Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Hepta-Hepti Merantau Sebelum Dilayarkan
Suka
Favorit
Bagikan
3. Hepta-Hepti | scene 21-30

21. INT. RUMAH ISMAIL. RUANG TENGAH. DAY.

AMAK (orangtua perempuan Ismail, 55 tahun) bersama Esah (adik perempuan Ismail, 25 tahun) menghidangkan makanan di ruang tengah. 

Gulai berkuah kuning kecokelatan dan nasi dalam cambung serta masakan lainnya menggugah selera. Cahaya dari jendela yang terbuka menyinari masakan-masakan tersebut.

BUYUANG (O.S)

Etek...

Amak menjawab panggilan itu sambil meletakan lap tangan di dekat ceret air minum.

AMAK

Masuklah.

Buyuang memasuki ruang tengah. Ia mendekati Esah yang sedang meletakkan sepiring pregedel kentang. Tangan Buyuang mengambil pregedel itu.

ESAH

(menepuk tangan Buyuang)

Kamu sama pula dengan kucing.

Amak berdiri dan bergegas ke halaman.

CUT TO:

22. EXT. RUMAH ISMAIL. HALAMAN. DAY.

Koper-koper, ransel, dan kantong-kantong plastik terungguk di samping mobil Buyuang. Karta sedang merukuk sambil mencari sesuatu di dalam ranselnya.

Amak keluar dari pintu dan bergegas memeluk Karta.

AMAK

Mail... Ondeh, nak, sudah tidak tahu kemana rindu akan Amak hempaskan.

Karta terkejut.

AMAK

(menghirup aroma tubuh Karta)

Harum sekali anak Amak.

KARTA

Mak, saya bukan Ismail.

AMAK

(masih memeluk Karta)

Jangan jadi Malin Kundang, Nak.

Ismail menutup pintu bagasi mobil. Tampak olehnya Amak sedang berpelukan dengan Karta. Ismail mengejar Amak dan memeluknya erat-erat.

ISMAIL

Mak, ini Mail.

Amak menatap Karta dengan perasaan malu. Setelah itu ia melihat wajah Ismail dengan perasaan haru. Ia pegang kedua pipi Ismail. 

 AMAK

Bertambah kurus saja anak amak.

Ismail kembali memeluk Amak. Matanya digenangi air mata.

CUT TO:

23. EXT. RUMAH ISMAIL. TERAS. DAY.

Buyuang dan Esah berdiri di pintu rumah.

BUYUANG

Lihatlah uda kau itu, berkelebihan benar.

Esah mendecas lalu bergegas menuruni rumah. 

CUT TO:

24. EXT. RUMAH ISMAIL. HALAMAN. DAY.

Ismail dan Amak masih berpelukan dengan hangat. Esah mendekati mereka. Seketika Ismail melepaskan pelukannya dengan Amak dan menatap Esah. Ia jatuhkan air mata ke dalam.

Esah menyalami Ismail. Ia lekatkan tangan Ismail ke keningnya. Dengan tangan kirinya, Ismail menggusuk kepala Esah.

ISMAIL

Bertambah gadis saja kau, Sah.

ESAH

Baru lima tahun uda meninggalkan rumah.

Esah melepaskan salamnya. Ismail menurunkan tangan dari kepala Esah.

ISMAIL

Di rantau hari sangatlah panjang.

Ismail berusaha menyembunyikan rasa harunya. Ia tatap langit, namun genangan air mata di matanya jatuh juga. Ia kedipkan mata beberapa kali. Tampak oleh Ismail, Amak sebak-sebak ingin menangis pula. Segera ia mengelap air mata itu dengan tangannya.

ISMAIL

Oh ya... Kenalkan, Kar, ini adik dan amakku.

Karta menyalami keduanya dengan ramah. Esah dan Amak membalas dengan ramah pula. 

AMAK

Lekaslah naik ke rumah.

Karta memnyandang ranselnya dan mengankat koper. Esah mengambil bungkusan kantong dan beberapa barang yang mampu ia bawa. Lalu mereka menaiki rumah.

ISMAIL (O.S)

Ada Amak buatkan sambal kesukaan Mail?

AMAK (O.S)

Mendengar kabar Mail pulang saja sudah terbayang oleh Amak apa yang bakal dimasak.

CUT TO:

25. INT. RUMAH ISMAIL. RUANG TENGAH. DAY.

Karta, Ismail, Esah, Buyuang, dan Amak makan berjamba dengan lahap di ruang tengah sambil bersila dan bersimpuh.

Esah menyuap nasi dengan sedikit malu-malu. Sesekali ia pandangi juga Karta.

Ismail mengambil sambal patai lado hijau. Sambal itu digenangi minyak kelapa yang aromanya menggugah selera.

ISMAIL

Masakan Amak selalu juara satu.

AMAK

Juaralah masakan Mak Adang kamu lagi.

