Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
EXT. TAMAN KOTA - DAY
Puspa berjalan, melihat sekeliling. Kondisi normal, banyak orang lalu lalang.
.
EXT. PANTI YATIM - DAY
Puspa berdiri di seberang jalan, memandangi rumah yatim.
.
EXT. JALAN KOTA - DAY
Puspa berjalan, memandang sekitar, tersenyum. Lalu menoleh ke arah Bukit di timur, pandangan penuh makna.
.
EXT. GERBANG VILLA - DAY
Puspa berjalan menuju sebuah gerbang besar, dijaga dengan 2 satpam. 2 Satpam melihat Puspa datang, langsung kaget, lalu bergegas membuka gerbang untuk Puspa sambil memberikan salam hormat.
Puspa lalu melanjutkan berjalan masuk. 2 Satpam memandangi Puspa, memberi hormat.
.
EXT. VILLA SENYAP - DAY
Puspa berjalan menuju pintu utama.
.
INT. VILLA SENYAP - DAY
Puspa masuk ruangan, melihat sekeliling. Ruangan yang besar, mewah, artistik.
.
INT. DAPUR VILLA - DAY
Fajar sedang membaca koran sambil menikmati kopi di meja dapur yang luas. Puspa terbelalak kaget, melihat Fajar, lalu berjalan pelan memasuki dapur, berdiri diam di pintu dapur, memandangi Fajar.
Fajar menoleh sekilas ke Puspa, terus melanjutkan membaca koran.
FAJAR
Bunga, bukannya kau seharusnya menemani Ibumu,...
Fajar tiba-tiba menghentikan gerakanya. Menoleh cepat ke Puspa. Terbelalak, gembira, bangkit meloncat dari duduknya.
FAJAR (CONT’D)
Puspa! K-kau datang..!
PUSPA bergegas menghampiri FAJAR ekspresi marah.
PUSPA
Kau mempermainkan aku!
PUSPA memukuli FAJAR. FAJAR mundur selangkah demi selangkah, mengaduh kecil, membiarkan PUSPA memukulinya.
PUSPA (CONT’D)
Aku mengira aku kehilangan kamu selamanya!
Aku menangisi kematianmu sampai kering air mataku!
PUSPA jengkel, sambil menangis memukuli FAJAR.
PUSPA (CONT’D)
Dan kau, kau enak enakan di sini? Kau membohongi aku!
Kau membiarkanku sendirian! Muncul seenaknya, menghilang seenaknya!
Kau pikir aku gak punya perasaan!?
Kau pikir aku gak tersiksa?! Kau tega!
Fajar memandang Puspa tajam.
PUSPA (CONT’D)
Mempermainkan hati wanita!
Kau pikir hatiku bisa seenaknya kau permainkan?!
PUSPA menangis, memukul dada FAJAR. FAJAR mengaduh kesakitan. PUSPA terkejut, spontan kasihan sebentar. Kemudian memukuli FAJAR lagi.
PUSPA (CONT’D)
Kau kejam! Kau kejam!
PUSPA menangis, menyandarkan kepalanya ke dada FAJAR. FAJAR menatap PUSPA tajam, terharu, pelan-pelan memeluk PUSPA.
PUSPA (CONT’D)
Aku gak mau kehilangan kamu lagi Fajar.
FAJAR
(lirih) Aku juga..PUSPA.
PUSPA
Kau benar-benar mengerjai aku.
Puspa memukul Fajar.
FAJAR
Ini ide Ibumu dan pamanmu.
PUSPA
Ibu? Paman? Ibuku sudah...
FAJAR
Ya.. semua orang tahunya Ibumu dan adikmu meninggal
16 tahun lalu kecelakan mobil. Tapi mereka selamat. Hanya saja,...
PUSPA
Hanya apa?
FAJAR
Ibumu kakinya cacat dan adikmu kehilangan pita suaranya.
Ibumu memilih hidup tersembunyi dan memaafkan.
Pamanmu awalnya menentang, tapi sejak 10 tahun lalu ayahmu meninggal,
pamanmu memilih memaafkan.
Lalu bersama Ibumu merencanakan proyek besar dan penting ini.
Menyelamatkan hatimu.
PUSPA
Pamanku..?
RAKA masuk dapur, membawa busur panjang dan se-pack anak panah kuning. PUSPA menoleh ke RAKA kaget.
PUSPA (CONT’D)
(Lirih)
Paman..?
RAKA
FAJAR...! Hari ini nampaknya binatang-binatang masih sembunyi,...
RAKA menengok sekilas ke PUSPA dan FAJAR, lalu menaruh busur dan anak panah di meja, berjalan ke kulkas, membukanya dan mengambil sebotol minuman.
PUSPA melihat busur dan anak panah kuning yang tajam, lalu menatap RAKA sambil mengeryitkan dahi.
RAKA (CONT’D)
Fajar. Kau memeluk ponakanku. Kau dipecat!
Raka melangkah menuju keluar. Tiba-tiba menghentikan langkahnya, menoleh cepat ke Puspa. Wajah terbelalak kaget, gembira.
RAKA (CONT’D)
Puspa!
Kau datang! Alhamdulillah!
Sudah lama sekali aku menunggu kedatanganmu di tempat ini.
PUSPA
Paman!
RAKA membentangkan tangannya, Puspa berlari memeluk RAKA.
RAKA
Bahagia sekali hatiku hari ini.
Puspa memeluk Raka, menangis haru.
PUSPA
Paman,...
Kenapa paman tidak bilang saja dari dulu,.. (terisak)
RAKA
Ibumu ingin menjaga hatimu Puspa.
Puspa memandang Raka heran.
RAKA (CONT’D)
Apa yang dipikirkan orang, ketika seorang wanita datang
kepada si anak kaya raya yang mewarisi harta dari ayahnya
dan mengaku dia adalah ibu kandungnya?
Sementara hukum sudah menyatakan dia meninggal.
PUSPA
Ibu di mana Paman?
RIKI masuk dapur, menengok sekilas ke RAKA, PUSPA dan FAJAR. Puspa kaget melihat Riki dan Raka adalah kembar.
RIKI
Sepertinya di sini rame. Ada apa sih?
Eh Raka, dapat berburunya?
RIKI berjalan ke kulkas, membukanya, membungkukan badan melihat lihat isi kulkas. Membelakangi Raka dan Puspa.
RIKI (CONT’D)
Bunga, bukankah kau harus menemani Ibumu di atas?
RIKI menghentikan gerakanya, berbalik cepat menoleh ke Puspa. Terbelalak gembira.
RIKI (CONT’D)
Puspa?! Puspa!! Kau datang nak! Ya ampuun....
RIKI membentangkan tanganya mendekat ke Puspa. Puspa memeluk RIKI.
PUSPA
Paman!
RIKI
Kau tahu aku menunggu saat seperti ini lama sekali.
PUSPA
Paman kembar?
RAKA dan RIKI saling berpandangan tersenyum.
RAKA
Ya, sama seperti kamu. O ya, aku RIKI dan dia,...
RIKI
Heh, ini ponakan sendiri.
RAKA tertawa.
RAKA
Maaf, aku RAKA dan dia RIKI. Aku heran orang-orang sering ketuker.
Mereka bilang kami ini sama persis.
Padahal beda banget kan? Ya kan? Lihat..
RIKI
Dia kelihatan lebih tua dari aku kan. Padahal aku yang lahir duluan
RAKA
Ya, duluan 4 menit.
PUSPA
Kalian selama ini...?
RIKI
Aku sangat bangga dengan apa yang telah kau lakukan Puspa.
Ibumu juga sangat bangga.
RAKA
O ya, mbakyu dimana KI?
RIKI
Oya, Puspa, itu Ibumu sama adikmu, Bunga, ada di atas.
Dan aku akan membuat teh. Wooh Senang sekali rasanya!
RAKA
Puspa, yuk ke Ibumu.
PUSPA mengangguk, bergegas berjalan keluar sambil menyambar tangan Fajar, menggandengnya.
RIKI
Fajar. Kau memegang tangan ponakanku. Kau dipecat!
Fajar menengok ke RIKI sambil angkat bahu, sambil menuding ke Puspa.
.
INT. TERAS BALKON - DAY
Susana duduk di kursi roda, memadang keluar, menikmati pemandangan gunung. Puspa tiba di pintu teras, berhenti menatap Susana.
PUSPA
Ibu..
Puspa menghamburkan badannya memeluk Susana. Susana tersenyum, menitikkan air mata.
