Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
EXT. KOTA - SIANG
Sebuah bis tua berjalan di jalan raya perkotaan dan berhenti di sebuah pemberhentian bis. Pintunya sudah reyot dan berdecit terbuka, memunculkan Balus yang duduk di tangga bis lalu turun.
Balus berdiri di sisi jalan, memandang suasana perkotaan yang sibuk. Orang lalu lalang, pertokoan, pedagang kaki lima, dan jalan raya yang ramai.
BALUS
Balus dari jalan cepat hingga kemudian berlari di trotoar.
BEGIN MONTAGE - VARIOUS LOCATION
END MONTAGE
EXT. TAMAN KOTA - SIANG
Taman itu cukup sepi karena langit mendung. Balus duduk di tanah menyandar di sebuah pohon, menghitung uang receh di samping kantong kresek sayurannya dan satu mie gelas yang terseduh.
BALUS
Balus memasukkan uangnya ke dalam tas selempang dan mengambil mie gelasnya. Ia menyeruput mienya dengan tenang dan nikmat.
beat
SFX: GEMURUH LANGIT.
Balus menatap langit dan hujan mulai turun, namun karena pohon yang ditempatinya rindang, ia aman dari hujan. Semua orang langsung berlarian mencari tempat berteduh, sedangkan Balus duduk tenang melihat orang-orang berlarian sambil menikmati mienya.
CUT TO:
INT. RUANG TAMU - TEMPAT JEMURAN - SIANG
Beberapa pakaian menggantung di tambang-tambang itu, bergoyang oleh angin dari jendela.
Kita melihat situasi dalam rumah dari luar melalui jendela. Tiba-tiba Laras muncul dari samping jendela seakan mengejutkan kita dengan ekspresi ketus dan jutek. Ia melihat langit yang mendung dan kemudian menutup jendela.
INT. KAMAR BALUS - SIANG
Adek sedang menggambar sesuatu di buku gambarnya yang kusam dengan pensil yang sudah sangat pendek di mejanya. Terlihat ia menggambar dirinya dan Balus sedang bermain jungkat-jungkit di taman bermain. Menggarisi lengkung wajahnya dan Balus agar tersenyum lebar. Adek menatapi gambar itu, ingin pergi ke sana.
ADEK
(tersenyum)
Hujan menetesi kaca dihadapan Adek, ringan menjadi lebat. Kilatan petir menyala mengejutkan Adek.
SFX: GEMURUH DARI KEJAUHAN MULAI TERDENGAR.
Adek takut. Berlari ke sudut kamar dan mengenakan helmnya. Duduk menunduk memeluk lututnya sambil bernyanyi, suaranya terdengar samar-samar.
ADEK
(bernyanyi)
SFX: GEMURUH BERSUARA.
CUT TO:
INT. KAMAR LARAS - SIANG
SFX: HUJAN SEDANG
Laras masuk ke kamarnya sambil menari dan bernyanyi. Tariannya lambat, senada dengan nyanyiannya seperti lagu-lagu bergenre keroncong-bossanova tentang keobsesian perempuan terhadap diri sendiri. Ia menari dengan sangat menghayati lagu, tersenyum-senyum tipis.
beat
SFX: GEMURUH
Sampai ia mendekati dinding kamarnya yang tertempel beberapa poster. Menunjuk salah satu poster dengan gambar sketsa wajah dirinya.
LARAS
Laras menunjuk poster lain yang bergambar wajahnya dari cctv.
LARAS (CONT'D)
Ia tersanjung dan senyam-senyum memainkan rambutnya. Kembali menari dan menyanyi.
Kita melihat poster yang ditunjuk Laras bertuliskan DPO (Daftar Pencarian Orang). Tersangka kasus pembunuhan.
Lalu kita diperlihatkan 4 poster lainnya yang menempel dekat poster tadi, bergambar Laras dari cctv namun berbeda-beda tempat.
Dari keempat poster, salah satunya ada yang bergambar Laras yang mengenakan daster, tengah hamil 8 bulan berjalan di trotoar menggendong tas punggung dan menjinjing travel bag. Di belakangnya, Balus menggendong tas punggung dan membawa pialanya. Bertuliskan "Dicari. Tahun 2017".
MATCH CUT TO:
EXT. TROTOAR JALAN - SIANG - FLASHBACK
INSERT TEXT: 7 Tahun Lalu. Detik-Detik Adek Lahir.
Laras berkeringat lelah, ekspresinya seakan putus asa. Tiba-tiba ia berhenti dan menjatuhkan travel bagnya, mengerang perutnya kesakitan. Balus hanya terdiam heran melihat air ketuban mengucur dari kaki laras ke tanah.
INSERT:
Seorang Nenek (P/60) yang tengah menyiram tanaman di halaman rumahnya, melihat Laras di seberang jalan sedang kesakitan. Ia khawatir menaruh gembornya dan menghampiri Laras.
NENEK
Laras tidak berkata sedikitpun, bergelut dengan rasa sakitnya dipapah Nenek itu ke rumahnya. Balus mengambil travel bag dan mengikuti mereka.
INT. KAMAR NENEK - SIANG
Laras sedang melahirkan di kasur dengan dipandu sang bidan. Balus berdiri di pintu melihat Laras.
NENEK
Laras berteriak dan akhirnya Adek lahir. Laras lega (tapi tidak tersenyum) melihat Nenek yang tersenyum menggendong Adek.
CUT TO:
INT. RUANG TAMU - SIANG
Laras duduk di sofa menyusui Adek yang masih bayi.
Di dekat pintu keluar, Balus meresletingkan travel bagnya. Ditaruh bersama tas-tas milik mereka yang sudah rapi (hendak pergi).
Nenek datang dari arah kamar yang lain, membawa kantong kresek cukup besar dengan isi baju bayi.
NENEK
Balus yang duduk agak menunduk memainkan kulit sisi kukunya dan menggigiti bibirnya, mengangkat kepala merasa bersalah, dan menatap Laras seakan memohon.
LARAS
(ramah, tapi seperti menutupi sesuatu)
NENEK
LARAS
(tersenyum)
NENEK
(prihatin)
LARAS
(pura-pura ramah)
Nenek itu pergi ke dapur melalui tirai yang dijadikan pintu dapur.
Wajah Laras berubah dari ramah menjadi jahat merencanakan sesuatu, ia melihat kamar nenek yang pintunya tidak tertutup rapat.
LARAS
(manipulatif, menekan)
Balus ragu-ragu dengan suruhan Laras.
LARAS CONT'D
Balus tersentak dan segera berjalan ke kamar Nenek dengan ragu membuka pintu perlahan sambil waspada.
BEGIN MONTAGE
END MONTAGE
INT. RUANG TAMU - CONTINOUS
Laras berjalan ke arah dapur sambil mengais Adek, ekspresinya manipulatif. Tiba-tiba saat ia sudah di depan tirai, Nenek keluar dari dapur membawa bungkusan makanan, membuat Laras tersentak kaget. Laras tersenyum palsu ke Nenek.
NENEK
LARAS
(manipulatif)
beat
Nenek sedikit curiga melihat senyum laras yang tampak palsu dan mencurigakan. Nenek menoleh sana-sini.
NENEK
LARAS
(berbohong)
beat
NENEK
(menyadari dan semakin curiga)
LARAS
NENEK
(syok)
Laras menyadari dia salah ngomong.
Nenek melihat ke kamarnya yang sedikit terbuka, laci meja riasnyanya terbuka, Nenek terkejut penasaran dan segera masuk ke kamar.
INT. KAMAR NENEK - CONTINOUS
Nenek memeriksa laci, dan amplop uangnya sudah terbuka dan mengeluarkan beberapa lembar uang berantakan. Nenek mengambilnya seakan tidak percaya dengan apa yang terjadi.
Nenek kemudian menoleh ke arah laras di luar kamar, dan melihat Balus yang berdiri dibelakang pintu, menatap Nenek dengan rasa bersalah dan ketakutan.
NENEK
(tidak percaya dengan apa yang terjadi)
Nenek menghampiri Balus dengan amarah.
NENEK
(resah)
Nenek mendapatkan uangnya di saku balus, melihatnya masih tidak percaya. Balus berlari keluar kamar, berdiri tertunduk di belakang Laras.
INT. RUANG TAMU - CONTINOUS
Nenek keluar kamar membawa ponselnya.
NENEK
(gemetar)
Laras segera menghampiri dan merebut ponsel Nenek.
Nenek syok ponselnya direbut. Nenek kemudian berjalan ke pintu keluar ketakutan, dan saat di pintu keluar Nenek berteriak.
NENEK
TOLO...!
Laras lebih dulu mendekap mulut nenek dari belakang dan menariknya masuk ke dalam. Nenek meronta-ronta berusaha lepas dari tangan Laras.
Balus hanya berdiri diam melihatnya, tidak bisa berbuat apa-apa.
Nenek menggigit tangan Laras hingga berteriak kesakitan. Laras dengan reflek kesakitan, menarik dorong Nenek itu.
LARAS
(kesakitan dan kesal)
Laras melihat Nenek itu sudah terkapar di dekat kursi kayu, memegangi kepalanya yang mengucurkan darah, merintih kesakitan.
Balus syok melihatnya, ia semakin ketakutan.
LARAS
(menyadari masalah besar)
Balus berniat mendekati Nenek, tapi disela Laras.
LARAS
Balus masih syok kebingungan. Laras sudah di luar pintu.
LARAS
Dengan terpaksa dan tak tega, Balus meninggalkan Nenek itu dan membawa tas gendong dan travel bagnya.
Nenek itu semakin lemas dan lemas, hingga akhirnya meninggal.
INSERT:
Kita diperlihatkan CCTV yang menempel di dinding menghadap ruang tamu, lampu cctv itu kelap-kelip.
CUT TO:
BEGIN MONTAGE
END MONTAGE
BACK TO: