1. EXT. LAPANGAN — PAGI
Memasuki bulan Desember, Para pengurus OSIS mengadakan classmeeting seusai berakhirnya Penilaian Akhir Semester. Perlombaan pertama yang dilakukan adalah futsal antar kelas di sekolah tersebut. Di pagi hari ini, lomba futsal telah memasuki tahap final.
SELIN
SEMANGAT 11 IPA 1!!!
ERTA
GO 11 IPA 1 GO!!
FINA
11 IPA 1 PASTI MENANG!!!
ZOYA
(Diam. Fokus menatap orang-orang di lapangan)
Para supporter mengelilingi area pinggir lapangan dengan teriakan untuk menyemangati tim yang akan bertanding.
SELIN
(Menoleh ke Zoya. Menyundul bahu Zoya) Zoy. Kenapa?
ZOYA
Ah oh, engga kok. Ngga kenapa-kenapa.
SELIN
Oh oke. (Kembali melihat ke lapangan) AYO BARO! SEMANGAT! SARANGHAE BARO!! WOOO!
ERTA
Oh gitu. Jadi lu sama dia?
SELIN
Ehe. Iya.
ZOYA (V.O.)
(Menghela nafas. Menunduk) Aku bingung. Tim mana yang harus aku dukung? (Menoleh ke kanan) Tim 11 IPA 1? (Menoleh ke kiri) Atau Tim 11 IPS 1?
FX: Suara peluit yang nyaring sebagai tanda dimulainya pertandingan.
ZOYA
(Pandangan tegak. Melihat satu pria dari tim yang berbeda) Aku baru ingat kalau 11 IPS 1 itu... kelasnya Rafa.
Zoya melihat pergerakan Rafa yang lumayan gesit mengejar bola. Kemudian dia melihat Dafin yang merebut bola dari lawannya. Lelah mengikuti pergerakan mereka yang cepat, Zoya memilih untuk menunduk sejenak. Tiba-tiba ada yang memanggil Zoya.
KAK ZAWIR (O.S.)
Zoya.
ZOYA
(Menoleh ke belakang) Eh. Kak. (Tersenyum)
KAK ZAWIR
(Membalas senyum) Bisa ikut aku bentar?
ZOYA
Oh. Iya. (Berdiri. Berjalan mengekor di belakang Kak Zawir)
RAFA
(Menunduk dengan kedua tangan di pinggang. Mengatur nafas. Menoleh ke Zoya. Mengernyitkan dahi) Heran, orang itu ngapain lagi? Mereka mau kemana? (Menggeleng. Kembali fokus mengejar bola)
CUT TO:
2. INT. RUANG RAPAT — PAGI
Di ruangan tersebut, Kak Zawir menyampaikan sesuatu yang cukup genting kepada beberapa pengurus OSIS.
KAK ZAWIR
Kemarin sempat ada keluhan dari seksi empat soal vendor untuk pensi. Aku sudah kasih saran untuk ganti vendor lainnya, mumpung masih ada waktu H- 2 bulan. Tapi, seksi empat menolak.
ERTA
Izin menyanggah. Kami bukan menolak, tapi masih melakukan perbandingan dengan vendor-vendor lain. Vendor yang sekarang ini... mereka bilang kalau harga yang kemarin malah dinaikkan. Alasannya karena kalau dipakai tahun depan, harganya jadi naik.
FERDI
Tanya ke yang sering buat bazaar. Asti! Mungkin lu tahu vendor yang lain.
ASTI
Gue sudah coba hubungin vendor yang gue tahu. Rata-rata harganya emang segitu, guys.
ALEX
Berarti... Yang diubah total anggaran dananya.
ERTA
Nah, itu. Tapi kalau anggaran dinaikkan, malah imbasnya ke yang lain. Kayak dana buat kebutuhan bintang tamu.
ZOYA
Kalau seinget gue dulu tuh... Pensi tahun lalu juga sempat ada kendala di dana, nah terus didiskusikan sama Bu Dea. Hasilnya, dapat tambahan dana dari kepsek.
KAK ZAWIR
Gak cuma itu, Zoya. Kami dari OSIS juga mengupayakan dana tambahan lewat jualan.
ZOYA
Oh! Iya! Saya ingat, kak. Yang Rafa jualan bareng Kak Caca, 'kan?
ALEX
Ada gue juga disitu, Zoy. Ck, gue baru ingat sekarang. Haha!
ERTA
Berarti, gue sama anggota seksi empat, jualan nih?
ASTI
Ya engga cuma seksi lu lah... pengurus OSIS juga bakal ikut jualan. Sans aja.
FERDI
Jualan merchandise aja. Ya 'kan?
KAK ZAWIR
Boleh juga tuh.
