kemudian mendorong pelan pundaknya. Gya tertawa.
Ketiganya kembali masuk mobil. Gya dan Fitra di depan. Christie di belakang.
CUT TO
107. (SUMEDANG) INT. JALANAN — DAY
Gya memasukkan kunci mobil ke kontaknya. Lalu memutar ke kanan. Terdengar suara mesin menyala. Suaranya agak lemah. Gya tampak heran, lalu menoleh ke Fitra. Dilihatnya Fitra seperti tidak peduli. Gya pun tidak bertanya apa-apa dan langsung melajukan mobil.
Mobil kembali melaju menembus jalan di tengah-tengah sawah. Jalanan tampak sepi dan hanya sesekali berpapasan dengan kendaraan lain dari arah berlawanan.
Sawah mulai berganti dengan bangunan di kiri dan kanan jalan. Tak lama, tampak beberapa angkot yang berhenti di pinggir jalan. Semakin lama, kendaraan-kendaraan lain semakin terlihat. Mobil akhirnya berhenti ketika lampu lalu lintas di persimpangan menyala merah.
CUT TO