Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Dekapan Kelam
Suka
Favorit
Bagikan
5. ACT 1 SEQUENCE 2 LANJUTAN

EXT. TENGAH HUTAN - JALAN SETAPAK MENUJU RUMAH - DAY

Balus berjalan memeluk sekantong kresek sayurannya dibawah gerimis hujan. Menggigil kedinginan, menggenggam keresek hitam berisi roti lapis.

SFX: SUARA SEMAK-SEMAK.

Balus menyadari ada pergerakan dan suara di semak-semak. Perlahan ia mendekatinya, tanpa rasa takut. Ketika semak-semak itu dibuka, terdapat sekeluarga kelinci sedang berkumpul. Balus tersenyum lebar senang.

Balus memetik dua lembar daun talas besar yang tak jauh ada disana. Memindahkan roti lapis dari kresek hitam ke daun itu dan membungkusnya agak buru-buru dan tidak rapi.

Balus memasukkan semua kelinci ke dalam kresek bekas roti lapisnya sambil dihitung.

BALUS

(senang)

Sembilan. Sepuluh.

Balus berdiri dan mengintip kresek itu.

BALUS (CONT'D)

Sepuluh ekor. Tangkapan terbanyakku. Ini bisa untuk dua atau tiga hari ke depan. Aku beruntung.

EXT/INT. RUMAH BALUS - PINTU MASUK - DAY

Di hadapan pintu, Balus mendekap sayurannya dan menjinjing sekeresek kelinci. Menyiapkan mental dengan menarik napas, lalu mengetuk pintu dengan dua ketukan, jeda, dan satu ketukan.

beat

Suasana dalam rumah di dominasi gelap. Penerangan berasal dari lampu teplok di meja selasar samping tangga.

Laras kemudian membukakan pintu. Rambutnya berantakan dengan wajah pemabuknya sambil merokok. Ia turunkan rokoknya dan menghembuskan asap.

Balus memberikan keresek kelinci pada Ibu. Ibu membukanya dan melihat kelinci-kelinci di dalamnya. Balus merogoh sakunya.

LARAS

(datar)

Mana uangnya?

Balus memberikan semua uang kepada Laras. Laras mengambilnya seperti preman.

LARAS (CONT'D)

Masuk. Taruh sayurannya disitu. Ganti baju sana.

Balus masuk agak menunduk melewati Laras yang memperhatikan kembali kelinci di kresek. Balus bergerak mencurigakan, takut ketahuan akan roti lapis dan kelinci kecil yang ia sembunyikan di dalam baju belakangnya (bajunya dimasukkan ke celana). Balus berjalan tegak dan miring menuju meja kecil samping tangga, menaruh sayurannya sambil sesekali menengok Laras yang sedang menghitung kelinci.

LARAS

Sembilan ekor (menghitung).

Di pintu, Laras masih menghadap ke luar dan mengangkat ibu kelinci yang cukup besar.

LARAS

(tertawa gila)

Wahh, hahaha. Bakal cukup sampai dua hari nih.

Balus perlahan menaiki tangga agak menyamping, agar masih bisa melihat Laras. Bagian baju belakangnya yang dimasukkan ke celana hampir tebuka.

LARAS

(tak sabar)

Dipanggang, terus ditaburi garam dan merica. Pasti sudah nikmat (menelan ludah). Aku akan makan enak malam ini.

Setengah tangga dilewati Balus, tiba-tiba baju bagian belakangnya terlepas dan menjatuhkan roti yang dibungkus daun dan kelinci kecil ke tangga. Balus segera menutupinya dengan badan menghadap pegangan tangga, berlagak kesakitan.

Laras menoleh Balus cepat.

LARAS

(agak lantang)

Hei! Kenapa kau?! (memasukkan kelinci ke keresek)

BALUS

(pura-pura kesakitan)

Aww. Tersandung, licin (mengusap kaki)

Ibu menutup pintu agak keras dan mengunci 1 kunci. Ia berbalik menghadap Balus dengan mata lebih lebar.

Di tangga, Balus tertunduk mengusap-usap kakinya takut ketahuan, tegang.

Laras berjalan maju.

Balus semakin ketakutan dan menggeleng-geleng, ia mulai bernafas tersengal-sengal dengan posisi tangan agak mode bertahan takut dipukul dan dimarahi.

Nyatanya, Laras hanya berjalan ke lorong samping tangga, mengambil kresek sayuran dan lampu tanpa menoleh Balus.

Balus mmengangkat wajahnya menyadari Laras sudah pergi. Ia lega menurunkan tangannya dan sesegera mungkin membawa bungkusan roti lapis dan kelinci itu dalam dekapannya, naik ke atas.

INT. KAMAR BALUS - SIANG

Balus menutup pintu rapat dan bernapas lega melihat bungkusan roti dan kelinci di dekapannya aman.

Adek yang sedang duduk di meja belajarnya, melihat Balus.

ADEK

(agak khawatir penasaran)

Kakak, ada apa? (berbahasa isyarat)

BALUS

(berbisik)

Lihat ini.

Balus berjongkok menaruh kelinci kecil itu di lantai, kelinci itu melompat-lompat.

ADEK

(senang)

Kelincii

Adek bersemangat menghampiri kelinci itu, mengelus-elusnya. Balus tersenyum melihat Adek.

ADEK (CONT'D)

Apa ibu tidak akan marah kakak membawanya kemari?

BALUS

Ssstt. Jangan sampai ibu tahu.

Balus membuka bungkus daun. Roti lapis itu sudah tidak rapi.

BALUS (CONT'D)

Kakak membawa makanan untuk kamu. Ini, Kakak sudah makan setengahnya.

ADEK

Apa itu? (duduk, memangku kelinci)

BALUS

Ini makanan yang sangat enak, kalau disusun seperti ini (menyusun roti itu seperti semula). Jadilah roti lapis (menyodorkannya)

Adek terkagum senang. Membuka mulutnya bersiap melahap. Balus menyuapi Adek dengan tenang tersenyum.

Adek mengunyah sangat menikmati, bergembira sambil menyayangi kelincinya. Mereka berdua tersenyum gembira, tertawa kecil.

CUT TO:

INT. RUMAH BALUS - LANTAI 1 - MALAM - MONTAGE

  1. Toilet - Laras duduk di balok kayu menghadap bak air yang meluap. Air dari selang biru di ventilasi terus mengucur. Laras menguliti kelinci dewasa, dan dua lainnya sudah bersih di sisinya.
  2. Dapur - Laras berdiri menghadap wastafel, tempat memanggang. Ia menatap kelinci-kelinci yang sedang terpanggang di atas jaring kawat dan bara api.
  3. Dapur - Laras duduk di kursi meja tengah dapur. Makan kelinci yang besar dengan lahap (seperti kelaparan beberapa hari). Di sisi piringnya, ada dua kelinci panggang berukuran kecil di piring.

CUT TO:

INT. KAMAR BALUS - SIANG

Matahari menyinari tubuh Balus yang terbaring di kasur. Ia menggigil dibalut selimut tipis, bibirnya pucat.

Adek mengecek suhu dahi Balus.

ADEK

(khawatir dan berbisik)

Kakak panas sekali.

Balus tidak terusik, masih memejamkan mata dan menggigil.

Adek mengambil daging kelinci panggang sisa semalam di meja, tertinggal seekor yang belum dimakan dengan sedikit nasi yang sudah mengeras.

ADEK

(menyodorkan ke depan Balus, di atas kasur)

Kak, ini sarapan dulu.

BALUS

(lesu, memejamkan mata)

Kakak tidak nafsu makan.

ADEK

Kakak harus makan agar cepat sembuh.

Balus tidak bereaksi. Adek berpikir.

ADEK

Tunggu sebentar.

Adek pergi ke sisi, tempat perpustakaan kecilnya berada. Ia mencari buku diantara kumpulan buku itu--

Ia menemukan buku yang dicarinya, berjudul "Obat Alami Setiap Penyakit". Ia mengambil dan membuka-buka halaman hingga berhenti di sebuah halaman dengan sub-judul "Pereda Demam". Membaca list obatnya bedasarkan urutan nomor di halaman itu.

ADEK

Daun basil. Cuka apel. Jahe. Mint.

BEGIN MONTAGE - VARIOUS LOCATION

  1. Selasar lantai 2 - Adek menutup pintu kamar dengan hati-hati dan waspada.
  2. Tangga - Adek menuruni tangga perlahan.

END MONTAGE

INT. DAPUR - SIANG

Adek membuka laci yang dijadikan tempat penyimpanan bahan makanan. Di beberapa laci, terdapat bermacam-macam sayuran yang disesuaikan jenisnya. Adek mengecek sekitar dan mengambil 2 lembar sawi, dimasukkan ke saku celana. Lalu kembali menggali-gali mencari jahe.

ADEK

(waspada)

Dimana jahenya?

Adek berpindah ke laci lain, menggalinya lagi. Kemudian ia melihat sebiji jahe di bawah sayuran.

ADEK (CONT'D)

Ini dia (mengambilnya)

Adek berbalik lalu tersentak seketika melihat Laras datang dari selasar meneguk minuman kerasnya. Adek sigap menggenggam jahenya agar tidak terlihat.

Laras menyadari keberadaan Adek dan memandangnya datar dari lorong. Adek tertegun, menurunkan tangannya.

LARAS

(sedikit teler)

Sedang apa kau?

ADEK

(gugup dan takut)

Me-menyapu lantai. Ba-ru selesai. (memandang lantai)

Laras diam sesaat dan melihat sapu bersandar di dinding samping lemari, belakang Adek. Lalu menenggak lagi minuman kerasnya sambil berjalan agak sempoyongan ke kamarnya.

beat

Adek berjalan was-was menuju ke selasar agak cepat, menutupi saku celana dan jahenya.

beat

LARAS (O.S.)

Tunggu!

SELASAR LANTAI 1

Adek berhenti dengan gugup, hanya menunduk.

Gambar diambil dari depan Adek, menyorot selasar menuju kamar mandi. Laras menghampiri Adek dari arah kamarnya.

LARAS

Berbalik.

Adek berbalik dengan ekspresi tegang, tangannya di belakang. Laras kemudian memeriksa Adek dengan kecurigaan. Dari mulut, baju, dan tangannya.

Laras menemukan jahe di tangan Adek.

LARAS

Untuk apa ini?!

ADEK

(gugup dan takut)

U-untuk Ka-kak.

Ekspresi Laras sudah tajam, ia memeriksa saku celana Adek dan merogohnya, menemukan beberapa lembar sawi.

LARAS

(mengancam)

APALAGI INI!

ADEK

(gelagapan ketakutan)

It-it-ituu.

Laras langsung berjalan cepat melewati Adek menuju ke lantai 2 dengan amarah. Diikuti Adek yang menggeleng-geleng resah, takut, dan khawatir pada Balus.

INT. RUMAH BALUS - LANTAI 2 - SIANG

Laras berjalan marah dari tangga menuju kamar Balus.

LARAS

(ketus)

Berani-beraninya dia!

Adek menyusul, ingin menahan Laras namun tidak berani.

Laras membuka pintu kamar hingga menggebrak.

INT. KAMAR BALUS - CONTINOUS

Laras dapati Balus berjongkok di dekat kardus yang sudah tertutup selimut (berisi kelinci), tiba-tiba berbalik menghadap Laras.

LARAS

(marah)

Seenaknya kau menyuruh bocah ini mencuri makanan?
Untuk jahenya? Mulai berani malas-malasan lagi ya kau!! (menunjuk Adek sambil menghampiri Balus)

BALUS

(merasa dituduh)

Mencuri? (menatap Adek)

Balus duduk ketakutan. Laras mengangkat tangan, bersiap memukul Balus, namun ditahan Adek dengan memegangi lengan Laras.

Laras semakin marah, menampar Adek dengan tangan lainnya hingga tersungkur mundur kesakitan.

BALUS

(terkejut khawatir)

Adekk!

LARAS CONT'D

Ini salahmu (menghadap dan menunjuk Balus)

Balus ingin menghampiri Adek namun takut. Laras melirik kardus di belakang Balus.

Balus semakin resah, takut ketahuan. Laras melangkah maju selangkah.

ADEK

(bergemetar, agak lantang)

Kakak sakit, panas demam, Bu. (sambil memegangi pipinya dan matanya berkaca-kaca)

Laras menatap Balus dengan ekspresi marah meragukan. Ia mengangkat tangan kirinya, Balus memejamkan mata ketakutan dengan posisi bertahan.

Tapi ternyata, Laras hanya menaruh punggung tangannya di dahi Balus. Sentuhan itu membuat Balus menjadi tenang sekaligus syok, ia membuka matanya perlahan. Mendongak menatap wajah Laras dengan rindu.

Laras menurunkan tangannya. Ekspresinya datar walau masih tampak judes.

Laras menoleh Adek yang masih memegangi pipinya. Laras berjalan keluar kamar, tiba-tiba ia berhenti sebelum pintu ditutup.

LARAS (CONT'D)

(tegas)

Sekali lagi aku peringatkan, kalau ada yang kalian coba sembunyikan dariku atau kalian mencoba macam-macam. Kalian sudah tahu akibatnya.

Balus dan Adek saling menatap kelu. Laras menutup pintu.

Balus mendekati Adek dengan kahawatir. Adek menunduk masih memegangi pipinya merasa bersalah.

BALUS

Kamu tidak apa-apa. Pipi kamu sakit? (berbisik dan berbahasa isyarat)

Adek mengangguk. Membuka telapak tangan kanannya, terdapat jahe. Balus melihatnya, lalu menatap Adek dengan sabar.

CUT TO:

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)