Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Asoka melirik Ali. Dia duduk menghadap pemuda di depannya.
ASOKA (CONT'D)
Kak, aku rindu bapak dan ibuku...
ALI (VO)
Kita sama Asoka. Ah... tidak. Orangtuaku tidak mungkin merindukanku bukan? Mereka bahkan membiarkanku di tengah laut...
CUT TO
42 INT. RUANG DAPUR RUMAH ALI & RIZAL- MALAM
Ibu Ali sedang meminum air putih. Lalu meletakkannya di meja makan. Dia terus menatap gelas itu. Perlahan air matanya jatuh. Bapak masuk. Terdiam sejenak menatap punggung Ibu. Lalu berjalan pelan dan mengusap bahu Ibu. Ibu masih diam dan menangis pelan. Lalu mendongak menatap Bapak.
IBU ALI
Apakah dia baik-baik saja?
Bapak diam.
IBU ALI
Pak, aku tetaplah ibunya. Aku kangen Ali, Pak.
Bapak mengangguk-angguk sambil terus mengusap bahu Ibu. Lalu membelai kepala Ibu.
INSERT TO
Rizal mengintip dari balik gorden tengah.
BAPAK
Doakan yang terbaik untuk dia
Ibu mengangguk
BAPAK
Tidurlah. Bukankah besok kita akan antar Rizal masuk SMA?
Ibu berdiri ditemani Bapak.
INSERT TO
Rizal bergegas melangkah menuju kamarnya,kembali ke pembaringannnya.
RIZAL
(Bergumam)
Aku merindukanmu, Asoka. Semoga kau baik-baik aja bersama Kak Ali.
CUT BACK TO
43 EXT. ATAS ATAP RUMAH KOSONG- MALAM
Ali menoleh menatap Asoka yang duduk di sampingnya.
ALI
Tunjukkan kemampuanmu dulu baru kembali ke kampung. Sekarang, ayo kita turun!
ASOKA
Kak, apakah kau percaya Tuhan itu Maha Adil?
Ali terdiam mendengar pertanyaan Asoka.
44 INT. RUMAH PEMILIK KUE- MALAM
Asoka dan Ali tidur di ruangan yang biasa ditempati sang pemilik usaha kue mengemas jualannya. Ruang yang berbatasan langsung dengan dapur. Ali tidur di kursi panjang, Asoka tidur di kasus lipat yang sudah lusuh dan tipis. Di sekelilingnya mereka terletak beberapa baskom, plastik kemasan dan sebuah lemari kayu yang terlihat masih baru.
INSERT TO
Sekelompok orang sedang berusaha membuka pintu. Setelah berhasil, mereka masuk.
Asoka terbangun dengan mata berat mendengar suara-suara dari arah depan ruangan. Dia segera membangunkan Ali.
ASOKA
(mengguncang tubuh Ali beberapa kali) Kak, bangun!!
Ali menggosok matanya lalu bangkit dan turut mendengar suara bentakan dari dari ruang depan.
PENCURI #1 (OS)
Kita ambil semua benda elektronik rumah ini!
PENCURI #2 (OS)
Yang lain ke ruang belakang!
Terdengar langkah kaki mendekat. Ali meraih tangan Asoka dan bergerak perlahan menuju ruang belakang. Di sana ada pintu keluar.
ALI
(berbisik) Ayo lari. Mereka lebih dari satu orang.
Asoka mengangguk. Namun saat hendak membuka pintu, dua orang masuk melihat mereka.
PENCURI #3
Tangkap mereka!
PENCURI #4
Ayo !! Lumayan buat Bos!!
Ali mendorong Asoka agar segera keluar dari rumah itu. Dia sendiri menghadapi kedua pencuri bertampang sangar itu. Kedua orang itu bukanlah tandingan Ali. Dari segi fisik mereka lebih terlihat kekar. Ali berhasil membuat salah satu dari mereka menjerit terkena batu ulekan di bagian kaki yang diberikan Asoka.
