Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
93 EXT. PERBATASAN KAMPUNG NELAYAN-MALAM (FLASH BACK)
Ali & Asoka berdiri di hadapan Rizal. Di sekitar mereka banyak mobil pengangkut ikan. Rizal berjalan mendekati Ali.
RIZAL
Cita-cita juga harus dibarengi kemauan dan ilmu, Kak.(bergumam)
Aku titip Asoka.
CUT BACK TO
94 EXT. TERAS PAVILIUN CEMARA RUMAH SAKIT – MALAM
Rizal menatap Aulian kesal.
RIZAL
Kau tidak lupa pesanku sebelum kalian meninggalkan kampung?
AULIAN
Aku tidak lupa
RIZAL
Kenapa kau tidak menjaganya?
Aulian tertunduk.
AULIAN
Maaf (pelan)
Rizal mendengkus.
AULIAN
Akan aku ceritakan semuanya.
Dia lalu berjalan menuju taman di depan teras Paviliun Cemara. Malam sepi. Aulian duduk. Disusul Rizal. Aulian menatap langit penuh bintang.
AULIAN
Setelah meninggalkan kampung, kami tiba di kota. Ada orang baik yang mau memperkerjakan kami. Kami sangat senang. Bisa mendapatkan upah dan juga buku untuk mendapatkan ilmu.
START OF MONTAGES
-Asoka dan Ali tiba di rumah Marwan. Lalu memikul karung terigu. Sedangkan Asoka melayani pembeli rumah makan
-Asoka dan Ali diburu Satpol PP saat berjualan mainan dan kue tradisional hingga ikat rambutnya terjatuh dan Ali memungutnya dan menyimpannya di saku celana
-Asoka dan Ali saat menghadapi pencuri. Mereka berlari di malam hari hingga mereka berpisah. Ali melihat Asoka melambaikan tangan. Ali berlari hingga jatuh pingsan di depan masjid.
-Ali remaja dilatih sholat dan mengaji oleh Ahmad di musala rumah Ahmad. Kakak dan adik angkat Ali bersama-sama sholat berjamaah diimami Ahmad
-Ali berada di ruang perkuliahan dan berdiskusi dengan dosen di kampus
-Ali memimpin rapat proyek di ruang kerjanya. Setelah selesai, Ali keluar dan beberapa karyawan menunduk hormat padanya.
-Ali menemukan Asoka saat berada acara makan bersama di rumah Pak RW dalam keadaan pingsan
END OF MONTAGES
CUT BACK TO
95 EXT. TAMAN DEPAN PAVILIUN CEMARA - MALAM
Rizal tertunduk mendengar penuturan Aulian. Dia mengusap wajahnya. Aulian memerhatikan semua gerakan Rizal.
Rizal menatap Aulian.
RIZAL
Kasus narkoba ini tidak simple (beat). Asoka masuk dalam jaringan Malik.
Aulian berdiri setelah mendengar kalimat Rizal. Menatap tajam pada adiknya.
AULIAN
Apa maksudmu? Kau ingin memenjarakan Asoka? Dia itu korban, pecandu. Bukan pengedar!
Rizal berdiri menghadapi Aulian. Wajahnya tegang
RIZAL
Aku juga tidak ingin Asoka dipenjara. Jika dia bukan kurir, maka Asoka hanya akan direhabilitasi
AULIAN
Apakah kau tahu kondisi Asoka sebenarnya? Dia sakit parah, Zal. Semua itu karena Malik mencecokinya obat sejak remaja. Menjadikannya kurir hingga Asoka dipenjara. (beat).Sekarang, ginjal Asoka juga bermasalah!
Rizal terdiam. Wajahnya memerah menahan kesal. Tiba-tiba telepon Aulian berdering.
ERIK (OS)
Kekasih mu terbangun, Kak.
AULIAN
Kau ini…Baik, aku kesana.
Ponsel dimatikan. Aulian berdiri dan memberi kode agar Rizal mengikutinya. Rizal melangkah tergesa di samping Aulian.
AULIAN
Asoka bangun. Jangan bicara apapun padanya soal kasus yang kau tangani.
Rizal mengangguk dan segera memutar gagang pintu.
CUT TO
96 INT.KAMAR PAVILIUN CEMARA RUMAH SAKIT MEWAH– MALAM
Rizal segera masuk dan mendekati pembaringan Asoka. Aulian mengikutinya dan menjaga jarak dari Rizal.
RIZAL
Soka…Ini aku. Rizal (bergetar)
Asoka menatap Rizal. Bibir mungilnya tersenyum. Lalu dia meringis seperti menahan sakit. Lalu Asoka kembali tersenyum lebar. Matanya berbinar melihat Rizal. Tangan Asoka yang sedang dipasangi jarum infus, terangkat pelan mencoba menggapai Rizal. Rizal mendekat dan menggenggam tangan Asoka yang sedang terangkat.
ASOKA
(berbisik lemah)
Maaf,Zal. Aku salah arah dan tak bisa menemukan jalan pulang.
Aulian mendekati Rizal. Erik segera berdiri dan berjalan mendekat dan berdiri di sisi Aulian. Erik tersenyum jahil menatap Aulian.
ERIK
(berbisik)
Kak, Asoka itu sahabatmu dari kecil?
Aulian menoleh pada Erik.
ERIK
Sepertinya, Pak Kapolsek itu mencintai Asoka. Apakah kau juga mencintainya?
Aulian tertegun menatap tajam pada Erik. Lalu melihat Rizal dan Asoka berpelukan. Wajah Aulian terlihat datar.
AULIAN
Bicaramu ngelantur
Aulian segera membalikkan tubuh, namun Asoka memanggil namanya.
ASOKA
Kak Ali…
Aulian berhenti. Dia tersenyum lalu berbalik dan melangkah mendekati Asoka dan Rizal. Asoka menatap Rizal dan Ali bergantian. Wajahnya terlihat bahagia.
ASOKA
Aku merindukan kalian.
AULIAN
Aku akan menjagamu Asoka. Kau tidak akan sendiri lagi.
Tangan Aulian mengusap rambut Asoka dengan lembut. Rizal melihatnya. Aulian merangkul tubuh Rizal dan menatap adiknya dengan senyum. Ali, Rizal dan Asoka tersenyum.
RIZAL
Gadis nakal. Tukang manjat pohon.
Asoka tersenyum, meraih tangan Rizal dan menggenggamnya. Rizal membalas genggaman itu. Ahmad dan Erik berdiri dan tersenyum melihat pertemuan itu.
FADE OUT