Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cita-Cita Hana
Suka
Favorit
Bagikan
6. Scene 51-60 (Alasan)

51.INT. KAMPUS – RUANG LATIHAN – PAGI (CONT)

Kita melihat para member baru berlatih bersama pelatih. Sedangkan di sudut lain, member senior berlatih sendiri. Kita fokus pada Saga yang sesekali melirik ke arah Hana. Hana tampak kesulitan mengikuti pelatih. Saat Hana melihat ke arah Saga, dia buru-buru mengalihkan pandangannya.

CUT TO

52.EXT/INT. KAMPUS – KANTIN – SIANG

Kita melihat Alsa sedang duduk seorang diri di salah satu sudut. Dia tampak fokus dengan ponselnya. Di depannya ada jus jeruk miliknya. Lalu Bima datang dan duduk di sebelah Alsa.

BIMA

Halo, queen. Tumben sendirian. Mana dua dayang-dayangnya?

Alsa melirik Bima dengan sinis. Hana meneguk minumnya dan bersiap bergegas dari posisinya. Namun Bima menahan lengannya dan ditepis kasar oleh Alsa.

BIMA (CONT’D)

Mau ke mana sih? Gue baru dateng lho padahal. Ngobrol-ngobrol dulu kek.

Alsa duduk kembali di tempatnya.

ALSA

Enggak usah macem-macem deh. Ini tempat umum.

BIMA

Lho, emangnya gue mau ngapain sih? Gue cuma mau tanya kabar aja kok. Lagian kenapa kalo ini tempat umum? Terus elo maunya di tempat sepi aja gitu?

ALSA

Bener kata Mita sama Karla. Kamu bener-bener enggak ada kerjaan.

Alsa hendak beranjak lagi dan Bima kembali menghalanginya. Lalu tiba-tiba Hana sudah ada di belakang mereka dan menepuk kasar tangan Bima.

HANA

Ternyata elo enggak mau denger ya sama ucapan gue kemarin?

Bima menatap Hana dengan kesal. Dia berdiri dan melototi Hana. Sementara Alsa tampak gusar dan celingak celinguk ke sekitar. Ada beberapa orang yang memperhatikan ke arah mereka.

BIMA

Elo yang harusnya menjauh dari pandangan gue.

Hana hendak menendang Bima, tapi Bima lebih sigap menangkap kaki Hana dan mendorongnya sampai Hana terjungkai ke belakang. Hana terjatuh. Punggung belakangnya membentuk bangku yang ada di belakangnya. Semua orang di kantin langsung tertuju ke posisi mereka.

Terlihat Alsa semakin gusar. Lalu Alsa buru-buru pergi meninggalkan Hana dan Bima. Kita fokus pada wajah Hana yang memerah hendak menangis saat melihat Alsa pergi begitu saja.

BIMA (CONT’D)

Ini yang elo bilang member tekwondo?

Bima terkekeh sarkas. Hana berdiri berusaha terlihat kuat. Hana membalas pelototan Bima.

BIMA (CONT’D)

Masih belum nyerah juga?

Bima hendak menggerakan tangannya ke arah Hana, tapi Saga datang dan menahan tangan Bima. Sementara Hana sudah memejamkan matanya karena merasa ngeri. Lalu terjadilah saling adu pandang antara Bima dan Saga.

POV ALSA : Alsa yang belum keluar dari area kantin pun melihat kedatangan Saga di antara Bima dan Hana.

CUT TO

53.EXT/INT. KAMPUS – KORIDOR – SIANG

Kita melihat Saga berjalan lebih dulu dari Hana. Di belakangnya Hana terus mengikuti Saga. Hana seperti ingin mengatakan sesuatu. Kemudian Saga berhenti secara mendadak sampai Hana menabrak punggung belakang Saga.

HANA

Duh, kalo mau berenti bilang-bilang dong.

Saga berbalik menghadap Hana.

SAGA

Kamu ngikutin saya?

Hana menggeleng cepat.

SAGA (CONT’D)

Yaudah sana jalan duluan.

Hana mengangguk. Lalu Hana pun berjalan mendahului Saga. Baru beberapa langkah, Hana berhenti dan berbalik menghadap Saga.

HANA

Soal di kantin tadi ... makasih ya.

SAGA

Buat apa?

HANA

Nolongin gue dari Bima. Kalo aja tadi elo enggak ada, mungkin gue udah babak belur.

Saga dan Hana saling pandang selama beberapa saat. Saga tampak salah tingkah.

SAGA

Sama-sama.

Saga berjalan cepat mendahului Hana.

HANA

(bergumam)

Padahal tadi nyuruh gue jalan duluan.

CUT TO

54.EXT. KAMPUS – SORE

Kita melihat Hana berjalan keluar gerbang. Lalu Saga yang sudah naik motor, melintas di depan Hana.

HANA

Tunggu, tunggu.

Hana menghadang jalannya Saga.

SAGA

Apa lagi?

HANA

Elo mau langsung pulang?

SAGA

Nyebur kali.

Hana tertawa geli.

HANA

Ya ampun enggak pantes banget elo ngelawak dengan muka kaku gitu.

SAGA

Ada apa?

HANA

Gue mau bayar utang. Tadi kan elo udah nolongin gue.

SAGA

Enggak perlu.

HANA

Jangan gitu. Bisa-bisa gue kepikiran kalo enggak bales budi sama orang yang udah nolongin gue. Oke? Cuma makan kue kok.

SAGA

Enggak usah.

Saga menyalakan mesin motornya, tapi Hana buru-buru mencabut kunci motornya.

HANA

Mau dorong motor sampe rumah?

Saga mengembuskan napas pasrah.

CUT TO

55.EXT. KAFE – SORE

Kita melihat Hana diboncengin motor sama Saga. Saat berada di depan kafe milik Ajeng, Hana menepuk bahu Saga sebagai kode untuk berhenti.

HANA

Berenti,berenti.

Saga menghentikan motornya di depan kafe. Hana pun turun dari motor.

HANA (CONT’D)

Gue traktir lo makan di sini ya. Elo pasti suka. Kuenya enak-enak banget.

Saga memperhatikan kafe dan melihat ke arah dalam.

INSERT : Tampak Ajeng sedang memberikan pesanan ke salah satu meja pelanggan.

SAGA

Saya enggak mau.

HANA

(bingung)

Lho kenapa? Elo enggak suka makan kue?

Terlihat Ajeng hendak membuka pintu untuk keluar. Saga tampak panik.

SAGA

Buruan naik atau saya tinggal.

Hana pun tampak bingung dan buru-buru naik lagi ke motor Saga. Lalu Saga dengan cepat melajukan motornya meninggalkan area depan kafe.

Kita melihat Ajeng keluar dari kafe dan melihat Saga dan Hana dari belakang. Ajeng tidak melihat mereka begitu jelas.

CUT TO

56.EXT. JALANAN – SORE

Kita melihat Hana masih diboncengin motor oleh Saga. Lalu Saga menghentikan motornya di tepi jalan dan Hana pun turun.

HANA

Elo kenapa sih?

SAGA

Enggak apa-apa.

HANA

Yaudah kalo enggak apa-apa ayo balik lagi ke toko kue tadi.

SAGA

Traktirnya lain kali aja.

HANA

(bingung)

Kok gitu?

SAGA

Kamu mau saya antar pulang gak?

HANA

Enggak usah deh. Nanti gue telpon Mang Didi aja. Dia udah di parkiran kampus kok.

SAGA

Yaudah kalo gitu saya duluan.

Hana mengangguk. Saga menyalakan motornya dan melaju meninggalkan Hana yang masih tampak heran.

CUT TO

57.INT. RUMAH HANA – RUANG TENGAH – MALAM

Kita melihat Alsa sedang menonton tv seorang diri. Lalu Riko datang dan duduk tidak jauh dari posisi Alsa.

RIKO

Adik kamu ke mana? Kok mobilnya Mang Didi belum ada?

ALSA

Enggak tau. Om coba telpon aja Mang Didinya.

Pandangan Alsa masih fokus ke layar tv. Sementara Riko malah memperhatikan wajah Alsa yang tampak cuek.

RIKO

Sa ... om mau ngomong serius deh sama kamu.

Alsa melihat ke arah Riko.

ALSA

Kalo soal bahasan yang sama, aku enggak mau.

RIKO

Sa ... mau sampai kapan kamu menyalahkan adik kamu atas meninggalnya orang tua kalian?

INTERCUT TO

58.INT. RUMAH HANA – RUANG TAMU – MALAM

Terlihat Hana baru saja memasuki ruang tamu dan hendak menuju ruang tengah. TERDENGAR SUARA obrolan Riko dan Alsa. Hana berhenti dan bersembunyi di balik dinding untuk menguping.

ALSA

Sampai dia kembaliin ayah dan ibu aku.

RIKO

Mereka juga orang tua Hana, Sa. Dan bukan cuma kamu yang merasa kehilangan. Harusnya kalian sebagai kakak adik bisa saling melengkapi di saat kayak gini. Apa kamu enggak merasa kasian sedikitpun sama Hana?

Mata Alsa berkaca-kaca. Wajahnya tampak menegang.

ALSA

Enggak. Karena dia, ayah dan ibu meninggal.

RIKO

Sa, sadar dong. Ayah kamu meninggal karena kecelakaan proyek. Bukan karena Hana. Dan ibu kamu ...

Alsa berdiri menatap Riko dengan tajam. Air matanya turun dan Alsa cepat-cepat menghapusnya.

ALSA

Kalau ibu enggak melahirkan Hana, dia pasti masih hidup sampai sekarang.

Alsa pergi meninggalkan Riko.

RIKO

Alsa!

Kemudian Hana berjalan pelan menuju ruang tengah. Dia sudah menangis.

HANA

Jadi ... alasan Kak Alsa benci sama Hana karena ...

Riko panik dan bingung ketika melihat Hana.

RIKO

Hana ... bukan gitu maksud kakak kamu.

Hana berlari menaiki anak tangga menuju kamarnya.

CUT TO

59.INT. RUMAH HANA – KAMAR HANA – MALAM

Kita meliat Hana menutup pintu kamarnya dengan keras. Dia duduk di lantai dengan menyandarkan punggungnya di pinggir kasur. Hana menangis terisak.

CUT TO FLASHBACK

60.INT. SEKOLAH – KELAS – PAGI

12 tahun yang lalu.

Kita melihat para murid sedang berfoto gantian bersama ibu mereka. Di barisan paling belakang, Alsa (10) duduk seorang diri memperhatikan teman-temannya berfoto. Lalu salah satu temannya menghampiri.

TEMAN ALSA

Kasian deh yang enggak punya ibu.

Alsa hanya diam dengan wajah dinginnya.

CUT TO 

  

 

 

 

 

 

 


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar