Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Dekapan Kelam
Suka
Favorit
Bagikan
8. ACT 2 SEQUENCE 4

EXT/INT. KONTRAKAN - SIANG - FLASHBACK

INSERT TEXT: 7 Tahun yang lalu. 8 bulan sebelum Adek lahir.

Balus berdiri menghadap kontrakan kecil keluarganya, melihat Ayah dan Laras melalui jendela sedang cekcok. Ia masih mengenakan seragam Sekolah Dasar dan membawa piala juara 1 membaca. POV Balus.

AYAH

(marah)

Sejak 9 tahun yang lalu, ini semua gara-gara LO!! Gara-gara lo, gue jadi aib dan dibenci keluarga. Sekarang jadi gue yang susah.

POV LARAS DAN AYAH

LARAS

(kesal)

Kamu berani mengungkitnya lagi?! Kamu selalu menyalahkanku, jelas-jelas itu salah kamu. Kamu yang harus bertanggung jawab adanya Balus. Kamu juga yang bilang kita bakal hidup bahagia, walau nikah muda, putus sekolah dan enggak tahu masa depan kita bakal kaya gimana.

AYAH

Gue tanya, kenapa lo mau melakukannya saat itu, hah? Gue bahkan enggak memaksa lo. Bisa aja sebenarnya dia itu bukan anak gue, kan?! Dia bahkan enggak mirip sama sekali sama gue. Mungkin dia hasil dari selingkuhan lo saat itu.

LARAS

LO GILA. Jaga omongan lo ya!

AYAH

Memang benar kan?

Laras hanya menangis tak bisa berkata-kata.

AYAH (CON'T)

Sekarang bertambah anak ini, dan fue enggak yakin kalo dia anak gue juga (beat). Gue sudah lelah hidup dengan perempuan jalang kaya lo!

Ayah memakai jaketnya dan berjalan keluar. Laras mengikutinya.

LARAS

Mau kemana kamu? (memegangi tangannya)

AYAH

Lepasin.

Ayah seketika menyadari Balus berdiri melihat mereka di luar. Sejenak ayah diam menatap Balus. Kemudian pergi tanpa berkata.

Laras menangis dan kembali masuk, sedangkan Balus menatap kepergian Ayahnya dengan sedih.

Balus berjalan masuk perlahan membawa pialanya dan melihat ibu sedang menunduk menangis di sudut atas kasur.

Ia menaruh pialanya di lantai bersama beberapa piala lainnya. Tak sengaja, ia melihat sebuah testpack dengan dua garis tergeletak di dekat pialanya.

Balus mendekati Ibu, dan duduk disampingnya, hanya diam dengan ekspresi sedih.

BACK TO:

INT. RUMAH BALUS - LANTAI 2 - SIANG

Laras menyeret Adek dari tangga ke kamar Balus. Adek hanya menangis ketakutan dan kesakitan, mengikuti tarikan Laras.

LARAS

(Marah membentak)

Sini kau! SINI!!

Laras melempar tangan Adek masuk ke dalam kamar.

LARAS

Berani-beraninya kau kabur dari rumah?!! Kau tahu akibatnya kalau melanggar peringatanku, hahh?!! (menutup pintu dan menguncinya) Ide siapa HAHHH?!

Adek menangis ketakutan menghadap Laras, sambil menutup telinganya.

Laras berjalan ke arah sudut buku-buku dan mengambil buku sebanyak yang ia bisa.

Adek ingin mencegah tapi terlalu takut dan kakinya seakan terpaku. Ia memainkan tangannya resah.

LARAS

(marah besar)

Kau anak tidak tahu diri. Sukanya menyusahkan orang lain. Sebagai hukumannya, mulai hari ini, kau bakal dikurung dikamar lain setiap malam.

Berjalan keluar kamar dan melemparkan buku-buku itu ke lantai 1, di tangga. Laras kembali dan menarik jatuhkan lemari pakaian.

Adek ketakutan.

Kemudian perhatian Laras tertarik pada kotak yang tertutup kain di samping lemari.

ADEK

(semakin ketakutan)

Tidak (berbisik)

Laras membuka penutup kain itu, dan melihat seekor kelinci kecil di sana. Ia diam sejenak seakan terkejut marah tidak menyangka.

LARAS

BOCAAHH SIALAAANN!!! (jeda, berdiri berbalik menghadap Adek) Kau mencuri makananku?!!! (mendekati Adek perlahan)

ADEK

Enggak. Enggak. Bukan aku. (tangannya memohon)

LARAS

Anak SIALAAN!.

Laras menampar Adek hingga tersungkur di lantai kesakitan memegangi pipinya.

LARAS

Kalian benar-benar sudah melampaui batas.

Laras melihat ke arah meja Adek dan mendekatinya.

ADEK

(memohon)

Jangaan. Jangaan.

Laras mengangkat kursi dan membantignya ke meja beberapa kali, mengamuk sambil berteriak-teriak seperti orang hilang akal. Adek ketakutan melihat Laras sambil menutup telinganya, sedih mejanya dihancurkan.

Kaki-kaki kursi dan meja itu patah, hingga mejanya pun jatuh. Laras melempar kursi sisa ke arah kasur. Lalu melihat helm di sudut samping kanan dan ia mendekatinya.

ADEK (CONT'D)

Ibu, jangaan. Ibuu.

Laras mengangkat dan sesaat memperhatikan helm itu dengan amarah. Kemudian membanting-bantingnya ke dinding beberapa kali. Setiap bantingan, Adek selalu tersentak.

ADEK

(semakin menangis)

Jangaaann. jangan.

Laras membanting helm yang sudah agak hancur itu ke lantai, hingga kacanya terlepas. Helm itu berguling ke arah Adek, beberapa bagian patah dan bercelah. Adek menangis meraung menatap helm pelindungnya.

CUT TO:

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)