PIYO
Merchandise ya? Anak-anak seni di seksi gue siap! (Hormat. Tersenyum lebar)
ZOYA
Oke. Kalau gitu... Rombak lagi total dananya. Kalau sudah, kasih ke gue. Ntar gue obrolin sama Kak Zawir dan Bu Dea. (Jempol)
ERTA
Itu! Zoy. Boleh sekalian bahas merchandise apa yang mau dibuat?
ZOYA
Boleh dong! Silakan.
Mereka mengobrol dengan serius diselingi gelak tawa meski yang hadir rapat hanya beberapa orang. Karena yang lainnya masih mengurus dan menonton pertandingan futsal. Bahkan ada pengurus OSIS yang masih bertanding. Seperti Rafa dan Andra.
CUT TO:
3. EXT. LAPANGAN — MENJELANG SIANG
Seusai rapat, semua orang meninggalkan ruang rapat dan kembali ke lapangan. Pertandingan masih belum berakhir. Zoya berjalan bersama Erta menuju kawan-kawan dari 11 IPA 1.
ZOYA
(Menoleh ke arah lapangan. Menatap pergerakan Rafa)
ERTA
(Menunjuk ke arah Selin) Itu mereka disana, Zoy.
ZOYA
Oh? (Menoleh ke Erta. Mengangguk) Iya, iya.
Mereka berjalan diiringi sorakan para supporter. Tiba-tiba peluit berbunyi dan supporter melenguh, tanda ada suatu masalah terjadi.
ZOYA
Yah, sudah selesai futsalnya.
ERTA
Belum Zoy. (Melihat intens ke arah lapangan. Menunjuk) Itu ada yang kesakitan.
ZOYA (V.O.)
(Terbelalak. Langsung menoleh ke lapangan) Hah? Rafa pernah keseleo. Itu bukan Rafa 'kan?
Ternyata pertandingan kembali berlanjut, meski tanpa Andra. Zoya dan Erta telah duduk bersama Selin dan Fina.
ZOYA
Huft. Ternyata Andra.
ERTA
Kasihan Andra. Bentar, deh. Gue nyusulin Andra. Bye!
SELIN
Lah. Cabut dia.
FINA
Emang mereka satu seksi?
ZOYA
Engga. Tapi mereka tetanggaan.
FINA
Kayak kamu sama Dafin ya?
ZOYA
Hu'um. Btw, skornya sudah berapa?
FINA
Oh, skornya sudah 2-0
SELIN
Sudah ketebak lah ya... Mana yang dapat skor 2. Mana yang belum cetak goal sama sekali. Hm.
ZOYA
Loh?! Tim kita belum cetak goal?!
SELIN
Udah lah. Udah pasrah. Lihat noh muka mereka. Muka-muka pasrah.
ZOYA
Yaa... Gak apa sih. Mungkin mereka mikirnya, juara 2 masih dapet hadiah kok. (Tertawa)
FX: Suara peluit menandakan bahwa pertandingan berakhir.
Zoya mengedarkan pandangan untuk mencari keberadaan Rafa. Pandangannya terpaku pada Rafa yang full senyum dan ber-tos ria dengan teman-temannya.
ZOYA
Alhamdulillah. Dia kelihatan senang banget. (Tersenyum)
SELIN
Zoy. Lu senyum?
ZOYA
(Khawatir ketahuan sedang tersenyum ke arah Rafa. Stay cool) Ya, kenapa Sel? Gak boleh?
SELIN
Ya, gak papa sih. Menang-kalah sudah biasa di perlombaan.
ZOYA
Meskipun nice try, tapi tetap full senyum everyday.
SELIN
Anjay, mantep. (Mengangkat jempol)
Dafin dan Baro berjalan mendekati Zoya, Selin, dan Fina. Mereka masih memakai baju futsal tim 11 IPA 1 dengan bercucuran keringat.
SELIN
Wah! Si kapten IPA 1 nih! (Spontan mengambil tisu. Mengelap wajah Baro)
BARO
(Melebarkan kedua netranya. Bibir terkatup dan tersenyum)
FINA
Oh gitu ya? Go public nih ceritanya? (Terkekeh)
BARO
Thanks ya.
SELIN
Hu'um. (Senyum malu-malu) Eh, Fin. Nih tisunya.
FINA
Hah? Buat apa?
SELIN
Buat itu. (Menunjuk Dafin dengan lirikan mata)
DAFIN
Zoya mana?
Mereka baru sadar kalau Zoya telah hilang dari dekat mereka. Alhasil mereka berempat menoleh ke arah yang sama. Sama-sama melihat Zoya sedang sibuk mengobrol dengan salah satu anggota tim lawan.
SELIN
Kayaknya Zoya gak bisa jauh-jauh dari wakilnya.
FINA
Iya. Bentar lagi pensi, jadi wajar mereka tetap mikirin kerjaan di saat libur gini.
DAFIN
(Memalingkan pandangan dari Zoya. Wajah datar)
DISSOLVE TO.