Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
1-- INT. RUMAH ORANG ASING - RUANG KELUARGA/TANGGA - DAY
Seorang pria tua duduk tenang di sofa menikmati sekantung camilan sambil menonton acara komedi di televisi. Ia makan dengan napasnya begitu jelas. Ia tertawa dengan tontonannya sampai terbatuk-batuk.
Sepuluh langkah di belakangnya, BALUS (14/L) berambut sedikit panjang berantakan, berbaju panjang lusuh kebesaran, wajah berkeringat dan lelah-hendak menaiki tangga dengan gelisah dan waspada takut ketahuan si kakek.
Ia mulai menaiki tangga kayu itu perlahan, berjinjit sedikit menunduk. Memegangi gagang tangga sehingga lengan bajunya turun, menampakkan memar dan bekas luka di lengannya.
Suara tangga yang dipijaknya berdecit. Balus mematung. Ia tegang. Keringat mengalir dari keningnya melihat kakek itu duduk tegak.
Kakek hanya mengambil teh di meja kecil yang ada di hadapannya dan meneguknya.
Balus menghela napas, kembali menaiki tangga perlahan.
MONTAGE:
-- Balus mengintip lantai 2, memastikan lantai itu sepi. Ia melihat sebuah kamar yang pintunya sedikit terbuka.
-- Di kamar, Balus membuka semua laci-mencari sesuatu dan kembali merapikannya. Laci lemari, meja di sudut, meja samping kasur. Sesaat sedang merapikan laci samping kasur terdengar suara decitan tangga. Seketika Balus terkejut gelisah menoleh pintu.
INSERT: Kakek menaiki tangga perlahan. Berjalan menuju kamar yang dimasuki Balus-
2-- INT. KAMAR ORANG ASING - CONTINOUS
Di pintu Kakek terhenti menatap agak bawah penasaran, sesaat ia perhatikan kamar. Napasnya terdengar engap dan jelas, seperti geraman harimau.
BALUS POV
Balus bersembunyi, telengkup di kolong kasur berseprai renda yang hampir menyentuh lantai setiap sisinya, menyisakan 10 cm. Memperhatikan langkah Kakek yang mendekat, ia resah dan tegang. Kakek di samping kanan Balus, menghadap kasur. Napas Balus semakin cepat...
...Kakek itu ternyata hanya mengambil obat yang tergeletak di lantai, dekat kaki kasur. Kakek mengambil obat dengan tubuh yang renta. Balus berusaha tenang memperhatikan pergerakan kaki Kakek.
Tiba-tiba beberapa pil obat jatuh ke lantai, dan salah satunya masuk ke kolong kasur dekat wajah Balus. Balus terkejut dan semakin resah bernapas buru-buru...
...Kakek perlahan terlihat turun berlutut, napasnya semakin jelas di telinga Balus. Balus menoleh sana-sini mencari cara.
KAKEK POV
Kakek berlutut memunguti 3 biji obatnya. Ia membuka renda seprainya dan melihat sebutir obatnya di kolong kasur. Pandangan Kakek fokus ke obat dan agak buram, sebagian tubuh Balus terhalang koper berwarna hitam.
BIRD VIEW
Kita melihat di sisi kiri kasur, Balus berbaring diam di sisi kasur-merapatkan lengan dan kaki di dadanya, tegang berusaha tenang. Di sisi lain Kakek agak kesulitan mengambil obatnya di kolong kasur...
...Kakek berdiri dan Balus merentang berguling masuk kembali ke kolong. Kakek itu keluar kamar.
BALUS POV
Di kolong ranjang. Balus menggeser pelan koper hitam yang menghalanginya sambil memperhatikan langkah Kakek keluar...
...Balus melihat koper hitam itu dengan penasaran. Ia menggesernya ke depan wajahnya-melihat gembok kecil mengunci kotak. Balus merogoh dua kawat dari saku celana dan membuka gembok itu. Ia berhasil membuka gembok, sesekali ia melihat ke arah pintu memastikan keadaan.
Dalam kotak terdapat: Beberapa barang berharga, dua kalung emas, jam tangan, pena mewah, beberapa dokumen, dan sebuah amplop tebal berisikan uang.
Balus mencurigai amplop berwarna coklat dan membukanya. Ia melotot terkejut melihat segepok uang di dalamnya. Dengan perasaan bersalah, ia tarik tiga lembar uang 100 ribuan dan memasukkannya ke dalam saku celananya terburu-buru.
MONTAGE:
CUT TO:
3-- INT. DAPUR RUMAH ORANG ASING — CONTINOUS
END MONTAGE
4-- EXT. SISI JALAN PERUMAHAN - CONTINOUS
Balus lari menyebrang jalan.
Menunduk dibalik semak-semak dan pohon besar, mengambil tas selempang berwarna coklat yang disembunyikan di bawah semak-semak. Balus mengeluarkan secarik kertas kecil dan pena tanpa cangkang dari tas. Ia menyipitkan mata melihat nomor rumah yang disusupinya. Menulis alamat rumah itu beralaskan batang pohon besar.
BALUS
Balus memasukkan kembali kertas dan pena ke dalam tas. Menyelempangkan tas di bahunya dan berbalik, berlari pergi menjauh dengan wajah ditundukkan.
TITLE CARD:
"DEKAPAN KELAM"
FADE OUT:
5-- EXT. TENGAH HUTAN - RUMAH BALUS — SIANG
Pohon-pohon yang rindang dihembus angin hingga dedaunannya bersuara.
Sebuah rumah/villa tua bergaya klasik dua lantai didominasi kayu yang kumuh dan tidak terurus. Dikelilingi pepohonan tinggi dan rindang. Rumah berbentuk persegi, jendela-jendela dan pintu berjeruji besi. Memiliki beranda kecil tepat di pintu masuk depan. Halamannya dipenuhi dedaunan tanpa ada pagar.
BEGIN MONTAGE
END MONTAGE
6-- INT. RUMAH BALUS - KAMAR BALUS — CONTINOUS
Dua jendela berjeruji besi, satu bagian menghadap depan dan lainnya menghadap sisi kanan rumah. Dinding-dindingnya dipenuhi coretan gambar sangat penuh. Sebuah helm dengan banyak tempelan lakban terletak di sudut kamar. Baju tertumpuk berantakan di lemari yang tidak berpintu.
Di sudut lain, banyak buku yang tersusun seperti perpustakaan kecil. ADEK (7/L) berjongkok mengambil sebuah buku anak-anak sambil bernyanyi menggoyangkan kepala. Suaranya terdengar tipis berbisik.
ADEK
Adek duduk di kursi kayu meja belajarnya, di depan jendela yang terbuka menghadap depan rumah. Adek masih terus bernyanyi mengulang-ulang lagu itu. Ia meletakkan buku yang dibawanya di meja, berjudul "Bermain Bersama".
Kemudian mengambil dan membuka halaman buku tulis yang penuh catatan tulisan yang tergeletak di meja. Adek membuka halaman demi halaman dari buku anak-anak yang dibawanya, hingga berhenti di sebuah halaman dan nyanyiannya ikut berhenti.
Halaman itu berjudul: "Taman Bermain". Bergambar taman bermain dengan beberapa anak bermain dengan gembira, penuh warna-warni.
ADEK
(penasaran)
Adek meratakan halaman. Ia mulai tersenyum semangat melihat gambar itu, memperhatikannya beberapa saat.
Adek merobek bagian terluar gambar taman bermain itu dengan sangat hati-hati. Ia perhatikan hasil robekannya-menggenggam sisinya dengan erat. Menyandarkannya di jendela. Matanya terus memperhatikan gambar itu dengan tangan menyikap di atas meja.
ADEK (CONT'D)
Adek menatap jalan setapak depan rumah, tidak sabar menunggu Balus pulang.
LARAS (O.S.)
Adek tersentak. Ekspresinya berubah takut dan tegang, lalu bergegas pergi keluar kamar.
7-- EXT. TENGAH HUTAN - SORE HARI
Suasana senja hutan yang rimbun. Kita mendengar suara tonggeret, kicauan burung, dan daun bergesekan. Balus berjalan sedikit menanjak diantara pepohonan dengan tali tas selempang di dahinya, tasnya menggantung di punggung. Ekspresi dan gerakannya lelah lesu.
Balus mengambil permen coklat di dalam saku celananya dan memakannya sambil berjalan.
BALUS
Kita melihat Balus berjalan menuju gubuk panggung dari kayu beratapkan jerami sekitar 20 meter di depannya. Gubuk itu berukuran 2x2 meter dengan beranda kecil. Kolongnya tertutupi semak-semak dan dahan kayu di setiap sisinya.
Balus menaiki beranda kecil gubuk itu sambil mengawasi sekitar. Membuka pintu kayu tua itu yang berdecit dan melangkah masuk.
8-- INT. GUBUK TENGAH HUTAN - CONTINOUS
Balus menyalakan korek api dan lampu teplok. Ia tiup api di koreknya dan menutup lampu teplok dengan kaca penutupnya.