ISMAIL

Masih jauh tinggalnya.

Ismail menyerahkan sambal patai lado hijau ke Karta.

ISMAIL 

Cobalah ini, Kar. Dijamin ketagihan.

Karta mengambilnya.

AMAK (O.S)

Bagaimana kabar mamakmu sekarang?

ISMAIL (O.S)

Bertambah jayalah dia, Mak.

Karta menyuap nasi yang digelimangi sambal patai lado hijau. Ia tampak kepedasan. Namun ia tahan rasa pedas itu. Esah memperhatikan Karta yang sedang menahan pedas.

AMAK (O.S)

Syukurlah. Pesan amak itu saja, meski dia mamakmu, tapi tetap anggap dia induk semang. Berpandai-pandailah.

ISMAIL

(menambah nasinya)

Tambuah, Kar, malam di sini panjang.

KARTA

(kepedasan) 

Udah... Ini sudah banyak.

AMAK

Jangan berbasa-basi pula, Nak. Tambah nasinya.

BUYUANG 

(mengambil nasi tambah)

Hajar saja, Mas.

Esah menyerahkan segelas air putih ke Karta. 

ESAH

Jangan ditahan-tahan, Mas.

Karta mengambil air minum yang diserahkan Esah. Segera ia minum dan habis dalam sekali tegukan. Namun rasa pedas masih lekat di bibirnya. Ismail menambahkan nasi ke piring Karta.

ISMAIL

Suap nasi putih ini, biar pedasnya hilang.

Karta menyuap nasi putih tersebut.

AMAK

Apa rencana Karta setelah ini?

KARTA 

(Kepedasan)

Mau belajar silat, Mak.

ISMAIL

(menyuap nasi)

Karta ini artis. Dia akan membintangi film laga.

AMAK

(Takjub)

Oh...

ESAH

Uda, jadi apanya?

ISMAIL

Ya jadi menejerlah.

BUYUANG 

Gaek Tagok sudah mati. Kepada siapa uda mau berguru?

ISMAIL

Mana mungkin Gaek mati. Kamu mengada-ada saja.

BUYUANG 

Oh... Jadi kalau pendekar tidak bisa mati maksud uda? 

ESAH

Iya, Da. Sudah dua tahun ini pula. 

Ismail berhenti mengunyah. Ia menelan bulat-bulat nasi dalam mulutnya. Setelah itu ia segera membasuh tangan.

BUYUANG

Uda iya sudah hilang taratik ya? Mas Karta baru saja tambuah, uda membasuh tangan.

Ismail tetap membasuh tangan. Setelah itu ia mengelap tangan dan mulutnya.

CUT TO:

26. EXT. RUMAH GAEK TAGOK. DAY.

Sebuah rumah sederhana. Terasnya dihiasi dengan bunga-bunga. Di samping rumah itu terdapat depot air minum isi ulang.

CUT TO:

27. EXT/INT. DEPOT AIR MINUM ISI ULANG. DAY.

Sebuah ruko depot air minum isi ulang. Lampu ultra violet berwarna biru menyinari etalase pengisian air minum. Beberapa galon tampak sedang diisi.

RUDI(lelaki 30 tahun) mengangkat galon dan meletakannya di becak sepeda motor yang parkir di halaman ruko. Setelah itu kembali ke etalase. Menekan stop kontak. Pompa pengisian air minum mati. Ia pasang tutup galon yang baru saja diisi. Kemudiaan ia angkat galon itu ke becak.

CUT TO:

28. EXT. RUMAH GAEK TAGOK. TERAS. DAY.

Teras rumah Gaek Tagok dihiasi berbagai macam bunga. Beberapa bunga tampak tergelantung dan beberapa lagi berada di lantainya. TARI (perempuan 23 tahun) menyirami bunga-bunga itu.

CUT TO:

29. EXT. PERKAMPUNGAN ISMAIL. DAY.

Tampak Ismail dan Karta berjalan di jalanan perkampungan. Mereka sedang menuju rumah Gaek Tagok.

Seketika Ismail menghentikan langkah. Ia menepuk keningnya. Di hadapan mereka tampak sebuah ruko depot air minum isi ulang.

KARTA

Kenapa?

ISMAIL

(salah tingkah)

Nyamuk.

Di depot, tampak Rudi sedang mengisikan air ke galon.

CUT TO:

30. EXT. RUMAH GAEK TAGOK. TERAS. DAY.

Tari melihat Ismail dan Karta memasuki teras rumahnya. Ia hentikan menyirami bunga.

ISMAIL

Asallammualaikum...

TARI

Waalalikumsallam...

Tari berusaha mengingat wajah Ismail dan Karta.

ISMAIL

Sudah lupa saja Tari sama, Uda?

Tari berusaha mengingat dua laki-laki di hadapannya.

TARI

Uda Mail? Kapan uda pulang?

Tari menyalami Ismail dan Karta.

CUT TO:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar