Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Dekapan Kelam
Suka
Favorit
Bagikan
10. ACT 2 SEQUENCE 5

INT. KAMAR KURUNG - DAY

Suara burung dan pepohonan terhembus angin membangunkan Adek yang tidur meringkuk di lantai depan pintu.

Adek duduk, memperhatikan keadaan kamar yang berantakan penuh debu dan sarang laba-laba, lalu ke arah jendela. Ia menghampiri jendela dan melihat ke luar, terdapat selang air panjang menuju ke atas hutan. Adek menyadari jendela itu tidak berjeruji, ia meraba-raba, mencoba membuka kunci slot jendela. 

ADEK

Aww, keras sekali (jarinya kesakitan). Tidak bisa dibuka. (meraba baut kunci slot itu) Sudah karatan.

Terdapat kursi yang rusak, cermin tua berdebu di sudut. Perhatian Adek penasaran kepada sesuatu yang ditutupi kain putih lusuh.

Adek membuka kain putih itu. Ia melihat meja 1x1 meter setinggi pinggangnya berlaci, dan beberapa barang rusak lainnya. Adek membuka laci itu dan melihat banyak barang. Ia menggali-gali mencari sesuatu yang berguna, ia mengangkat jarum kasur dan gulungan benang kasur 3 buah.

ADEK

Tali apa ini?

SFX: Suara tikus berdecit

Mendengar suara itu, ia segera menoleh dan melihat seekor tikus berlari. Tikus itu kabur ke sudut kamar, dan masuk ke lubang menuju lorong antara kamar kurung dan toilet lantai 2.

Adek meghampiri sudut itu. Mendekatkan wajahnya melihat melalui lorong melalui lubang itu.

Frame turun ke lantai 1, kamar Laras yang sejajar dengan kamar kurung.

INT. RUMAH BALUS - SIANG

BEGIN MONTAGE - VARIOUS LOCATION

  1. Kamar Laras - Laras mengambil kunci di atas lemari.
  2. Tangga - Laras menaiki tangga dengan membawa kunci.
  3. Lantai 2 - Laras berjalan menuju kamar kurung Adek dan membukakan kunci pintunya yang agak susah.

END MONTAGE

Sesaat terbuka Adek sudah berdiri di depan pintu, tak berani manatap Laras. Laras memperhatikan suasana kamar, seperti curiga tapi tidak.

LARAS

(tegas)

Sana (mengarahkan dengan kepalanya)

INT. KAMAR BALUS - SIANG

Balus berdiri melamun dekat jendela, menatap sendu kuburan Pak Dana, mengenang.

Tiba-tiba Adek menghampirinya.

ADEK

(murung, berbisik)

Kakak (menepuk pundak Balus)

Balus terkejut dari lamunannya, menatap Adek yang wajahnya merasa bersalah. Balus pun memeluknya.

BALUS

(berbisik, khawatir)

Kau baik-baik saja?

Adek mengangguk. Balus melepas pelukannya, ketakutan saat melihat Laras membuka pintu sambil menjinjing kantong kresek kecil.

Adek bersembunyi ke belakang Balus, tidak berani menatap Laras.

LARAS

(tegas)

Mulai hari ini, pintu ini akan dikunci ketika aku keluar. Dan kamar ini akan selalu aku periksa. Kalau aku temukan sekali lagi yang kalian sembunyikan, kalian tahu akibatnya. (jeda) Hari ini kalian cuma dapat ini karena kelakukan kalian kemarin (melempar kresek ke dekat Balus dan Adek)

Balus dan Adek melihat 2 bakwan terhempas keluar dari kresek itu ke dekat mereka.

Laras pergi dan menutup pintu.

Balus dan Adek saling menatap sesaat.

BALUS CONTINOUS

(tegas, berbisik, berbahasa isyarat)

Beruntung ibu tidak melukai kamu parah setelah kejadian kemarin. (jeda) Lagian apa yang kamu pikirkan? Apa karena taman bermain itu?

ADEK

Maafin ulah Adek kemarin, Kak.

Balus menatap Adek, juga merasa bersalah karena akan kabur kemarin.

beat

BALUS CONTINOUS

(merasa bersalah)

Maafin Kakak Juga.

Balus dan Adek memperhatikan suasana kamar yang kini berantakan. Meja, kursi, dan helm yang hancur. Juga lemari yang tergeletak.

beat

ADEK

(berbisik, berbahasa isyarat)

Apa kakak bisa dapatkan kursi dan meja baru untuk Adek? Dan helmnya juga?

beat

BALUS

(Serius)

Tidak. (jeda) Kita tidak akan terkurung disini lagi. Sudah saatnya kita pergi dari rumah ini.

Adek terkejut dengan pernyataan Balus.

ADEK CONTINOUS

(ragu)

Ibu?

BALUS

Enggak usah memikirkannya lagi? Bukannya kamu ingin ke taman bermain dan bertemu anak-anak seumuran kamu?

ADEK

(ragu dan takut)

Enggak. Adek tidak mau lagi (melihat luka-luka Balus yang menampak).
Adek tidak mau melanggar ibu lagi. Adek tidak mau melihat kakak dikubur seperti orang itu karena melawan ibu. Kakak dengar 'kan apa kata ibu barusan?

BALUS

Kita tidak usah takut lagi ancaman yang ibu katakan selagi kita jauh darinya. Kita bisa bermain dan bernyanyi sepuasnya nanti. Kamu bisa lompat-lompat, berlarian mengejar burung, makan banyak makanan, sampai bersenang-senang teriak sepuasnya.

ADEK

Tapi..

BALUS

Kakak tidak mau disini selamanya. Menangis kesakitan sepanjang malam. Lelah sepanjang waktu. Dan ketakutan selamanya. Kakak ingin kita bebas. Kakak yakin kamu takut dikurung di kamar itu kan? Apalagi sekarang setiap malam kamu akan disana? Kamu masih mau diam?

Adek semakin terlihat bimbang.

Balus mengambil lipatan kertas kecil dari sakunya. Ia buka dan memperlihatkannya pada Adek.

BALUS

(serius)

Kakak ingin kamu untuk berani. Bahkan untuk disaat sudah seperti ini.

Adek berpikir-pikir.

BALUS

Pertama, kita harus memikirkan dulu bagaimana cara keluar dari rumah. Kita butuh peralatan, obeng, tali, atau semacamnya.

Selagi Balus berpikir mencari solusi, Adek merogoh saku dan mengeluarkan seutas benang kasur yang pendek walaupun masih ragu.

ADEK

Apa ini akan berguna?

Balus mengambil tali itu dengan mata berharap.

ADEK

Adek menemukan beberapa gulung tali seperti ini di kamar kurung. Adek membawanya sedikit, karena takut ketahuan ibu.

BALUS

Sekarang, Adek beri tahu Kakak. Apa saja yang ada di kamar itu?

INT. KAMAR BALUS - DAY - BEGIN MONTAGE

  1. Balus mengajarkan Adek menguntai tali seperti tali tambang dengan celah di tiga jari dan memutarnya.
  2. Balus menunjukkan gambar orang yang sedang menuruni tebing dengan tali di dalam buku. Seakan mengajarkan kepada Adek, bagaimana cara memegang tali dan turun menggunakan tali dari jendela.
  3. Balus mengajarkan Adek membuka baut di pintu dengan menggunakan kertas yang ujungnya dibentuk seperti obeng bunga. Adek mencoba memutar obeng kertas itu. Adek berhenti, menyadari Balus memegangi perut dan menggelengkan kepalanya, seakan menahan sakit dan pusing.

ADEK

(khawatir, kasihan, ragu)

Kakak kenapa?

BALUS

Enggak. Cuma agak pusing aja. Ayo coba lagi.

Adek mencoba lagi. Dan Balus berusaha menahan rasa sakit perutnya dan pusingnya.

END MONTAGE

INT. RUMAH BALUS - LANTAI 1 - NIGHT

Suasana rumah didominasi gelap, hanya diterangi cahaya bulan dari jendela pintu belakang rumah.

Balus berjalan di selasar, menuju toilet. Ia berhenti di depan toilet, sehingga bisa melihat Laras yang tengah memasak di dapur-menghadap jendela belakang rumah diterangi api di kayu bakar dan cahaya lampu petromax di meja. Laras batuk-batuk.

Balus mengawasi pergerakan Laras, lalu melihat ke arah gudang dekat pintu kamar Laras. Lalu menoleh Laras kembali, dan terkejutnya ia melihat Laras sudah dalam posisi melihat ke arahnya.

LARAS

(ketus)

Kenapa kau berdiri di sana? Kau membuatku takut.

Balus menggeleng cepat agak takut, dan berjalan maju menuju toilet.

SFX: Suara pintu toilet terbuka dan menutup.

Mendengar suara itu, Laras lanjut memasak.

INTERCUT POV BALUS DAN LARAS

- Balus berdiri di luar toilet, diam-diam dan waspada. Ia menengok ke kiri, ke arah gudang yang pintunya tertutup.

- Di dapur, sambil batuk-batuk, Laras mengipasi kayu bakar di wastafel agar tetap menyala dan memanaskan panci berisi sop sayuran.

- Balus sudah di depan pintu gudang, masih terus waspada mengawasi arah dapur. Ia membuka gagang pintu dan terbuka.

- Laras mengaduk masakannya, beberapa saat kemudian ekspresinya berubah dari biasa-biasa saja menjadi kecurigaan berpikir-pikir.

SFX: Suara sesuatu terjatuh.

Laras langsung menoleh dan berjalan menghampiri sambil membawa lampu. Di depan toilet ia melihat Balus baru keluar dari toilet dan menutup pintunya.

LARAS

(ketus penasaran)

Suara apa barusan?

BALUS

(pura-pura kesakitan)

Aku terjatuh di toilet (memegangi pinggang belakangnya).

Laras memandang ketus Balus.

LARAS

Sebentar lagi makanannya matang. Suruh bocah itu masuk ke kamarnya.

BALUS

(mengangguk, pelan)

Iya.

Balus berjalan pergi sambil memegangi tangan dan pinggangnya pura-pura kesakitan.

Laras membuka pintu toilet, meneranginya dan melihat genangan air mengalir di lantai. Ia mengarahkan lampunya dari toilet hingga yang dilalui Balus tidak ada jejak kaki basah. Ia menatap curiga, dan kemudian menghiraukannya.

INT. LORONG LANTAI 2 - DAY

Dari tangga, Balus berjalan ke lorong antara toilet dan kamar kurung, mengeluarkan obeng bunga dari dalam celananya. Menatap obeng itu dengan berharap dan yakin.

FLASHBACK:

INT. KAMAR BALUS - SIANG

Balus dan Adek duduk di lantai menatap rencana Balus yang tergeletak di secarik kertas.

BALUS

(Berpikir-pikir)

Sekarang, bagaimana caranya kita membawa obeng itu masuk ke kamar kurung. Bakal bahaya kalau sampai kita ketahuan.

ADEK

Lewat lubang tikus. Adek melihat lubang tikus yang menembus dari dalam kamar ke lorong. Rupanya tikus-tikus itu bersarang di kamar kurung.

BALUS

Dimana lubang itu?

BACK TO SCENE:

ADEK (O.S)

Di sudut lorong.

Balus memindahkan meja kecil di sudut itu sambil waspada. Ia melihat lubang menuju kamar. Balus memasukkan obeng itu ke sana dan kembali merapikan meja.

INT. RUMAH BALUS - KAMAR BALUS - MALAM

Adek tengah menggambar di lantai diterangi lampu. Balus masuk dan menutup pintu, menghampiri Adek.

BALUS

(berbisik serius)

Obengnya sudah Kakak masukkan ke lubang kamar. Sebentar lagi makan malam, Ibu menyuruh kamu masuk ke kamar sekarang.

Adek mengangguk ragu-ragu dan takut.

ADEK

(seperti memohon)

Kak, Adek takut.

BALUS

Kamu pasti bisa. Kita harus segera pergi dari sini. Jangan ragu lagi.

beat

ADEK

(ragu)

Kakak yakin mau meninggalkan ibu?

BALUS

Kita tidak punya pilihan lain. Sudah terlalu lama kita hidup seperti ini. Kakak tidak tahan lagi.

ADEK

Kakak bisa saja pergi sendiri tanpa Adek, itu pasti lebih mudah. Kenapa kakak tidak melakukannya?

Balus merasa bersalah mengingat kemarin dirinya hampir pergi sendiri.

beat

ADEK

Apa karena Kakak tidak mau meninggalkan Adek?

BALUS

Kakak tidak ingin menjadi orang berengsek seperti ayah kita. Penyebab semuanya menjadi seperti ini. Kakak tidak ingin meninggalkan kamu seperti dia meninggalkan kita.

ADEK

Ayah? Kenapa Kakak tidak pernah bilang kalau aku punya ayah.

BALUS

Belum saatnya untuk kamu mengerti.

ADEK

Apa semuanya bakal berbeda kalau Adek tidak pernah ada?

BALUS

Entahlah.

SFX: SUARA LARAS MENAIKI TANGGA

BALUS

(hanya berbahasa isyarat)

Ibu datang.

Balus dan Adek berdiri berhadapan.

BALUS (CONTINUOUS)

(fokus)

Ingat Adek, kamu harus lakukan apa yang sudah kakak bilang (menggenggam tangan Adek). Hanya ini kesempatan kita, kamu mengerti? kamu harus berhasil. Sampai ketemu di luar.

Adek berjalan dan membuka pintu. Sesaat membuka pintu, Laras sudah berdiri di sana memegangi dua mangkuk sop dengan wajah datar agak mengerut. Adek agak terkejut takut.

LARAS

(ketus)

Sana! (menyodorkan mangkuk makanan)

Adek mengangguk menerima mangkuk itu, lalu melangkah pergi ke kamar kurung melewati Laras di depan pintu.

Balus menghampiri Laras, menerima mangkuk bagiannya. Laras pun pergi mengikuti Adek menuju kamar kurung. Balus berdiri di pintu melihat mereka.

INSERT:

Adek berjalan menunduk murung membawa mangkuknya masuk ke dalam kamar kurung. Pintunya kemudian ditutup dan dikunci Laras dari luar.

Balus pun menutup pintunya perlahan, ekspresinya berharap rencananya berhasil dan Adek Selamat.

INT. KAMAR KURUNG - MALAM

BEGIN MONTAGE

  1. Adek mengangkut kursi rusak di sudut kamar dan menaruhnya di depan jendela. Menaruh mangkuk makanannya di atas kursi itu, dan makan sesuap lalu kembali bergegas.
  2. Adek membuka kain yang menutupi meja. Membuka laci dan mengambil semua gulungan tali yang ada di sana.
  3. Adek duduk di lantai, menghadap makanan dan jendela. Ia menyuap satu suapan, lalu mengikat ujung ketiga tali itu menjadi satu sambil mengunyah. Ia mulai menguntai tali seperti tambang dengan ibu jari, telunjuk, jari tengah. Setiap tali disisipkan di setiap sela ketiga jari itu, lalu Adek menarik ujung tali sambil memutarnya agar menyatu, dan tampak seperti tambang.

END MONTAGE

FADE OUT:

INT. KAMAR BALUS - MALAM

Lampu teplok menyala di tengah ruangan.

Balus memasuk-masukkan buku gambar adek ke dalam tas. Ia melihat jam sudah pukul 11.30

Tiba-tiba perutnya kesakitan hingga ia tersungkur di lantai, dekat lampu. Ia merintih kesakitan memegangi perutnya. Batuk-batuk, ditutupi mulutnya.

Semakin lama, batuknya semakin berjarak.

beat

Hingga akhirnya ia tidak sadarkan diri, dan tangan yang menutup mulutnya terjatuh, memperlihatkan telapak tangan yang berdarah.

INT. KAMAR KURUNG - MALAM - MONTAGE

  1. Adek sedang mengikat lemari dengan tali untaiannya, menarik-nariknya memastikan ikatan dan tali itu kuat.
  2. Adek menghampiri lubang tikus, mengambil obeng yang diselundupkan Balus. Ia mendekati jendela dan berusaha membuka baut kunci slot karatan di jendela itu dengan obeng.
  3. Perlahan jendela dibuka, ia takut bersuara. Setelah terbuka, Adek melihat sekitar belakang rumah hingga hutan yang gelap dan melihat ke bawah, cahaya lampu dari kamar Laras masih menyala melalui jendela.

END MONTAGE

FLASHBACK:

INT. KAMAR BALUS - SIANG

Balus dan Adek sedang melihat gambar seseorang yang melakukan Rappeling dalam buku di lantai.

BALUS

(serius)

Kamu yang harus keluar lebih dulu, tanpa sepengetahuan ibu. Kamu turun lewat jendela saat ibu ke atas menuju kamar kamu. Hanya itu satu-satunya kesempatan.

ADEK

Kenapa tidak pada saat ibu masih tertidur?

BALUS

Terlalu beresiko. Kita tidak tahu Ibu berada di kamar, ruang tamu atau dapur. Dan kita tidak tahu kapan ibu tidur. Pokoknya, kamu harus pergi disaat terang, hutan sangat menakutkan dan berbahaya ketika gelap.
Setelah kamu turun, ikuti selang air hingga menemui sungai. Setelah itu, ikuti aliran sungai ke bawah bukit. Di hilir, kamu akan menemukan kampung lain. Nanti kita bertemu disana.

ADEK

(ragu)

Bagaimana kalau Ibu mengejar Adek?

BALUS

Itu tugas Kakak. Kakak akan berpura-pura pergi. Disaat ibu memeriksa kamu di kamar kurung, saat itu juga kakak akan mengendap-endap mengunci ibu di kamar itu untuk mengulur waktu, agar kita punya waktu untuk kabur.

ADEK

Terus gimana cara Kakak keluar? Ibu pasti mengunci rumah kalau Kakak sedang keluar rumah.

BALUS

Mudah. Kakak akan menghancurkan kuncinya, dan berlari pergi sampai kita bertemu lagi.

BACK TO SCENE:

INT. KAMAR KURUNG - MALAM

Ekspresi Adek sangat ragu dan gelisah, menutup jendela perlahan.

Frame kemudian turun ke lantai satu, kamar Laras yang sejajar dengan kamar kurung.

INT. KAMAR LARAS - MALAM

Ruangan diterangi lampu minyak tanah yang ditaruh di meja rias.

Laras sedang melipstik bibirnya sambil bercermin di meja rias. Ia bergaya senyum-senyum melihat wajahnya di cermin, sambil sesekali meminum miras dalam botol yang tersisa setengah lagi.

beat

Kemudian wajahnya berubah kembali datar seakan menyadari sesuatu kembali. Ia menatap wajahnya di cermin, perlahan-lahan berekspresi benci mengepal tangan keras.

Kemudian tiba-tiba berteriak-teriak keras dan mulai memukul-mukul meja dengan keras.

INT. KAMAR KURUNG - MALAM

SFX: SUARA TERIAKAN LARAS DAN MEJA YANG DIPUKUL-PUKUL.

Adek berlari ke sudut, panik ketakutan sambil menutupi kedua telinganya, napasnya buru-buru. Ia duduk, merapatkan kakinya ke dadanya sambil menunduk.

ADEK

(panik dan ketakutan)

Kakak. Kakak. Kakak. (menggeleng-geleng)(mulai sesegukkan)

INT. KAMAR BALUS - MALAM

SFX: SUARA TERIAKAN LARAS DAN MEJA YANG DIPUKUL-PUKUL.

Lampu teplok menyala di tengah ruangan.

Balus masih tergeletak di lantai, dalam posisi yang sama seperti tadi. Memperlihatkan ia betul-betul tidak sadar.

FADE OUT:

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)