Raka, Fajar berdiri di depan pintu teras menunduk. Raka perlahan melangkah mendekat ikut memeluk Susana dan Puspa.
Bunga muncul di depan pintu teras, tersenyum gembira memandang Puspa. Puspa menengok ke Bunga tersenyum, menangis terharu. Puspa dan Bunga saling memandang sesaat.
PUSPA (CONT’D)
Bunga,... Bunga!
Puspa berlari memeluk Bunga.
FADE OUT.
.
INT. TERAS BALKON - DAY
Susana, Raka, Riki, Fajar, Puspa dan Bunga duduk santai. Puspa duduk di sebelah Susana, memeluknya.
RAKA
Sebuah sandiwara dengan skala paling besar yang pernah ada.
PUSPA
Mereka semua, satu kota ini aktor-aktris yang kalian sewa untuk memainkan sandiwara ini?
FLASH BACK
INT. BALAI KOTA - DAY
Raka menjelaskan sesuatu, Susana duduk di sampingnya dan Bunga berdiri di sebelahnya. Di sekelilingnya; Astuti, Linda, Dosen, Bu Nunik, Tukang Siomay, Mahasiswi #1, dan banyak penduduk kota lain.
Bu Nunik, dan Tukang Siomay wajah terharu, mengacungkan tangan, meletakan tangan di dadanya, sambil mengangguk. Yang lain mengikuti.
RAKA (V.O.)
Hmm sebagian iya. Tapi banyak warga kota yang simpatik
saat melihat ketulusan kasih Ibumu dan adikmu,
mereka dengan sukarela ikut mensukseskan sandiwara kami ini.
BACK TO:
INT. TERAS BALKON - DAY
Puspa menoleh ke ibunya, memandang tajam, lalu memeluknya.
SUSANA
Dan banyak yang simpatik dengan kegigihan Pamanmu Puspa.
RIKI
Ini sudah lama kami rencanakan.
Orang-orang menghilang, aku, Raka, Bunga, SIWO, anak kecil,...
RAKA
Tapi kami juga terpaksa berimprovisasi, melakukan penyesuaian.
Karena ada beberapa kejadian yang di luar rencana kami. Seperti,...
FLASH BACK
START MONTAGE
EXT. JALAN TAMAN - DAY
Mobil Sedan Hijau melaju nyaris menabrak Puspa.
RAKA (V.O.)
Pembunuh-Pembunuh yang disewa Ibu Tirimu.
.
INT. RUMAH PUSPA - DAY
Ari menyerang Fajar.
.
INT. PENJARA - NIGHT
Puspa duduk di dalam sel.
RAKA (V.O.)
Fajar tertembak dan kau masuk Penjara. Fajar sempat koma selama 10 jam.
Kami benar-benar was-was waktu itu.
.
INT. LOTENG TUA - DAY
RAKA (V.O.)
Geng Gembret.
SUSANA, RAKA dan FAJAR memandang keluar. Puspa sedang berhadapan dengan Geng Gembret di pasar gang Jambu.
FAJAR
Kita harus menyelamatkannya.
Fajar bergegas melangkah menuju pintu.
SUSANA
Tunggu!
Fajar berhenti. Menoleh ke Susana.
SUSANA (CONT’D)
Siapa mereka?
RAKA
Gembret.
SUSANA
Mereka kriminal?
RAKA
Orang kampung sini, sok preman.
SUSANA
Kriminal? Pembunuh? Pemerkosa?
RAKA
Bukan. Hanya preman kampung.
SUSANA
Biarkan dia Fajar. Puspa akan baik-baik saja.
FAJAR
Nyonya yakin?
SUSANA
Ya.
Fajar menggeleng, menghela nafas.
.
EXT. TAMAN KOTA - DAY
Fajar berbicara dengan Puspa.
RAKA (V.O.)
Dan Fajar.
RIKI (V.O.)
Dia seharusnya tidak boleh berbicara dengan kamu.
.
INT. TERAS BALKON - DAY
RAKA
Yah, kami memang melakukan semuanya ini.
Maafkan kami, kalau terlalu berlebihan.
PUSPA
Tidak- tidak,... Aku sungguh sungguh sangat terharu,
tersanjung dan berterimakasih sekali
dengan apa yang telah kalian lakukan padaku.
PUSPA menatap FAJAR.
PUSPA (CONT’D)
Kecuali kau!
PUSPA bangkit, bergegas menghampiri FAJAR.
PUSPA (CONT’D)
Kau! Aku masih tidak memaafkan kamu.
Ada lagi yang lain yang kau sembunyikan dari aku?
FAJAR tersenyum.
PUSPA (CONT’D)
Awas lain kali ya!
PUSPA menyandarkan kepalanya ke dada FAJAR.
SUSANA
Fajar.. Kau memeluk anakku! Kau di pecat!
RAKA
Aku tadi sudah memecatnya.
RIKI
Aku juga sudah memecatnya.
SUSANA
Fajar, kau dipecat 3 kali!
PUSPA dan BUNGA tersenyum haru, geli.
FADE TO BLACK.
BLACK SCREEN
SUSANA (O.S.) (CONT’D)
Fajar.. Kau mencium anakku! Kau dipecat 4 kali!
SOUND: Semua orang tertawa gembira.
END
CREDIT
I/E. DEPAN RUMAH PUSPA - DAY
Mobil Mercy, datang, berhenti di depan rumah PUSPA. LISA keluar dari mobil, menghampiri sopir. Orang lalu lalang dan beberapa anak kecil bermain-main di bacgkground.
LISA
Tunggu sebentar Pul. Aku gak akan lama.
LISA berjalan menuju pintu, melihat sekeliling dengan pandangan jijik. LISA mengetuk pintu.
LISA (CONT’D)
PUSPA! Kamu ada?!
PUSPA membuka pintu, menyambut LISA dengan senyum.
PUSPA
Eh Ibu sudah datang. Yuk masuk.
LISA dan PUSPA masuk rumah. LISA memandang sekeliling, dengan pandangan merendahkan.
LISA
Kau bilang penting dan tidak bisa diomongin di telepon.
PUSPA mengambil kotak kado kecil dari bifet. Lalu menghampiri LISA.
PUSPA
Ibu besok lusa ulang tahun.
Saya sangat menginginkan Ibu di sini bisa terbuka hatinya.
PUSPA menyerahkan kado kepada LISA. Memeluk dan mencium pipi LISA. LISA menerimanya, dengan senyum basa-basi.
LISA
Untuk ini aku jauh-jauh ke sini meninggalkan sedabrek urusan penting..?
PUSPA berjalan masuk ke kamarnya.
PUSPA
Sebentar ya bu.
LISA membuka kado, isinya sepasang sepatu cats. LISA menggelengkan kepala. Mengambil satu, lalu mencocokkan dengan ukuran kakinya.
LISA
Aku tak pernah memakai sepatu cats, PUSPA.
Menaruh kembali ke kotak kado. Berdiri melihat sekeliling.
LISA (CONT’D)
Lagian, di kota Besar banyak yang lebih bagus, lebih cantik.
Memandangi perabotan di rumah.
LISA (CONT’D)
Kau tahu, urusanku banyak.
Lisa menoleh ke kamar.
LISA (CONT’D)
PUSPA,..?
Lisa bangkit berjalan mendekati kamar.
LISA (CONT’D)
PUSPA ?! Kau baik-baik saja nak?
Lalu Lisa membuka kamar PUSPA. Dan Kosong! LISA heran, lalu membuka kamar satunya, memeriksa kamar mandi, berputar mengitari ruangan.
PUSPA
PUSPA! Aku tidak suka main-main nak!
Melihat sekeliling. berjalan menuju pintu.
LISA
Aku sudah cukup berbaik hati, jauh-jauh ke sini.
Sepertinya sudah saatnya aku pulang.
Keluar rumah, menuju mobil, tidak memperhatikan kondisi sekitar yang sudah sepi.
LISA (CONT’D)
Pul, jalan.
LISA masuk mobil. Setelah duduk, heran melihat kursi sopir kosong. Lisa Melihat sekeliling.
LISA (CONT’D)
Pul.?!
Lisa keluar dari mobil pelan-pelan, sambil melihat sekeliling. Sepi! Tidak ada orang.
Lisa Heran, bingung. LISA berjalan cepat masuk ke rumah.
LISA (CONT’D)
PUSPA....! IPUL....!
LISA balik, keluar, ke jalan, melihat sekeliling. Sepi! Tidak ada orang sama-sekali. Wajah bingung, takut.
LISA (CONT’D)
Tolooong.....!!!
BLACK SCREEN
END