Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Dekapan Kelam
Suka
Favorit
Bagikan
11. ACT 2 SEQUENCE 6

INT. KAMAR KURUNG - DAY

Suasana kamar tenang. Adek masih terlelap di dekat dinding lubang tikus, matanya agak sembab, tangannya terikat tali kasur yang ujungnya menembus lubang tikus menuju lorong.

Tali itu ditarik-tarik dari luar, menggerak-gerakkan tangan Adek.

BALUS (O.S.)

(berbisik)

Dek! Adek! Bangun, Adek!

Adek kemudian terbangun masih mengantuk. Adek menggosok mata dengan lengannya. Ia merangkak mendekati lubang.

ADEK

(berbisik)

Kakak. (wajahnya didekatkan ke lubang)

INT. LORONG LANTAI 2 - SIANG

Dalam posisi sujud, Balus menggendong tas punggung dan mengenakan celana panjang dan jaket. Ia berbicara ke arah lubang tikus.

BALUS

Semuanya sudah siap?

INTERCUT BALUS DAN ADEK.

ADEK

(agak ragu)

Iya. Sudah.

BALUS

Sebentar lagi, ibu akan segera bangun. Ingat, nanti Kakak akan memberi tanda, dan kamu sudah harus bersiap di jendela. Saat mendengar suara ibu mengunci pintu kamarnya, kamu mulai turun. Oke?

beat

BALUS

(berharap kepada kesempatan terakhir, tegar)

Adek (jeda) kamu harus berhasil.

beat

ADEK

Iya (ragu)

BALUS

Sampai ketemu nanti.

Adek bangun berdiri, berekspresi ragu dan melamun, tatapannya terasa kosong mengarah ke jendela.

BEGIN MONTAGE - VARIOUS LOCATION

  1. Balus turun tangga perlahan, waspada mengawasi sekitar. Balus memindahkan batu di atas meja ke lingkaran bertuliskan di luar. Ia mulai membuka 2 kunci slot pintu.
  2. Balus keluar, menaruh tasnya di samping beranda, di atas tanah. Ia melihat langit yang mendung dan hujan mulai turun. Balus kembali masuk rumah perlahan dan menutup pintu rumah.
  3. Lantai 2 - Balus mengetuk pintu kamar Adek, 2 ketukan. Lalu bergegas menuju toilet lantai 2, masuk perlahan dan menutup pintunya rapat.
  4. Di kamar kurung, Adek berdiri dihadapan jendela yang terbuka, memegangi gulungan tali yang sudah seperti tambang dan terikat ke meja. Ekspresinya ragu menatap gulungan tali itu.

END MONTAGE

INT. KAMAR LARAS - SIANG

Laras menggosok-gosok matanya. Meregangkan tubuhnya di kasur sedikit berteriak lega.

INTERCUT LARAS, ADEK, DAN BALUS.

Di kamar kurung, Adek mendengar suara Laras tadi. Sambil memegang kuat talinya, ia membuka jendela dan segera menaiki kursi, walau perasaannya resah dan takut. Ia melangkah, berdiri di jendela dan melihat ke tanah, membuatnya semakin takut deg-degan.

Laras berjalan keluar kamar agak kliyengan orang mabuk, ia menutup pintu kamar agak keras dan menguncinya.

SFX: PINTU DITUTUP

Adek berposisi menghadap kamar dan telapak tangan kirinya di belakang telinga kirinya jadi seakan lebih besar dan lebih sensitif terhadap suara. Mendengar suara Laras menutup pintu, Adek melempar gulungan tali dekat kakinya ke bawah sehingga menggantung hampir menyentuh tanah. Adek memegangi tali yang terikat ke meja, gelisah dan ragu.

Di toilet lantai 2, keadaan temaram, Balus berdiri menghadap pintu bersiap dengan tatapan yakin namun tegang sambil memegangi perutnya.

Di selasar lantai 1, Laras berjalan menuju pintu membawa kunci (sekitar 5 kunci dalam satu gantungan). Ia melihat batu di meja berada di lingkaran bertuliskan di luar. Laras kemudian mengunci pintu rumah depan dengan gembok di overval.

SFX: SUARA LARAS MENGUNCI PINTU RUMAH.

Kaki adek sudah di ujung jendela, badannya sudah agak condong keluar, wajahnya semakin ragu dan gelisah, bolak-balik menatap ke bawah dan pintu kamar.

Laras menaiki tangga sambil memutar-mutar kunci di jarinya. Tingkahnya seperti setengah sadar dan malas, menguap, menggaruk-garuk rambut.

SFX: LARAS MENAIKI TANGGA.

Adek masih dalam posisi yang sama, semakin gelisah dan menutup matanya rapat.

Laras berjalan dari tangga menuju kamar kurung. Saat melewati toilet Laras berhenti, dan menengok ke arah toilet lantai 2, seakan mendengar sesuatu. Laras mendekati pintu toilet, membukanya perlahan, sehingga terbuka.

Ia tidak melihat ada yang mencurigakan, menutupnya kembali. Dalam toilet, Balus berdiri tegap di belakang pintu toilet takut ketahuan, lega ketika pintu tertutup.

SFX: SUARA KURSI BERGERAK DARI KAMAR KURUNG

Laras berjalan menuju pintu kamar kurung dengan wajah curiga.

Di depan pintu kamar kurung, Laras mencari kuncinya di kumpulan kunci yang dibawanya.

LARAS

Mana kuncinya, aah. Ahh bodoh (akhirnya menemukannya) yang ini.

Balus perlahan membuka pintu toilet dan keluar, mengendap-endap mendekati Laras yang sedang membuka kunci pintu (jarak Balus dan laras sekitar 5 langkah). Balus dengan posisi kedua tangan bersiap akan mendorong.

END INTERCUT

Saat Laras membuka pintu kamar, Balus semakin bersiap akan mendorong Laras. Saat pintu membuka, Balus melihat Adek berdiri di pintu hingga ia terkejut tak percaya.

BALUS

(terkejut, tidak bersuara)

Adek?!

Adek pun agak terkejut bertatapan dengan Balus. Balus tidak jadi mendorong Laras.

Laras menyadari tatapan Adek begitu aneh ke arah belakangnnya, Laras curiga.

LARAS

(ketus)

Apa yang kau lihat?

Sesaat Laras akan menoleh, Adek tiba-tiba memeluk Laras (mengalihkan perhatian). Laras tidak jadi menengok, malah terkejut dan terpaku sesaat.

beat

Laras masih menatap kepala Adek yang menempel di perutnya. Ekspresinya syok seakan merasakan ketenangan. Sesaat kemudian ia sadar dan melepaskan Adek dengan agak mendorongnya.

LARAS

(ketus)

Apa yang kau lakukan?

Laras curiga menatap Adek yang menunduk takut, melihat kamar dan jendela yang tertutup rapat tanpa ada yang mencurigakan.

Laras mencurigai Adek yang sesekali melihat ke belakangnya. Laras tengok ke belakang, tapi tidak ada apapun. Laras melihat Adek bertingkah mencurigakan, gelisah meremas-remas celana dan mencuri pandang Laras (takut ketahuan).

Laras melihat curiga area dekat pintu toilet. Menatap pintu toilet yang tidak tertutup rapat. Ia pun mendekatinya.

Adek semakin gelisah melihat Laras.

Laras menurunkan gagang pintu, dan membukanya cepat. Tiba-tiba dari dalam toilet, Balus mendorong tubuh Laras menggunakan pel lantai sambil berteriak. Balus mendorong Laras sekuat tenaga menuju kamarnya yang pintunya sedikit terbuka.

INT. KAMAR BALUS - SIANG

Laras terdorong dan tersungkur ke lantai, balus juga ikut terjatuh.

LARAS

(marah)

Bocah sialaan. Apa-apaan kau.

Balus segera berdiri dan perlahan mundur keluar kamar.

BALUS

Aku tidak akan menurutimu lagi. Tidak akan takut lagi padamu. Kami bakal pergi dari sini.

Balus menutup pintu kamar, dan Laras bangun berusaha menghentikan namun terlambat karena pintu sudah tertutup.

INT. LANTAI 2 - SELASAR - SIANG

Balus mengaitkan kunci overval pintu itu, agar pintu tertahan walau tidak menambahkan gembok.

LARAS (O.S.)

(marah)

BUKA PINTUNYA!! (berusaha membuka pintu)

SFX: SUARA LARAS MENGGEDOR

Balus mundur masih memegan pel lantai. Menatap kunci itu dan gagang pintu yang dinaik turunkan, berharap kuat menahan.

LARAS (CON'T)

BUKAA!!! SIALAAANNN!!!

Di pintu kamar kurung, Adek jongkok menyandar di pintu menutup telinganya ketakutan, memejamkan mata. Balus datang menghampiri, menyadarkan Adek.

BALUS

(tegang, resah, berbahasa isyarat)

Adek, ayo pergi. Tutup telinga dan jangan menoleh dari lantai. Paham? (buru-buru)

Adek masih menutupi telinganya dan mengangguk. Balus mencabut kunci yang menggantung di pintu kamar kurung.

Balus menuntun lengan Adek menuju tangga, mengambil kunci pintu rumah yang tergeletak di lantai dekat tangga. Sesaat akan menuruni tangga, Balus melihat pintu kamarnya yang berusaha dibuka Laras.

Frame memperlihatkan kunci overval pintu Balus yang sedikit-demi-sedikit menggeser karena digedor-gedor Laras.

LARAS (O.S.)

AWAS KALIAN! BUKA PINTUNYA! BUKAA!

INT. LANTAI 1 - SIANG

Balus dan Adek menuruni tangga tergesa-gesa menuju pintu rumah. Balus membuka 2 kunci slot di pintu. Adek berdiri di sampingnya masih menutup telinga dan menunduk.

Tersisa satu kunci gembok overval. Balus mencoba satu persatu kunci gembok yang ia ambil. Namun sudah 3 kunci dicoba, tetap tidak terbuka.

SFX: SUARA KUNCI OVERVAL TERLEPAS DAN PINTU MENABRAK TEMBOK.

Balus menyadari suara itu, ia agak ketakutan, menelan ludah.

BALUS

Ayo, ayo, ayoo (resah karena kunci sulit dibuka)

LARAS (O.S.)

BALUSSS! BOCAH SIALAAANN!!!

Balus menghadap Adek, yang tegang melihat ekspresi Balus yang ketakutan.

BALUS

(tegang, resah, bahasa isyarat)

Sembunyi. Ibu datang!

Adek semakin tegang dan takut.

SFX: LANGKAH KAKI LARAS DI LANTAI 2 MENUJU TANGGA.

Balus melihat kaki Laras yang mulai menuruni tangga.

BALUS

Sembunyi di lemari dapur. Cepat.

Adek pun berlari menunduk ke sebelah kanan, ruang tamu. Laras menuruni tangga perlahan, tidak melihat Adek.

LARAS

(meledek, ketus, arogan)

Kenapa? Enggak bisa dibuka gemboknya?! (mengangkat kunci gembok dari sakunya). Kau kira aku bodoh. HAH?! Kalian enggak akan pergi kemana-mana.

Balus sedikit gentar.

LARAS (CONT'D)

Kalian pikir bisa kabur gitu aja? Percuma kalian kabur, engga akan ada yang peduli sama kalian. Apa yang kalian pikirkan? Kalian mau jadi orang yang tidak tahu diri, hah?

BALUS

(berani dan sakit hati)

Kau yang tidak tahu diri. Aku lelah jadi kacungmu setiap hari. Aku mempertaruhkan nyawa mencuri uang, hanya agar kau bisa membeli minuman keras itu. Berjalan jauh sambil sakit-sakitan dan pulang hanya jadi pelampiasan amarahmu. Kau tidak tahu apa yang aku rasakan selama hidup seperti ini?
Aku menderita selama bersamamu. Bahkan sejak aku lahir, kau tidak pernah layak jadi ibuku. (bersiap dengan gagang pelnya)

LARAS CONT'D

Kau?! (speechless)

BALUS

(berani)

Kau bukan ibuku lagi. Kaulah penjahatnya. Kaulah pelakunya. Lebih baik aku mati, dari pada harus melihatmu.

Laras sedikit syok, dirinya bahkan seakan tidak menyangka hatinya tersayat oleh perkataan Balus.

LARAS

(marah)

Kalian benar-benar anak pecundang berengsek itu. Bisanya kabur, KABUR, KABURR (berteriak sambil mengacak-acak rambutnya).

beat

Laras sudah di 2 tangga terakhir, dari marah menjadi tertawa seperti orang gila. Balus bersiap dengan gagang pelnya.

beat

LARAS

(menekan, marah)

Kalau sudah seperti ini, tidak ada ampun lagi buat kalian. Kalian bakal berakhir seperti tua bangka itu. (jeda) MATILAH KALIANN (mulai mengejar).

Balus berlari ke arah ruang keluarga dikejar Laras yang larinya tidak terlalu kencang dan agak sempoyongan.

INT. RUANG KELUARGA - SIANG

Ruang keluarga, Balus berlari dikejar Laras. Ia menarik jatuhkan sofa, kursi, rak untuk menghalangi dan mempelambat Laras. Ia lari ke selasar belakang.

INT. LORONG BELAKANG - DEPAN TOILET - SIANG

Balus tiba-tiba terjatuh memegangi perutnya merasa sakit. Laras pun berhasil mengejar dan mendapatkannya.

Laras mencengkram baju belakang Balus.

LARAS

Kau akan berakhir sekarang.

BALUS

(panik, marah, kesakitan)

Lepasin. LEPASS.

Laras menyeret Balus menuju toilet. Balus meronta-ronta.

INT. DAPUR - SIANG

Adek bersembunyi di salah satu lemari peralatan masak bagian bawah, paling ujung.

Ia duduk merekatkan kaki ke dadanya, terus menutup telinga dan menunduk.

ADEK

(bernyanyi berbisik, sangat kecil, )

Adek yang baik, tidak akan nakal. Adek yang baik, tidak akan menangis. Adek yang baik, tidak akan sakit. Karena Kakak, selalu disini.

INT. TOILET LANTAI 1 - SIANG

Balus bersimpuh menghadap bak mandi dan kepalanya sedang diceburkan Laras ke tampungan air. Laras mengangkat kepala Balus dengan jambakan kasar. Balus bernapas panik seakan kekurangan oksigen.

LARAS

(berteriak marah)

DIMANA BOCAH ITU?

Balus tidak menjawab, hanya bernapas panik dan batuk-batuk.

Laras kemudian menceburkan lagi kepala Balus ke dalam air. Lalu mengangkatnya.

LARAS

Aku tahu dia masih disini. Akan kubunuh kau didepannya.

Laras keluar toilet. Balus berusaha menghentikan, namun Laras lebih dulu menutup pintu toilet. Balus batuk-batuk memegangi perutnya, bersimpuh di lantai yang tergenang air.

Saat tangan yang menutup batuk Balus menyentuh lantai (telengkup) yang tergenang air. Terlihat tipis darah yang ikut mengalir dari telapak tangan Balus.

CUT TO:

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)