Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
NADA CINTA UNTUK GITA
Suka
Favorit
Bagikan
9. 9

INT. SMA 7 - RUANG SEKRE BASKET — DAY

Tim basket, Pelatih dan Lelix sedang berkumpul di ruang sekre. Mereka sedang rapat.

PELATIH

Tim basket kita semenjak ada Mahesh menunjukan peningkatan.

Tim basket memberi tepuk tangan untuk Mahesh. Mahesh mengeluarkan seringai sombong. Lelix memberikan jempol ke Mahesh.

PELATIH (COUNT'D)

Bapak jadi percaya diri untuk menantang tim basket sekolah lain untuk mengadakan pertandingan persahabatan untuk menguji mental dan mengevaluasi tim basket kita.

Tim Basket terlihat setuju dengan perkataan pelatih.

PELATIH

Bagaimana? Apa kalian setuju?

TIM BASKET

SETUJU!!

PELATIH

Oke kita akan cari dulu lawan dari sekolah mana yang kita tantang. Bapak sarankan untuk mencari tim yang peringkat bawah dulu. Namun sebelum itu, bapak akan memilih kapten tim basket terlebih dahulu.

Tim basket menyambut semangat.

ANAK BASKET #1

(excited)

Kapan pak, akan diadakan pemilihan kapten tim basket?

PELATIH

Minggu depan. Siapkan diri kalian!

TIM BASKET

SIAP!!

Lelix mendekati Mahesh dan berbisik.

LELIX

Aku yakin, pasti kamu yang terpilih menjadi kapten tim basket.

Mahesh cuman mengangkat kedua bahunya.

CUT TO:

EXT. LAPANGAN BASKET — AFTERNOON

Mahesh, Anggara, Yoga dan Windu sedang bermain basket.

ANGGARA

Gimana tim basket di sekolahmu, Hesh? Ada kemajuan?

MAHESH

Tentu saja. Berkat aku.

Mulut Anggara, Yoga dan Windu membentuk huruf "O" terlihat meremehkan.

MAHESH

(sombong)

Itu kata pelatih, bukan aku.

WINDU

(melempar bola ke Mahesh)

Iya, percaya, percaya.

Mahesh menangkap bola yang dilempar Windu lalu melemparnya ke ring. Dan masuk.

MAHESH

Oh ya, tim bsket sekolahku akan mengadakan pertandingan persahabatan. Aku mengusulkan untuk menantang tim basket dari sekolah kalian.

Anggara, Yoga dan Windu tak percaya.

ANGGARA

(ngejek)

Uda bernyali neh, tim basket sekolahmu?

YOGA

Taringnya baru tumbuh.

WINDU

Baru punya jagoan satu aja uda sok - sokan mau nantangin tim basket sekolah lain. Nggak takut nanti malu?

Tiba - tiba....

LELIX

ENGGAK!

Semua menghadap kearah sumber suara. Mata Yoga langsung berbinar - binar. Kita lihat Lelix berdiri dengan manis di pinggir lapangan.

WINDU

Wuihh.. Siapa, tuh?

MAHESH

Lelix. Dia manager tim basket sekolahku.

YOGA

(genit)

Hey, Lelix!

Lelix mengabaikannya. Dan berjalan mendekati Mahesh.

LELIX

Tim basket kami memang payah. Tapi itu dulu. Karena sekarang tim basket kami sudah ada progres.

Lelix menatap Mahesh.

LELIX

(tersipu malu)

Itu semua berkat Mahesh.

MAHESH

(sombong sambil melipat kedua tangannya)

Aku nggak sekedar ngaku - ngaku. Kalian dengar sendiri.

WINDU

Iya deh, jagoan!

ANGGARA

Tingkat kepercayaan sekolah kalian tinggi juga, ya, ampe berani menantang sekolah lain.

LELIX

Tim sekolah kami melakukan ini bukan untuk sok - sokan mau pamer. Tapi untuk melatih mental juara. Biar nanti ada dievaluasi lah dimana kurangnya.

MAHESH

YAP! AWAL BARU!

YOGA

Hemm.... menarik! (niat buruk) Tapi kayaknya akan lebih menarik kalo dalam pertandingan nanti ada yang diperebutkan. Yaa, setidaknya buat macu emosi kitalah buat menangin pertandingan nanti.

MAHESH

Setuju. Kira - kira apa hadiahnya?

YOGA

(berfantasi)

Kalo tim sekolah kami yang menang, aku nyium Lelix.

Mahesh, Anggara dan Windu kaget.

WINDU

(tak terima)

Apa? Kita yang berjuang dia yang enak sendiri.

LELIX

Setuju!

Sekarang Mahesh, Anggara Yoga dan Windu yang kaget menatap Lelix.

LELIX

Tapi, kalo tim sekolah kami yang menang,

Lelix menatap Mahesh malu - malu.

LELIX (COUNT'D)

(menunduk malu)

Mahesh yang cium aku.

Mahesh tersedak ludahnya sendiri.

CUT TO:

EXT. SMA 7 - LAPANGAN — MORNING

ESTABLISHED SHOT GEDUNG SMA 7.

KEPALA SEKOLAH (O.S)

OM SWASTIASTU.

Kita lihat siswa - siswi SMA 7 sedang berbaris di lapangan. Di depan mereka berdiri KEPALA SEKOLAH yang menghadap ke arah siswa.

SISWA SMA 7

(sikap panganjali umat)

OM SWASTIASTU.

KEPALA SEKOLAH

Anak - anak, FESTIVAL BAND SMA tahun ini akan segera dilaksanakan.

Siswa - siswi menyambut dengan meriah.

KEPALA SEKOLAH

Bagi band - band bimbingan sekolah kita yang ingin mengikuti kompetisi bergengsi ini, silahkan kalian mendaftar di ruang OSIS. Saatnya kalian menunjukan pesona dan bakat kalian.

Kita lihat Siswa #1 dan Siswa #2 yang berbisik - bisik di belakang Astawa, Bawa dan Wahyu.

SISWA #1

(ke ZIGZAG BAND)

Kalian tidak ada niat untuk ikut kompetisi ini lagi, kan?

SISWA #2

Sudahlah, cukup SMASEVEN PRIDE a.k.a SMA 07 aja yang mewakili sekolah kita. Sudah yakin mereka juaranya.

Mereka berdua cekikikan. ZIGZAG band cuman bisa diam menahan kesal. Mahesh memperhatikan mereka.

KEPALA SEKOLAH (COUNT'D)

(semangat 45)

Tunjukan kalo band bimbingan dari sekolah kita memang layak untuk ditakuti oleh band sekolah lain. Dan tentunya Bapak berharap untuk tahun ini sekolah kita bisa mempertahankan gelar juara dan mudah - mudahan bisa menyapu bersih juara di kompetisi ini.

Siswa - siswi memberikan tepuk tangan semangat sambutan Kepala Sekolah.

Kita lihat Grey yang tersenyum ambisius.

CUT TO:

INT. SMA 7 - STUDIO — DAY

SMA 7 sedang rapat.

GREY

(ambisius)

Aku ingin band kita menjadi juara 1 di kompetisi ini. Dengan begitu, kita akan memecahkan rekor juara bertahan 3 kali berturut - turut.

BAYU

(percaya diri)

Tenang. Kamu akan mendapatkan apa yang kamu mau.

JABRIX

Ya deh, SI OBSES ANGKA 1.

Cuplis dengan muka sinis langsung menanggapi.

CUPLIS

(nyindir)

Yang paling ambis tapi selalu telat datang latihan. Yah, semoga aja nggak telat lagi datang ke kompetisi. Nanti bukannya nggak dapat juara karena saingannya berat tapi karena vocalis bandnya telat datang.

Bayu, Jabrix dan Grey menatap Cuplis. Grey merasa tersindir. Suasana tiba - tiba jadi tegang.

CUPLIS (COUNT'D)

Yah, kita lihat aja deh, apa band kita bisa mendapatkan juara 1 lagi? Sementara jam latihan aja berkurang karena nungguin vocalisnya yang selalu telat.

Grey berusaha untuk tidak terpancing. Jabrix dan Bayu berusaha untuk menenangkan Grey. Tiba - tiba Ambara menyela mendinginkan suasana.

AMBARA

(memegang brosur)

Kompetisi kali ini, kita diwajibkan bawa lagu ciptaan sendiri. Gimana menurut kalian?

Sekarang semua menatap ke Ambara.

CUPLIS

Kita bikin lagu masing - masing. Nanti kita voting lagu mana yang akan kita pakai.

JABRIX

SETUJU!

BAYU

OKE!

Grey manggut - manggut.

CUT TO

INT. SMA 7 - PERPUS — DAY

CU PLANG PERPUSTAKAAN

Grey sedang mencari - cari buku di rak - rak buku. Grey menemukan buku yang ia cari. Dia tersenyum. CU buku dengan judul "TRIK MEMBUAT LAGU" yang berada di rak paling atas. Grey kemudian mengambil buku itu namun tak sampai. Dia cemberut kemudian meninjikkan kakinya berusaha menggapai buku itu. Tiba - tiba sebuah tangan meraih buku yang akan diambil Grey. Grey kaget. Dengan kesal Grey memutar tubuhnya lalu dia terkesiap dan refleks bergerak mundur hingga menabrak rak buku.

GREY (V.O)

(mengeluh)

Astaga dia lagi!

Kita lihat Mahesh dan Grey berdiri berhadap - hadapan di antara rak buku. Dag dig dug. Suara jantung Grey terpacu cepat. Mahesh menatap Grey dengan senyum sepetnya. Grey jadi grogi.

GREY (V.O)

(berusaha tegar)

Oh MY GOD! HIS SMILE! I'M NOT SHAKING!

Grey menghindari tatapan Mahesh.

GREY (V.O)

(tersadar sesuatu)

Eitss, tunggu dulu! Kenapa dia tiba - tiba tersenyum?

Grey berusaha tetap angkuh lalu menadahkan tangannya.

GREY

Balikin bukunya!

MAHESH

(menunjukan buku yang dirampasnya)

Memang ini punyamu?

Grey terbelalak.

GREY

Aku meminjamnya.

MAHESH

Aku juga meminjamnya.

Grey berubah kesal.

GREY

AKU YANG DULUAN MEMINJAMNYA!

MAHESH

AKU YANG DULUAN MENGAMBILNYA!

Grey terbelalak lagi.

GREY

(marah)

Ngapain kamu minjam buku itu? Itu buku tentang musik. Tidak cocok untukmu. Kalo mau nyari buku, tuh, di rak sebelah buku tentang olahraga.

MAHESH

(mendengus jutek)

Jangan sok tau. Siapa yang bilang aku mau minjam buku tentang olahraga?

Mahesh mulai pamer.

MAHESH

(pamer)

Asal kamu tau, ya, selain jago merebut bola (menunjukkan jari - jarinya) jari - jariku ini sangat ahli menari diatas tuts - tuts piano.

Grey tertawa seolah yang dikatakan Mahesh lelucon. Mahesh kesal.

GREY

(ketawa meremehkan)

Oh ya? Emang aku percaya?

Mahesh kesal.

MAHESH

Mau aku tunjukan?

GREY

Tidak perlu! (kesal) Aku cuman mau buku itu. (nada keras) Balikin!

Mahesh menaruh jari telunjuknya di bibir Grey. Deg! Grey jadi deg - degan. Dia mematung menatap Mahesh.

GREY (V.O)

Ya Tuhan, apalagi yang dia lakukan? Jantungku uda kualahan daritadi ama kelakuannya!

MAHESH

(berbisik ke telinga Grey)

Sssst.... Apa kamu mau dilempar pensil ama Rangga karena berisik di perpus?

Grey yang grogi lalu dengan sekuat tenaga menepis jari Mahesh dari bibirnya.

GREY

(grogi)

Yang dilempar Rangga itu pulpen bukan pensil. Sini bukunya!

Mahesh tak bergeming cuman tersenyum menyebalkan membuat Grey kesal.

GREY (V.O)

(bingung dan kesal)

Dia kenapa, sih? Senyum terus daritadi. Kayak bukan dia.

Grey mencoba merebut buku itu dari tangan Mahesh. Dengan sigap Mahesh menjauhkan buku itu dari tangan Grey. Grey kesal. Mahesh tersenyum jahil.

MAHESH

Kamu mau bukunya?

Grey cuman menatapnya marah namun tak bisa menghilangkan rasa groginya. Mahesh menyerah lalu memberikan buku itu pada Grey. Grey menatap Mahesh dengan tatapan dendam sambil mengambil buku itu dari tangan Mahesh. Saat Grey mengambil buku itu, dengan cepat Mahesh menarik buku yang dipegang Grey hingga Grey jatuh ke dada Mahesh. Grey terkesiap. Dengan mulus Mahesh melingkarkan lengannya ke pinggang Grey. Grey tersentak. Sekujur tubuhnya seperti tersengat setrum. Dadanya berdetak dengan cepat. CU mata Mahesh yang menatap Grey. CU mata Grey yang menatap Mahesh dengan grogi.

GREY (V.O)

(menggigit bibirnya mengeluh)

Tuhan, tolong maafkan aku karena sudah mengejek pemujanya. Tolong jangan menghukumku dengan memberikan experience macam ini cuman gara - gara aku sering ngeledek mereka. Jujur, aku nda kuattttt ngadepin ini! Untuk bernafas saja aku tidak sanggup. (menyerah) And the hastag mental tempe goes to me!

Kita lihat di luar jendela perpus Swastika and the gank berjalan melewati perpus dan tak sengaja melihat Grey di pelukan Mahesh. Swastika terlihat mendidih.

Grey menggeliat di pelukan Mahesh.

GREY

(grogi menatap Mahesh)

APA - APAAN, SIH?! LEPASIN!

Mahesh memasang ekspresi "tidak mau" dengan muka jahil. Grey marah.

GREY

(mengancam)

Aku bakalan teriak kalo nda dilepasin!

Mahesh tidak peduli dengan ancaman Grey. Dia tersenyum jahil menikmati kesenangannya.

GREY (V.O)

(frustasi melihat senyum Mahesh)

Mimih Dewa Ratu, sepertinya aku akan mati berdiri dipelukannya.

Tiba - tiba sebuah tangan memegangi bahu Mahesh. Mahesh menoleh.

SWAS

(menatap tajam Mahesh)

Lepasin dia!

Grey terlihat berbinar - binar melihat Swastika.

GREY

AH.... Kak Swas syukurlah Kak Swas datang. Tolongin, Kak!

Swastika meremas bahu Mahesh dengan keras sambil menatap Mahesh. Mahesh lalu melepaskan Grey. Grey bernafas lega.

GREY

Makasi Kak Swas, Kak Swas datang di waktu yang tepat. Bener - bener my hero.

Mahesh ingin muntah. Swastika tersenyum manis ke Grey.

SWAS

(tersenyum)

Tentu. Aku akan selalu jadi pahlawanmu.

Grey menatap Mahesh dengan muka angkuh lalu merampas buku ditangannya. Grey lalu menarik tangan Swas.

GREY

Ayo, Kak, kita pergi dari sini.

Grey dan Swastika berlalu dari Mahesh. Grey kemudian menghembuskan nafas tegang. Swastika lewat dihadapan Mahesh dengan tatapan ingin memberikan pelajaran. Mahesh menatap Swastika dengan tatapan tak takut. Mahesh menatap Grey yang menjauh sambil menirukan kata - kata Grey....

MAHESH

(dengan gaya yang menyebalkan)

Makasi Kak Swas, Kak Swas bener - bener my hero.

Mahesh terlihat kesal.

CUT TO:

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)