BALUS
(kesakitan)
Ia bawa lampu itu ke sisi belakang, ruangan itu kosong tanpa ada apapun. Balus berjongkok dan menaruh lampu di sampingnya. Ia membongkar lantai gubuk dari papan kayu itu, tiga papan. Balus mengangkat travel bag dari lubang dengan agak kesusahan karena berat.
Ia membukanya dan di dalamya ada: Buku tulis, pulpen, ketapel, lakban, tali rapia, golok, batu karbit dalam plastik, botol minum plastik, dan beberapa baju. Balus mengambil buku tulis lecek.
Balus membuka-buka halaman. Halaman pertama memperlihatkan tanggal 4 Februari 2018. Setiap halaman yang dibuka ada tempelan kertas bertuliskan alamat rumah yang pernah dicuri Balus, sejak tahun 2018 sampai 2023. Balus menemukan bagian yang kosong di halaman agak tengah.
Balus merogoh saku celananya-mengambil kertas bertuliskan "Perumahan Alian No. 13. Tiga lembar uang seratus ribu."
Balus mengupil, matanya tidak beralih dari kertas di tangannya. Ia membalik kertas itu dan mengolesinya dengan ingus. Menempelkan kertas itu di halaman yang masih kosong tadi.
BALUS
(meyakinkan diri)
Balus masukkan buku dan tas selempangnya ke dalam travel bag. Merogoh saku mengambil permennya. Beberapa permen coklat di simpannya ke dalam travel bag dan menyisakan dua buah permen di telapak tangannya.
Balus berdiri, memasukkan dua permen itu ke bagian waistband yang berlubang, masuk ke bagian dalam yang berongga. Ia memasukkannya dan meratakannya.
Balus memasukkan kembali travel bagnya ke dalam lubang rahasianya.
9-- EXT. TENGAH HUTAN - JALAN SETAPAK RUMAH BALUS - SENJA
Langit masih sedikit terang. Suara binatang malam mulai bersahutan.
Balus berjalan di jalan setapak tanah yang penuh dedaunan dan pepohonan di kanan-kirinya. Membawa beberapa batang kayu bakar yang tidak terlalu besar, tatapannya kosong seolah banyak beban dipikirannya.
Ia memasuki pekarangan rumah, dan berhenti sesaat. Memandang rumah itu dengan datar. Tatapannya menjelaskan kesedihan yang pilu, putus asa, dan lelah. Ia melihat ke arah jendela kamar di lantai dua sebelah kiri, tampak Adek tersenyum bersemangat melambai ke arahnya.
ADEK
(berbahasa isyarat)
BALUS
(lelah)
Terdengar suara pintu rumah terbuka.
Balus sontak segera mengalihkan tatapannya ke pintu dengan ekspresi sedikit terkejut dan trauma, seakan sudah tahu sesuatu yang buruk akan terjadi.
BALUS (CONT'D)
LARAS (32/P) berdiri di pintu dengan pandangan bengis menatap Balus. Wajah seorang pemabuk yang kacau, matanya merah, rambut panjang berantakan dengan stelah baju jeans dan kemeja yang lusuh seperti gelandangan. Menggenggam botol minuman keras di tangan kiri dan sebuah tongkat kayu seukuran penggaris 50 cm di tangan kanannya.
Balus menggigit bibir, ketakutan tapi tidak bisa apa-apa.
10-- INT. KAMAR BALUS - CONTINOUS
Terdengar suara teriakan Balus Mengerang kesakitan dan teriakan Laras.
Adek berlari ketakutan, trauma, dan kasihan, menutup kedua telinganya menuju helm kecemasannya di sudut kamar. Berjongkok menghadap sudut, memakai helmnya buru-buru. Tangisannya seketika pecah, terdengar samar dari luar helm.
ADEK
Frame hanya menyorot Adek dari belakang dan terus mundur perlahan.
Kita mendengar beberapa barang jatuh terbanting. Suara Balus memohon dan mengerang kesakitan di lantai bawah terdengar samar.
BALUS (O.S.)
(pedih memohon)
LARAS (O.S.)
(memaki)
Terdengar suara bantingan benda dari kayu.
Seketika hening. Kita hanya mendengar tangisan samar Adek beberapa saat.
Pintu kamar terbuka, terlihat Adek semakin menyudutkan diri seakan ketakutan.
Ternyata Balus yang membuka pintu, ia berdiri pincang dan tangan kiri memangku tangan kanannya yang kesakitan. Ekspresinya datar menatap Adek, tapi mata sembabnya menunjukkan sakit hati, kecewa, putus asa, sedih, lelah.
Adek kemudian menyadari dan berbalik di sudut kamar menatap Balus.
ADEK
(sesegukkan)
JUMP CUT TO: