Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
LORD OSIS
Suka
Favorit
Bagikan
8. Terlalu Manis Terlalu Pahit

1. INT. KELAS ZOYA — SIANG

Zoya duduk bersama Selin, sedangkan Fina duduk bersama Dafin di belakang bangku Zoya. Tapi Dafin telah keluar kelas karena sekarang sedang jam istirahat. Mereka bertiga saling mengobrol dengan Zoya dan Selin yang berbalik badan ke arah Fina. 


SELIN
Seriusan ya... (Mencolek lengan Fina) Setelah Zoya kasih tahu kalau Baro suka aku, aku merasa ada di tempat yang paling indah, paling bahagia, dan paling aman di dunia.


ZOYA
Selin jadi bucin deh.


FINA
Terus gimana pas kamu deketin dia? Baro sudah bilang apa ke kamu?


SELIN
(Menggeleng) Sebenarnya, gak apa sih kalau dia suka aku, tapi gak bilang apa-apa. Daripada aku ganggu fokusnya belajar biologi, ya 'kan? Mending aku sama dia saling support aja. (Tertawa gemas)


ZOYA
(Tersenyum tipis ke arah Selin)


FINA
Iya sih. Emang gitu resikonya suka sama orang 3c. Cerdas, cakep, caem. Kalau Dafin... 


ZOYA
Sama aja. Eh, Fina. Kamu kok bisa sih... suka sama Dafin?


FINA
SSSHHH (Meletakkan jari telunjuk di mulut) Jangan rame-rame ih!


ZOYA
Ups, sorry.


FINA
Aku juga engga tahu sih.


SELIN
Lu suka dia pas lagi ngajarin lu, ya 'kan?


FINA
Salah satunya itu sih.


ZOYA
Karena good looking itu pasti.


SELIN
Tapi yang sering deket sama Dafin, 'kan lu, Zoy. Terus kamu beneran engga sempat ngerasain ada kupu-kupu di perutmu, gitu?


ZOYA
Oh, engga pernah.


FINA
Huf, berarti aman lah ya. Berarti engga bakal ada drama sahabat yang suka crush sahabatnya sendiri haha! 


SELIN
Terus kamu suka sama siapa, Zoy?


ZOYA
Aku? Aku. Aku... sama siapa?


Karena Zoya tak menjawab, Selin dan Fina kembali mengobrol berdua. Sedangkan Zoya terjebak dalam pikirannya sendiri yang sedang melanglang buana. Dia melihat gawai.

INSERT: Nama "Rafaizan" terlihat di layar gawai Zoya.


ZOYA (V.O.)
Ini anak kemana ya? Kok engga bales chat gue?


FLASHBACK

INT. RUMAH RAFA — MALAM

Semua orang di rumah itu gempar saat melihat Rafa dibopong oleh dua wanita, Zoya dan Kak Rifa. Mereka membawa Rafa menuju salah satu kamar. Lalu seorang pria dengan ransel segera memasuki kamar itu. Zoya ingin melihat dan menemani Rafa, tapi Kak Rifa mengajaknya keluar dari kamar.

Di ruang keluarga, Zoya duduk bersama dengan Kak Rifa dan Dik Revan yang baru ditemuinya. Sedangkan kedua orang tua Rafa berada di dalam kamar. Mereka setia menemani anak tengahnya yang terbaring lemah.


KAK RIFA
Maaf banget ya, jadi ngerepotin kamu. Huf...


ZOYA
Ah engga kok, Kak. Rafa itu teman saya, makanya saya harus nolongin Rafa.


KAK RIFA
Iya sih. Kalian sama-sama ketos. Jadi bisa saling tahu kabar masing-masing. Ck. Dia kalau sama aku nih, bisanya cuma ceritain yang menurutnya seru. Giliran ditanya gimana keadaannya, eh malah menghindar. 


ZOYA
Maaf, Kak. Kalau boleh tahu, Rafa sakit apa ya?


KAK RIFA
Dia punya turunan diabetes. 


ZOYA
(Kaget. Mata terbuka) Oh, diabetes itu artinya Rafa engga boleh yang manis-manis, ya, Kak? 


KAK RIFA
Boleh sih. Tapi engga boleh banyak-banyak. Tapi engga cuma itu, Zoya. Dia sebisa mungkin harus kurangin makanan yang digoreng. Lemak jenuhnya itu loh, bahaya buat penderita diabetes. Terus dia itu sudah berusaha ngatur pola makannya. Biasanya tuh dia kalau engga makan nasi, yaa roti gandum. Tambahannya ada jus dan salad.


ZOYA
Oh gitu. Mungkin selama dua hari, Rafa lupa engga jaga pola makan, Kak.


KAK RIFA
Kayaknya sih gitu, Zoya. Ck. Biarin dokter aja yang periksa kondisinya. Sekalian cek gula darahnya.


ZOYA
Kira-kira kenapa sama gula darahnya, Kak?


KAK RIFA
Biasanya sih, kalau ayahku tiba-tiba pusing, mirip Rafa gitu, berarti gula darahnya lagi gak stabil, entah naik atau turun dari ambang batas. Hm. Aku dulu juga pengen jadi dokter. Tapi, jadinya terapis. But, it's okay. Not bad.


BACK TO:

INT. KELAS ZOYA — SIANG

Zoya baru mengetahui bahwa rekan kerjanya itu juga punya penyakit yang selama ini disembunyikan dengan rapi. Lamunan akan kejadian kemarin di rumah Rafa segera lenyap, berganti dengan keadaan dirinya yang sedang di dalam kelas 11 IPA 1.


ZOYA (V.O.)
Tapi... dengan menyembunyikan, apakah itu nyaman? Bukannya malah tambah sakit ya? Eh, coba lihat diri Zoya sendiri deh. Yang tahu aku punya kelainan lordosis siapa aja? Selin, Fina, Mama, Papa, Nola, sama Rafa. (Menggerakkan kepala ke kanan dan ke kiri. Melemaskan leher dan kedua pundaknya) Hm. Apa karena... dengan menyembunyikan kelemahan, membuat orang lain tak bisa menghakimi dan menyerang ya? Kalau dulu semua orang tahu lordosisku... belum tentu mereka mau pilih aku jadi ketos, ya 'kan? 


DAFIN (O.S.)
ZOYA!!


Pekikan itu membuat keramaian di kelas menjadi lengang seketika. Dafin beserta dua orang di belakangnya berjalan cepat menuju Zoya. Tatapan mereka terlihat tidak ramah, seperti menahan amarah.


ZOYA
Hah?! Ada apa? 


ERTA
(Meletakkan gawainya dengan kasar di meja tepat di depan Zoya) Lu lihat sendiri.


INSERT: Potongan video tentang kejadian di galeri. Zoya dan Rafa terlihat berdiri dengan jarak lumayan dekat.


ALEX
Bisa lu jelasin, Zoy?


ZOYA
Huf... Iya itu gue. Gue nolongin Rafa yang kesakitan. Anak-anak OSIS tahu sendiri, kalau kemarin hati Sabtu, gue yang bantuin Rafa pas dia lagi kesakitan, benar 'kan?


ERTA
Tapi Rafa sama lu kelihatan mesra, Zoy.


SELIN
Cuma kelihatan, bukan berarti itu yang sebenarnya terjadi. Eh. Lu semua kalau mau nyalahin sahabat gue, jangan pakai video ngaco kayak gini ya!


ERTA
Gue gak nyalahin Zoya! Video itu sudah kesebar ke satu sekolah.


ALEX
Ya, jadi ada orang yang kirim video itu di medsos. Terus nge-tag beberapa anak-anak di sekolah, salah satunya gue sama Rafa.


BU DEA
(Memanggil dengan tegas dan tanpa tersenyum) Zoya.


Zoya langsung berdiri, lalu berjalan cepat menuju guru tersebut. Terlihat dia mengikuti guru bersama satu siswa yang lainnya. 


ERTA
(Bersuara pelan) Loh itu Rafa.


ALEX
Oh iya! Gue harus ikut ke sana.


ERTA
Lex, Lex! Lu kenapa-


Seusai mereka keluar kelas, Dafin duduk di samping Fina. Dia melihat wajah khawatir dari dua teman sekelasnya itu. Helaan nafasnya terdengar.


DAFIN
Mungkin pelakunya itu fans-nya Rafa.


FINA
Mungkin. Bisa jadi.


SELIN
Buset dah. Idolanya disentuh, fans fanatik langsung nyebar fitnah.


FINA
Hm... Mereka berdua lumayan dekat sih. Tapi 'kan memang karena mereka rekan kerja.


DAFIN
Kira-kira, Zoya bakal dapat hukuman apa ya?


FINA
Paling parah sih... 


SELIN
Ya didepak dari jabatan ketos.


Dafin menggaruk kepalanya sembari pandangannya terarah ke tas milik Zoya. Dia tersenyum tipis dan ingatannya kembali ke sebuah kenangan.


FLASHBACK

INT. GALERI — MALAM

Seusai dari toilet, Dafin berjalan santai bersama kakaknya menjauhi toilet. Saat melangkah, Dafin menangkap sosok wanita yang sibuk mengarahkan gawainya ke lukisan di galeri. Awalnya Dafin mengabaikan wanita itu. Tapi dia mulai curiga.


DAFIN
Kak.


KAK KEVIN
Hm?


DAFIN
Kak Kevin duluan aja. Aku masih mau ke sana (Jari telunjuk mengarah ke galeri)


Setelah kakaknya pergi, barulah Dafin perlahan mendekati wanita yang sedang diam-diam merekam sesuatu. Dia penasaran ada apa dibalik tembok yang menjadi tempat persembunyian wanita itu.


DAFIN
Permisi.


Wanita itu terperanjat kaget. Dia menahan teriakannya dengan menutup mulut. Dafin langsung mengintip apa yang telah terjadi di balik tembok. Kedua netranya menangkap sosok Zoya dan Rafa yang saling bertatapan.


DAFIN (V.O.)
(Terbelalak. Rahang mengeras. Dada bergemuruh. Tangannya mencengkeram ujung tembok) Sialan!


BUNGA
(Pelan-pelan jalan berjingkat.)


DAFIN
Tunggu. (Menahan lengan adik kelasnya) 


BUNGA
(Berhenti. Wajahnya cemas)


DAFIN
Namamu siapa?


BUNGA
Sa-saya bunga, Kak Dafin.


DAFIN
Dari mana kamu tahu nama saya? Kamu OSIS?


BUNGA
I-iya, Kak. Saya sempat lihat biodata siswa-siswa OSN.


DAFIN
(Maju. Berbisik tepat ke telinga Bunga) Kamu merekam mereka berdua? 


BUNGA
I-iya, Kak.


DAFIN
Sekarang dengerin saya. (Semakin mengecilkan suara) Video yang tadi, saya engga peduli. Saya bakal pura-pura lupa soal video itu. Tapi... Bakal lebih baik kalau kamu sebar video itu.


BUNGA
Iya, Ka-k. Saya rencananya bakal sebar ini. Karena... saya suka sama Kak Rafa sejak lama.


CUT TO:

2. EXT. PARKIR SEKOLAH — SORE

Zoya berjalan sembari memegang erat lengan Fina. Seusai dicecar pertanyaan saat rapat OSIS, tubuhnya terasa lemas. Kedua temannya setia menemaninya.


SELIN
Kamu mau healing kemana, Zoy? Kafe aja ya?


ZOYA
Engga deh. Aku mau pulang. Kepalaku pusing.


DAFIN
(Muncul dari belakang) Kalau kepalamu pusing, jangan nyetir, Zoy. Bareng aku aja. Ayo.


SELIN
Tuh, Zoy. Nanti aku yang bawa motormu. Fina yang bawa motorku.


ZOYA
Aku engga apa kok, santai aja.


FINA
Kamu habis dicecar pasti capek banget, Zoy. Kalau kamu maksa buat nyetir motor, kita khawatir kamu bakal kenapa-kenapa di jalan.


Dafin menggandeng lengan Zoya tanpa aba-aba. Dia menarik wanita berkerudung itu menuju sepeda motornya. Tak lupa, Zoya memberikan kunci motor kepada Selin yang bersedia untuk membawakan motornya.


CUT TO:

3. INT. RUMAH ZOYA — SORE

Zoya mengajak masuk ketiga sahabatnya itu. Namun hanya Dafin yang melangkah masuk. Selin dan Fina justru berpamitan kepada Zoya.


SELIN
Zoy, kita mau langsung balik aja.


ZOYA
Oh. Iya. Hati-hati di jalan ya!


FINA
Selamat istirahat, Zoy. (Menepuk pundak Zoya)


Beberapa menit setelah kedua sahabatnya pulang, Zoya dan Dafin duduk bersama di ruang tamu. Suasana ruang tersebut lengang, karena Dafin sibuk dengan gawai dan Zoya sibuk dengan pikiran mengenai kejadian rapat tadi siang.


MAMA MIA
(Muncul dari balik pintu) Zoya. Sini bentar.


Zoya bergegas menuju Mama Mia dan meninggalkan Dafin di ruang tamu. Kini Zoya berkumpul bersama Mama Mia, Papa Widad, dan Dik Nola. Dengan wajah lesu, Zoya menatap wajah mereka semua.


PAPA WIDAD
Papa dapat laporan, tadi kamu disidang ya?


ZOYA
(Menatap sekilas, lalu menunduk) Iya.


MAMA MIA
Katanya kamu di fitnah pacaran sama wakil ketos, terus bentar lagi diputuskan kamu bakal dipecat atau engga. Benar 'kan?


ZOYA
Iya, Ma.


PAPA WIDAD
Tapi kamu engga pacaran 'kan?


ZOYA
Engga kok. Engga. (Badan agak bergetar)


MAMA MIA
Kamu dikatain gitu karena ada buktinya. Katanya ada bukti video yang kesebar di sekolahmu. Itu engga benar 'kan? 


ZOYA
Engga. Itu salah. Aku sudah jelasin tadi pas rapat, Ma. Videonya salah. Waktu itu aku nolongin wakil ketosku, adiknya Kak Rifa-


MAMA MIA
(Memotong pembicaraan Zoya) Oh, kamu digosipin pacaran sama adiknya Rifa?!


ZOYA
Iya, Ma. Padahal aku cuma nolongin dia yang diabetesnya kambuh. Aku gotong dia, eh malah dibilang aku lagi pacaran sama dia. 


PAPA WIDAD
Wah. Meskipun gitu... Tetap siap-siap aja kalau kamu akhirnya dicopot jadi ketos ya.


Di ruang tamu, Dafin mendengar obrolan Zoya dan keluarganya. Sembari bermain gawai, senyuman terukir di wajahnya.


DAFIN (V.O.)
Semoga Zoya memang dicopot dari ketos. Biar Rafa sialan itu engga bisa deketin Zoya lagi. Huh!


DISSOLVE TO. 

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar