Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
7.INT. SEKOLAH KAI - RUANG KELAS — DAY
CU wajah Kai yang terlihat canggung. Tatapannya terus bergerak ke segala arah, tak tahu harus menatap ke mana. Kai sedang berdiri di depan kelas sebagai murid baru. Semua murid diam menatapnya, menunggunya berbicara.
Semua masih diam, menunggu Kai melanjutkan ucapannya, tetapi Kai tak mengucapkan apa-apa lagi. Wali Kelas melihat Kai, memastikan dia telah selesai berbicara, kemudian bertepuk tangan canggung untuk mencairkan suasana. Murid-murid akhirnya ikut bertepuk tangan. Terlihat Ryan duduk di baris paling kanan, ikut bertepuk tangan malas.
TONO (16), murid bertubuh besar yang duduk di bangku paling belakang tiba-tiba melempar candaan.
Murid-murid tertawa. Kai langsung menundukkan kepala.
GEROMBOLAN TONO, yang berisi Tono dan tiga murid lain yang duduk di sekitarnya tertawa cengengesan.
Ryan mengangguk patuh. Kai berjalan ke arah bangku kosong di sebelah kanan Ryan. SEKAR (16), gadis yang duduk di depan Ryan,terus memandangi Kai sambil tersenyum. Begitu Kai duduk, Sekar membalik badannya dan mengulurkan tangan ke arah Kai.
Kai menatap uluran tangan Sekar dengan terkejut dan bingung. Ryan langsung menepuk tangan Sekar. Sekar mengaduh sambil melirik Ryan dengan kesal.
Sekar kembali menghadap ke depan. Kai dan Ryan saling lirik dengan cangggung sebelum akhirnya saling memalingkan muka. Wali Kelas memulai pelajaran. Kai mengeluarkan buku dari tas. Dari jauh, Tono tertawa sinis sambil memperhatikan Kai.
8.EXT. JALANAN PULANG SEKOLAH — DAY
Kai dan Ryan berjalan bersisian dengan canggung. Tak ada yang berbicara dan keduanya memandang ke arah berlawanan. Ryan melangkah sambil sesekali menendang tanah, membuat Kai melirik ke arahnya.
Kai memandang ke sekitar dan berpikir sejenak.
Kai menoleh ke arah Ryan, mengerutkan dahi.
Ryan melihat ke arah depan dan tiba-tiba terlihat takut.
Ryan menarik tas Kai, mengajaknya putar balik. Namun, suara Tono membuat mereka berdua berhenti.
Gerombolan Tono muncul di depan mereka. Mereka tersenyum meledek dengan tatapan yang berusaha mengintimidasi. Ryan beringsut takut, sementara Kai menatap mereka dengan datar. Tono mendekati Ryan, mengacungkan tangannya.
Ryan menatap dengan takut-takut.
Ryan langsung buru-buru merogoh saku celananya, lalu menyerahkan selembar uang dua puluh ribu dengan tak rela. Tono berganti menatap Kai. Dia tertawa menyepelekan.
Tono mengulurkan tangannya ke Kai, menagih. Namun, Kai tetap diam menatapnya dengan dingin.
Tono dan Kai saling menatap. Tono heran, sementara Kai terlihat tenang dan dingin.
Tono tertawa keras. Dia mendekati Kai, kemudian merogoh saku Kai dengan paksa. Tono tak menemukan uang di sana. Dia mengeluarkan sebuah kalung kunci dari saku Kai, lalu mengangkatnya sambil tertawa.
Kai mendelik marah ke arah Tono.
Tono tertawa kesenangan. Dia menggoyang-goyangkan kalung itu depan Kai, kemudian menariknya setiap Kai berusaha merebutnya.
Tono melempar kalung kunci itu ke salah satu gerembolannya, lalu membuat aba-aba untuk berlari. Gerombolan Tono berlari menjauh sambil membawa kalung Kai. Kai langsung mengejarnya. Ryan yang terkejut, ikut berlari menyusul sambil memanggil Kai.
9.EXT. JALANAN DESA — CONTINUOUS
Gerombolan Tono berlari di depan sambil tertawa meledek. Kai berlari tak jauh di belakang mereka, diikuti Ryan yang terengah-engah.
10.EXT. JALAN DEPAN VILA TUA — CONTINUOUS
Gerombolan Tono berhenti di depan pagar vila tua. Salah satu dari mereka melempar kembali kalung kunci itu ke Tono. Tono menangkapnya, kemudian melemparkannya ke halaman vila tua. Kai dan Ryan baru sampai.
Gerombolan Tono berlari pergi meninggalkan Kai dan Ryan. Kai berdiri diam sambil menatap halaman vila dengan tajam. Ryan menggelengkan kepalanya, tak setuju.
Kai mendekat dan berusaha membuka pagar vila yang sudah berkarat. Karena tak bisa juga dibuka, Kai nekat memanjat pagar itu. Ryan menatapnya tak percaya.
Ryan terus memanggil Kai, tetapi Kai sudah mendarat di halaman vila tua dan terus melangkah masuk, mengabaikan Ryan. Ryan pun pergi untuk mencari bantuan.
11.EXT. HALAMAN VILA TUA — CONTINUOUS
Kai melangkah semakin dalam ke halaman vila tua itu. Terlihat rumput-rumputnya yang tinggi. Banyak daun kering yang tak pernah disapu. Kai berjalan menunduk perlahan, berusaha mencari kalung kuncinya di antara rumput-rumput.
Karena tak kunjung menemukan, sesaat Kai meluruskan tubuhnya dan mendongak menatap vila tua di depannya. Dia menatap jendelanya yang berdebu, lalu sarang laba-laba di dekat atapnya. Ada bekas terbakar di dinding. Ada tiang-tiang besi berkarat. Di tiang-tiang itu, dia melihat kalung kuncinya tergantung di sana.
Kai memanjat pohon. Saat posisinya sudah dekat dengan kalung kuncinya, Kai berusaha menjulurkan tangannya dari sana. Kai terus menjulurkan tangannya dengan hati-hati. Tangan dan tubuhnya gemetar menahan keseimbangan. Hingga tiba-tiba salah satu kakinya tergelincir. Tubuh Kai oleng.
CUT TO BLACK
12.INT. LANTAI BAWAH VILA TUA — MOMENTS LATER
Samar-samar terlihat langit-langit yang kotor penuh sawang. Kai membuka matanya perlahan. Langit-langit itu terlihat semakin jelas. Pandangannya bergerak ke sekeliling. Terlihat ruangan yang kusam, kotor, dan berantakan. Kai menyadari dirinya sedang terbaring di lantai. Dia terbatuk sambil berusaha bangkit duduk.
Kai duduk sambil menengadah, menatap ke sekeliling ruangan vila tua. Wajahnya terlihat bingung, berusaha mencerna di mana dia berada. Perlahan, di samping pundaknya muncul SEORANG GADIS yang berucap di dekat telinganya. Gadis itu adalah CHO (16).
Kai langsung tersentak kaget dan berteriak, membuat Cho ikut kaget. Kai langsung menarik tubuhnya menjauh dan membalik badannya. Di depannya terlihat Cho yang duduk bersimpuh. Cho mengenakan dress selutut warna pastel lembut dan rambut panjang yang dikepang. Wajahnya melongo bingung.
Kai membeku. Matanya mengerjap-ngerjap. Cho pun tersenyum menyapanya.
Kai masih membeku. Cho mendekat sambil mengulurkan tangannya untuk memeriksa wajah Kai, tetapi Kai otomatis menarik tubuhnya ke belakang dan membuat tanda stop dengan tangannya.
Cho langsung mematung. Kai menahan rasa takutnya dan mencoba mengamati wajah Cho di depannya. Cho terlihat sangat cantik dan dreamy. Sesaat, Kai terpesona.
Panggilan Rasyid membuat Kai menoleh ke pintu depan.
Kai kembali menoleh untuk mencari Cho, tetapi Cho telah menghilang. Kai kaget. Dia melihat ke kanan dan kiri untuk mencari Cho, tetapi Cho benar-benar menghilang.
Di belakang Kai terlihat Rasyid dan Ryan berhasil membuka pintu dan langsung berlari menghampiri Kai. Sementara itu, Kai masih membeku menatap ke sekitar vila. Rasyid menyentuh pundak Kai sambil memeriksa kondisinya dengan cemas.
Kamera berpindah ke luar jendela vila yang terbuka. Dari balik jendela, terlihat Rasyid dan Ryan membantu Kai berdiri. Seekor kupu-kupu hinggap di tepi bingkai, kemudian terbang.