Saat itulah, Ali dan Asoka berhasil keluar dari rumah.
INSERT TO
Pencuri #1 menolong temannya dan segera berlari menyusul Ali dan Asoka.
CUT TO
45 EXT. Jalanan kawasan rumah padat penduduk - DINIHARI
Ali memegang tangan Asoka sambil berlari. Beberapa kali dia menoleh. Kini mereka dapat melihat ada tiga orang yang mengejar mereka. Ali melihat Asoka yang tampak kewalahan berlari. Mereka terus berlari namun tetap dapat terkejar.
ASOKA
Kak, kita berpencar!
ALI
Tidak! Bahaya! Mereka tiga orang!
ASOKA
Aku ke sini, dan kau ke jalan sana. Jika salah satu dari kita tertangkap, maka satunya lagi bisa menolong.
ALI
Tidak bisa begitu,Soka. Kita harus bersama!
ASOKA
Diantara kita harus ada yang selamat, Kak!
Asoka berlari mengambil jalur kiri. Ali berhenti sejenak. Dia menoleh dan pengejarnya belum terlihat.
ALI
(berteriak) Asoka! Asoka!
Ali melihat Asoka melambaikan tangan ke arahnya. Lalu berbalik dan berlari. Ali menghela napas panjang lalu segera berlari saat melihat pencuri itu melihatnya. Nafas Ali tersengal, dia berhenti dan menunduk memegang kedua lututnya. Mengusap peluh di wajah dan lehernya. Dia menoleh ke belakang. Tak seorang pun yang mengikutinya. Seketika wajahnya pias.
ALI
Aso...ka...Tolonglah dia Tuhan...
Terdengar azan subuh tak jauh dari tempat berdiri. Lelah fisik dan memikirkan keselamatan Asoka, membuat Ali jatuh terkulai di depan pagar masjid. Seseorang mendekat.
SPLIT SCREEN
Asoka bersembunyi di sebuah halte yang dijadikan jualan saat pagi menjelang. Di sana ada sebuah gerobak. Di belakang sanalah Asoka bersembunyi. Wajahnya pucat menunduk memegang lututnya yang kian gemetar saat mendengar langkah-langkah mendekat. Dia ingin pergi tapi sudah sangat lelah berlari. Tiba-tiba seseorang menarik keras tubuhnya. Asoka tersentak. Mulutnya dibekap dan dibuat pingsan. Asoka pun dibawa oleh beberapa orang.
FADE IN
Tujuh tahun kemudian
46 EXT. HALAMAN LOBI PERUSAHAAN PROPERTY - PAGI
Seorang pemuda bertubuh tegap, wajah tirus dan tampan dengan rambut tersisir rapi. Mengenakan kemeja cokelat krem lengan panjang, turun dari sebuah mobil mewah. Wajahnya datar lalu memandang ke arah kantor yang menjulang tinggi di depannya. Dia adalah AULIAN BASIRA GHAYDA (24 tahun). Identitas baru Ali.
AULIAN
(menatap arlojinya)Pak Nang!
Seorang pria turun dan datang tergesa menemui Aulian. Dia membungkuk sopan lalu menatap pemuda di depannya.
AULIAN
Nanti Bapak langsung jemput ayah saja.
NANANG
(wajah terkejut)
Lho, Pak Aulian mau bawa kendaraan sendiri?
AULIAN
(tersenyum dan menepuk bahu Nanang)
Aku bisa sendiri kok, Pak. Lagipula dari ada saudaraku yang mau datang ke sini.
NANANG
Saudara yang mana, nih Pak?
AULIAN
Erik. Saya ke atas dulu. Mau rapat. Jangan lupa pesanku tadi, Pak.
Aulian lalu melangkah pasti menuju ke dalam gedung. Pak Nanang masuk ke dalam mobil dan memarkir kendaraannya di parkiran khusus bertulis : DIREKTUR
47 INT. LOBI GEDUNG BUANA PROPERTY - PAGI
Aulian melangkah masuk ke lobi. Resepsionis dan karyawan yang berpapasan dengannya menunduk hormat. Dua resepsionis berbincang sambil menatap Aulian lalu saling berbisik.
RESEPSIONIS #1
Mana tahan liat bos cakep dan pintar seperti itu. Moga dia jatuh cinta sama gue.
RESEPSIONIS #2
He… mimpi di siang bolong. Cakep tapi dingin.
RESEPSIONIS#1
Dia tadi senyum kok. Tapi… senyum sama Pak Nanang sih. (sambil membetulkan rambutnya)
Resepsionis #2 mencibir. Lalu mendekati rekannya itu.
RESEPSIONIS #2
Kali aja dia homo.
RESEPSIONIS #1
Eitss… jangan fitnah. Gebetan gue itu, cakep, lulusan Ekonomi kampus ternama. Umurnya aja baru 24 tahun. Ga mungkin dia homo. Elo gila.
RESEPSIONIS #2
Dasar bucin!!
48. INT. DEPAN LIFT – PAGI
Aulian berdiri depan lift. Di sebelahnya tiga karyawati memandangnya dengan kagum. Lift terbuka. Dua orang karyawan terlihat menunduk saat melihat Aulian masuk. Mereka semua melihat ke arah Ali yang berdiri paling depan.
KARYAWAN #1
Pagi, Pak
AULIAN
Pagi
Aulian lalu memencet angka di lift. Karyawati perempuan menatapnya terpesona. Dua karyawan pria lainnya tersenyum mengejek pada rekannya yang menatap Aulian tak berkedip. Aulian tak peduli dan hanya memandang angka lift berganti.
CUT TO
49. INT. RUANG MEETING BUANA PROPERTY - PAGI
Aulian muncul di pintu. Lalu menyapa bawahannya yang sebagian besar manajer.
AULIAN
Selamat pagi
PARA MANAJER
Pagi.
Aulian mengangguk dan mengangkat tangan mempersilakan duduk. Seluruh stafnya duduk.
AULIAN
Silakan presentasekan rencana pembangunan proyek baru kita.
Aulian lalu duduk di sisi meja rapat. Membiarkan kursi besar yang biasa digunakan untuknya duduk saat sedang rapat, kosong. Semua orang diam menunggu. Seorang wanita KIKA WIJAYA (30) tahun, Manajer Proyek berdiri dan menjelaskan di depan layar proyektor.
KIKA
Terima kasih, Pak Direktur. Proyek baru kita akan dibangun dekat kawasan pantai. Dengan konsep sea view dan untuk kalangan elit. Riset awal menunjukkan, bahwa Buana Property merupakan perusahaan pertama yang akan membangun kawasan perumahan konsep villa tepi laut di sana. (beat)
Data riset akhir termasuk perencanaan budget akan kami berikan dua pekan lagi. Saat ini, model rumah yang telah diberikan tim arsitek dapat dilihat di layar laptop bapak masing-masing.
Tampak Aulian serius mendengar paparan KIKA. Notifikasi WA dari ponsel Aulian berbunyi. Namun dia masih menatap presentase Kika. Notifikasi WA kembali berbunyi. Aulian membuka pesan. Matanya membulat, terkejut. Dia berdiri
AULIAN
Kalian lanjutkan rapatnya. Pak Azis nanti sampaikan hasil presentase dan masukan dalam rapat ini. Maaf, saya ada hal mendesak. (menunduk hormat)
Seorang pria, AZIS (37) Wakil DIrektur berdiri.
AZIS
Baik, Pak
CUT TO
50. INT RUANG KERJA ALI – PAGI
Dia menelpon seseorang sambil berdiri dekat sofa.
ALI
Kali ini, jangan salah orang, Pak Nanang
NANANG (OS)
Mudah-mudahan sih tidak, Nak Aulian.
Ali tersenyum lebar, matanya berbinar.
ALI
(bergumam)
Semoga itu kau Asoka
Ali menaruh berkasnya dan keluar ruangan.
CUT TO