Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
NADA CINTA UNTUK GITA
Suka
Favorit
Bagikan
11. 11

EXT. SMA 7 - LAPANGAN BASKET — DAY

ESTABLISHED SHOT GEDUNG SMA 7.

Kita lihat Mahenism dan para siswa sedang menantikan pengumuman pemilihan Kapten basket. Kita lihat tim basket sedang berbaris di lapangan basket berhadapan dengan Pelatih Basket dan Lelix yang berdiri di sebelahnya.

SISWA #1

Yakin sih, yang terpilih jadi kapten tim basket adalah Mahesh.

SISWA #2

(manggut - manggut)

Sepertinya juga nda ada pilihan lain.

PELATIH BASKET

Setelah menimbang - nimbang dan berdiskusi. Bapak akhirnya mengambil keputusan. Dan bapak sudah menetapkan. Yang terpilih menjadi kapten tim basket adalah....

MAHENISM

MAHESH! MAHESH!

Lelix tersenyum.

PELATIH BASKET

.... Mahesh!

Seisi sekolah riuh dan bertepuk tangan dengan meriah.

Mahesh menyunggingkan sebelah bibirnya.

PELATIH BASKET

Selamat mengemban tugas Mahesh. Semoga kamu bisa membawa tim kita ke level yang lebih tinggi.

MAHESH

(datar)

Saya akan melakukan yang terbaik.

ONE TAKE. SLOW MOTION Tim basket bubar. Mahesh balik kanan lalu berjalan ke luar lapangan dan langsung disambut oleh seruan Mahenism dan tepuk tangan.

MAHENISM #1

CONGRATS, SUNSHINE KU!!

Mahenism #1 mencium ujung telapak tangannya lalu meniupkannya pada Mahesh.

Mahesh berjalan dengan gaya cool - nya membuat Mahenism terpana.

SLOW MOTION Mahesh melemparkan pandangannya ke penjuru sekolah. Pandangannya kemudian menuju ke atas mengarah ke balkon. Seperti terserang kilat di siang bolong, langkah Mahesh langsung terhenti. Pandangannya berubah tajam dengan mata yang membesar. Dia mengatupkan kedua rahangnya. KAMERA BERGERAK KEATAS Kita lihat Grey yang berciuman dengan Swastika di balkon. Grey terlihat malu dengan kepala yang tertunduk. KAMERA BERGERAK KE BAWAH kita lihat Mahesh yang terbakar api cemburu. Mahesh patah hati. Mahesh berjalan dengan hati yang perih dia berjalan menelusuri anak tangga gedung sekolah. Mahesh berjalan dengan gusar melewati sejoli yang sedang pacaran di depan kelas. Mahesh sensi melihatnya.

MAHESH

(membentak dengan kesal)

HEY! SEKOLAH ITU TEMPAT BELAJAR. BUKAN PACARAN!

Sejoli itu menatap Mahesh aneh.

SI COWOK

Dih, sewot.

Mahesh kemudian menatap Grey yang masih bermesraan dengan Swastika di gedung seberang dengan hati yang panas.

CUT TO:

EXT. LAPANGAN BASKET — AFTERNOON

Di bawah hujan, Mahesh bermain basket dengan emosi. Dia melempar - lempar bola ke arah ring namun tak masuk - masuk.

CUT TO:

INT. SMA 7 - KANTIN — DAY

Kita lihat Mahenism sedang menonton video audisi Mahesh lewat ponselnya. Grey yang memakai headset terlihat sedang melamun sambil menopang kepalanya dengan tangan kiri sedang tangan kanannya sedang memegang pensil seperti akan menulis.

GREY

(mendesah)

Aku belum tau apa yang mau kutulis. Pikiranku seperti kertas ini. Kosong.

Mahenism yang duduk di mejanya terus mengoceh.

MAHENISM #1

(menonoton video Mahesh)

Uda tampang oke, badan tinggi atletis, eh ternyata pinter main keyboard, vocalnya juga nyaring, sekarang jadi kapten tim basket sekolah. Uhh super talented. Mahesh emang penuh kejutan. Pinter banget merebut hati cewek - cewek.

MAHENISM #2

(ngomong ke video)

Jangan suka merebut hati cewek dong, kalo kamunya aja susah untuk dimiliki.

Mahenism #3 melirik Grey yang lagi bengong duduk disebelahnya. Dia kemudian mencabut headset Grey. Grey tersentak.

GREY

(kesal)

Ada apa, sih?

MAHENISM #3

Kapan neh, Grey, pengumuman audisi diumumin?

MAHENISM #2

Iya, neh! Mahesh pasti lolos, kan?

GREY

Hemm, belum tau.

MAHENISM #1

Eh, kalo Mahesh lolos, lumayan loh, buat band kamu. Band kamu bisa nambah fans - nya. Terutama cewek - cewek.

Grey cuman mengangguk - ngangguk nggak jelas.

MAHENISM #1 (COUNT'D)

Ntar aku jadi kordinator fans band kamu, ya?

Grey masang muka ngeri.

GREY

Simpan aja energi kalian untuk tim basket sekolah. Takutnya pita suara kalian rusak.

Ponsel Grey bergetar dia kemudian melihat notif ponselnya. Pesan dari Ambara.

Pesan: KUMPUL DI AULA SEKARANG!

Grey menutup bukunya.

CUT TO:

INT. SMA 7 - AULA — DAY

SMA 07 sedang menyaksikan video audisi Mahesh di laptop.

AMBARA

Sejauh ini dia yang paling bagus.

BAYU

Setuju.

Grey berat untuk mengakui.

GREY

(tidak setuju)

Nggak, ah! Yang lain masih ada yang bagus dari dia.

JABRIX

Nggak, ah! Yang lain apa itu, mainnya asal - asalan. Dia itu yang paling bagus. Uda nggak usah pusing - pusing. Pilih Si Tuan Jago Basket itu aja.

Grey nggak terima.

JABRIX

(ngayal berseri - seri)

Kalo sampai dia gabung di band kita, album kita pasti bakalan laris manis. Cewek - cewek pasti banyak beli album kita. Konser kita bakal dipenuhi oleh penonton cewek - cewek. Kita pasti bakal dapat pangsa pasar cewek - cewek pecinta cowok ganteng.

GREY

(sensi)

Apasih, kita jualan lagu bukan tampang!

JABRIX

Iya emang. Tampang itu bonus. Kita juga bakalan rilis album trus bonusnya poster kenangan dengan muka Mahesh segede gaban dengan berbagai pose. Pasti album kita laku dan diserbu cewek - cewek.

GREY

Hah? Kamu pikir kita jualan majalah pake bonus poster segala?

JABRIX

(bingung)

Kamu kenapa, sih, sentimen banget ama tuan jago basket itu?

GREY

Ya, kamu kan, tau aku ama dia nggak punya hubungan baik. Nggak cocok. Aku nggak mau ya, kalo sampai satu grup ama dia. Bisa - bisa perang dingin tiap hari aku ama dia. Itu nggak sehat buat band kita.

BAYU

Ya sudah, kamu baikan aja ama dia. Demi band kita dan demi Ambisimu bisa jadi juara bertahan di kompetisi tahun ini.

JABRIX

BETUL!

GREY

(jijik)

IH, APA, SIH? ENGGAK!

Ambara menyela.

AMBARA

(dingin)

Kita vote aja.

BAYU, GREY, JABRIX

SETUJU!

CUT TO:

EXT. SMA 7 - ROOFTOP — DAY

Dengan mendengus Mahesh membuang mukanya.

MAHESH

ENGGAK!

SMA7 kaget. Grey tak terima. Mahesh membelakangi SMA 07 dengan melipat kedua tangannya di depan dada.

BAYU

Kamu yakin nolak ajakan bergabung dengan band yang dijuluki "MACAN FESTIVAL"?

MAHESH

YAKIN!

GREY

(kesal dan tak terima dan kecewa)

Kenapa nggak mau?

Mahesh tak ingin melihat Grey. Masih ada raut wajah patah hati dan marah di wajahnya.

MAHESH

(sombong)

Nggak mau aja!

Grey kesal. Mahesh yang membelakangi Grey melirik Grey dengan kedua ekor matanya. Dia berjalan mendekati Mahesh berusaha menatap Mahesh. Mahesh masih membelakanginya. Yang lain cuman menyaksikan Grey dan Mahesh dengan muka bingung.

GREY

(kecewa)

Alasan macam apa itu? Seenggaknya kasi alasan yang jelas!

JABRIX

(bingung melihat Grey)

Woee ada apa denganmu, Grey? Tadi kamu dengan keras kepalanya nolak dia gabung di band kita, satu - satunya yang nggak vote dia juga dan sekarang kamu jadi yang paling nggak terima dia nolak gabung di band kita? Cepat sekali berubah pikiran?

Grey kelimpungan. Mahesh menggerutu.

AMBARA

(dingin)

Kamu yakin nggak mau gabung dengan band kami?

MAHESH

(sombong)

Aku tidak tertarik bergabung dengan band kalian.

Grey terbakar. SMA 07 yang lain manggut - manggut.

GREY

(marah)

Kalo nggak tertarik gabung di band kami, kenapa kamu ikut audisi?

MAHESH

(ekor matanya menuju kearah Grey)

Cuman mau pamer aja kalo aku bisa main keyboard.

Grey tersadar sesuatu.

GREY

(menghela nafas berusaha tenang)

OK! Aku uda percaya kalo jari - jarimu itu ahli menari - nari di atas tuts piano. (gengsi) Dan permainanmu bagus. (meruntuhkan egonya) Apa sekarang kamu mau gabung di band kami?

JABRIX

(bingung)

Woe, tunggu bentar! Sebenarnya ada apa, sih diantara kalian? Apa ada sesuatu?

Mahesh dan Grey mengabaikan Jabrix.

MAHESH

(memutar badannya hingga menatap Grey)

ENGGAK!

Grey terbelalak. Mahesh lalu pergi. Grey menatapnya tidak terima. Kesal. Kecewa. Ingin menangis.

GREY

(menatap punggung Mahesh dengan kecewa dan kesal)

Dia itu! Nyebelin banget, sih?

AMBARA

(menatap Grey)

Ya sudahlah Grey. Jangan dipaksa kalo dia nggak mau.

Rasa tak aman mulai menyerang Grey.

GREY

(frustasi)

Tapi, Bar. Aku takut kalo kita sampe kalah di kompetisi taun ini. Sementara kita nggak punya keyboardist.

AMBARA

Kenapa kamu tiba - tiba jadi lemah gini? Apa kamu tidak percaya dengan diri kamu sendiri? Kemana Grey yang ambisius itu?

Grey menenangkan dirinya. Ambara mendekati Grey dan menenangkannya.

AMBARA

Walo kita tidak punya keyboardist, kita masih bisa ngeband, kan? Kita nggak akan goyah!

INSERT : Mahesh bersandar di tangga rooftop dengan melipat kedua tangannya menguping pembicaraan SMA 07.

MAHESH

Jadi, si gadis angkuh dan ambisius itu terobsesi banget ingin menang di kompetisi ini? (evil smile) Tenang saja. Aku akan membuatmu menang dalam kompetisi ini. (menekankan) MENANG - IS!

Mahesh tersenyum licik. Mahesh kemudian mendapat ide.

CUT TO:





Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)