Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
PARALLEL of Arian and Diasrisa
Suka
Favorit
Bagikan
11. Chapter #11

SCENE 59

INT - Ruang Consul Psikiater - dua bulan setelah ibu keluar RS

 

Seorang psikiater terlihat sedang duduk di meja kerjanya membaca laporan, lalu ada yang mengetuk pintu dan masuk. Orang itu adalah Dias.

 

Psikiater

Ayo masuk Dias, duduk.

 

Mau kopi?

 

Dias

Boleh tante, yang dingin ada?

 

Psikiater

Yang dingin beli di cafe, di ruangan ini, tante cuma mengijinkan kopi yang panas

 

Dias

Oh iya aku lupa tante penikmat kopi panas sejati

 

Psikiater

Anak ini kenapa kok jadi pelupa?

 

Dias

Dias beranjak dari kursinya menuju mesin pembuat kopi

 

Aku bikin sendiri aja tante

 

FLASH CUT

Dias dan Psikiater sama-sama sedang menikmati kopinya lalu psikiater mulai membuka pembicaraan

 

Psikiater

Dias mau bicara apa?

 

Tentang pasien yang mau kamu bantu tante konsul itu?

 

Bukannya bulan lalu kamu bilang pasiennya tidak jadi perlu konsultasi ya?

 

Dias

Terlihat ragu menjawab pertanyaan psikiater

Lalu mulai bercerita

 

FLASH CUT

 

Psikiater

Hmmmm jadi begitu ceritanya

 

Lalu yang sekarang Dias rasakan dan pikirkan apa?

 

Dias

Aku merasa sedikit bersalah dengan kebohongan yang sudah kulakukan terhadap ibunya.

 

Psikiater

Tersenyum jahil mendengar Dias mengucapkan ”sedikit bersalah”, menurut psikiater, Dias masi belum bisa sepenuhnya mengakui perasaannya

 

 

Mendengar dia punya perasaan untukku, dan aku masih suka melihat dia di kampus, tapi seperti orang yang tidak saling kenal

 

Rasanya sangat tidak nyaman dan membingungkan.

 

Psikiater?

Yang bikin Dias bingung apa?

 

Tersenyum sedikit menggoda Dias

 

Biasanya wanita senang mendengar ada pria baik yang menyatakan perasaan untuknya

 

Dias

Ya….

 

Aku merasa nyaman tante berada diantara keluarganya, terutama Ibunya

 

Karena aku serasa menemukan sosok ibu

 

tapi sekarang kita sudah tidak berhubungan dekat seperti dulu, dan aku merasa ada yang hilang tante

 

Tapi aku sendiri bingung perasaan yang hilang itu apa

 

apa aku memiliki perasaan juga pada dia atau karena aku membutuhkan ibunya?

 

Psikiater

Dias, tante akan bicara sebagai profesional ya

 

Dias sekarang bingung untuk mengidentifikasi perasaan Dias sendiri, karena Dias merasa itu adalah hal yang baru untuk Dias

 

Tapi tante yakin sekali kalau Dias mau mencari tahu, pada akhirnya Dias akan mendapatkan jawabannya sendiri

 

Dias

Aku sendiri belum yakin, kenapa tante bisa yakin?

 

Psikiater

Dengan Dias mau datang menemui tante dan menceritakan semua pikiran Dias, itu adalah tahap pertama yang sukses

 

Tersenyum melihat wajah Dias yang tampak tercengang

 

Sekarang tante tanya lagi,

Jawaban Dias ini akan membukrisan keyakinan tante benar atau salah

 

Dias

Tanya apa tante?

 

Psikiater

Dias mau berusaha mencari tahu apakah Dias hanya membutuhkan sosok ibunya atau Arian juga?

 

Dias

Berpikir sejenak

 

flashback - Mengingat-ngingat kenangan bersama ibu dan Arian

 

Menjawab dengan suara pelan

 

Mau tante

 

Psiakter

Tersenyum bangga dan mengelus tangan Dias

Kalau Dias sudah memutuskan begitu artinya tugas tante sekarang sudah selesai

Dias

Tersenyum menandakan terimakasih dan memahami maksud perkataan psikiater

 

 

SCENE 60

INT - RUANG KELAS

 

Dias, Arian terlihat sedang mengerjakan ujian semester.

Dias selesai lebih dahulu, mengumpulkan lembar ujian ke meja dosen dan keluar meninggalkan kelas.

 

Arian melihat Dias meninggalkan kelas, sedikit berharap Dias melihatnya tetapi Dias berjalan lurus ke arah pintu keluar.

 

SCENE 61

INT - LORONG KAMPUS -SIANG HARI

 

Arian keluar dari ruang kelas diikuti Bara.

Arian melihat Dias sedang berbincang dengan Dion yang menurut rumor menyukai Dias dan selalu berusaha mendekati Dias.

 

Melihat pemandangan itu Arian membalikan badan, berusaha tidak memperdulikan tetapi ekspresinya menunjukan kekecewaan.

 

Dias melihat Arian membalikan badan dan berjalan ke arah Arian, meninggalkan Dion.

 

Menyadari perubahan raut wajah temannya, Bara mengajaknya meminum kopi di cafe langganan,

 

Bara

Menepuk pundak Arian

Bro, kita rayain beres ujian, yuk kita ngopi

 

Dias

Memanggil Arian

 

Arian

 

Arian

Menyadari pemilik suara tersebut lalu membalikan badan dengan ekspresi tidak percaya.

 

Kamu, memanggil saya?

 

Dias

Menjawab dengan percaya diri

 

Iya

 

Ujian sudah selesai, kamu ada acara tidak?

Gimana kalau kita makan siang bareng?

 

Bara

Menyaksikan dan mendengar pembicaraan mereka dengan raut wajah tidak percaya

 

Arian

Merasa canggung dan tidak percaya mendengar Dias mengajaknya makan bersama

 

Dias

Melihat raut wajah Arian, Dias tersenyum hangat dan mendorong badan Arian

 

 

Bara

Berteriak seakan tidak percaya

 

THE END

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar