Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
EXT. TAMAN KOTA - DAY
Keesokan harinya, Puspa berjalan melihat sekeliling, celingukan mencari cari sesuatu atau seseorang. Lalu Pusa melihat Tukang Minuman, Puspa menghampiri.
PUSPA
Mas, mas, lihat Fajar gak?
TK MINUMAN
Mas Fajar? Belum lihat tuh.
PUSPA
Biasanya dia di mana ya?
TK MINUMAN
Dia suka muter-muter. Coba aja di depan Masjid, warung Pak Sholeh.
PUSPA
Oke makasih ya.
.
EXT. DEPAN MASJID - DAY
Puspa berjalan ke Warung Pak Sholeh.
PUSPA
Misi Pak.
SHOLEH
Mari silahkan.
PUSPA
Fajar gak ada?
SHOLEH
Fajar, belum ke sini dik. Adik siapa ya?
PUSPA
Saya temennya Fajar. Puspa eh Bunga.
SHOLEH
Ada pesen neng Puspa?
PUSPA
Bunga pak. Bukan Puspa.
SHOLEH
Bunga.
PUSPA
Engng... bilang aja kalau saya ke sini.
SHOLEH
Gitu aja?
PUSPA
Ya. Makasih pak. Misi.
SHOLEH
Yo mari.
Puspa berjalan pergi.
.
EXT. JALAN KOTA - DAY
Puspa berjalan, celingukan.
.
EXT. TAMAN BERMAIN - DAY
Puspa melihat Fajar duduk di atas kotak yang tinggi. Puspa tersenyum, melambaikan tangan.
PUSPA
Fajar!
Fajar melihat Puspa, tersenyum, lega senang. Puspa menghampiri Fajar, naik ke atas kotak yang tinggi.
FAJAR
Kok ke sini? Masih galau ya?
PUSPA
Aku mencari kamu kemana-mana.
Puspa duduk di sebelah Fajar.
FAJAR
Melihat sesuatu yang mencurigakan?
PUSPA
Enggak.
FAJAR
Terus?
PUSPA
Ya gak apa-apa. (jeda) Kok kamu di sini?
Fajar tersenyum.
PUSPA (CONT’D)
Lagi galau ya,...
FAJAR
Kamu sepertinya sudah baikan. Baguslah.
PUSPA
Aku agak baikan, giliran kamu yang galau. Gentian.
FAJAR
(menghela nafas)
Aku habis ditegur Nyonya besar.
Karena aku ngelakuin pekerjaan tidak sesuai perintahnya.
PUSPA
Nyonya Besar?
FAJAR
Ya, boss ku.
PUSPA
Oo gitu doang? Baper amat sih.
FAJAR
Karena akibat tindakanku, proyek besarnya, proyek yang sangat penting, jadi kocar-kacir.
Aku sih, tidak resah dengan marahnya Nyonya Besar,
tapi aku merasa bersalah, melihat proyek besarnya berantakan.
Gara-gara kelakuanku.
PUSPA
Proyek apa?
Fajar menatap Puspa.
FAJAR
Proyek yang bagiku juga penting,
dan sudah lama dirancang Nyonya Besar bersama timnya.
(menghela nafas)
PUSPA
Ada yang bisa kubantu?
Fajar menoleh, menatap Puspa tajam. Puspa jadi salah tingkah.
PUSPA (CONT’D)
Apaan sih?
FAJAR
Kamu,... Ah sudahlah. Kamu sediri gimana?
Yang kemarin bingung itu.
PUSPA
Yaah, begitulah.
Aku masih bingung sebenarnya, tapi kerasanya sih agak ringan.
FAJAR
Sama.
Fajar dan Puspa tertawa ringan.
FAJAR (CONT’D)
Aku senang kau di sini Bunga.
PUSPA
Aku juga.
Fajar dan Puspa diam sejenak, memandang anak-anak, langit senja. Fajar menoleh menatap Puspa. Puspa sedikit salah tingkah.
FAJAR
Sudah sore. Jalan yuk.
Puspa mengangguk. Lalu turun dari kotak tinggi.
.
EXT. JALAN KOTA - AFTERNOON
Fajar dan Puspa berjalan berdampingan.
PUSPA
Aku mengalami kejadian aneh.
Melihat orang bertopeng jawa, mengenakan jubah jawa hitam yang panjang,
membawa golok.
FAJAR
Mimpi?
Puspa melihat lengan kirinya, bekas goresan dahan.
PUSPA
Rasanya bukan mimpi. Tapi gak tahulah.
FAJAR
Aku pernah dengar, dongeng tentang kelompok orang bertopeng jawa itu.
Mereka dibilang SIWO.
Puspa menoleh menatap Fajar tajam.
PUSPA
Siwo?
FAJAR
SIWO ini, Konon mereka itu kelompok dengan ritual aneh,
yang pada muncul saat bulan purnama, entah darimana,
membunuh orang-orang tertentu.
Katanya seringnya anak-anak yang diincar.
Lalu pergi menghilang. Tidak ada yang tahu.
Yaah, cuma dongeng.
PUSPA
Aku melihat SIWO Fajar. Aku takut setengah mati.
FAJAR
Lupakanlah Bunga. Kamu bukan anak-anak.
PUSPA
Aku melihat kota ini mati. Orang-orang menghilang.
Aku sendirian. Hiiih aku hampir gila jadinya.
FAJAR
Mungkin Kota ini menghadirkan realitas keadaan jiwamu yang sendiri dan kesepian.
Puspa menatap Fajar.
FAJAR (CONT’D)
Kamu gak sendirian kan?
Ada banyak teman, keluarga.
PUSPA
Aku sendirian Fajar.
Fajar menatap Puspa dengan tatapan tajam.
FAJAR
Ada aku.
Puspa menoleh, memandang Fajar.
FAJAR (CONT’D)
Kayaknya kamu harus melebur dengan teman-temanmu.
Supaya gak merasa sendirian.
.
EXT. RUMAH PUSPA - NIGHT
Fajar dan Puspa berjalan mendekati rumah.
FAJAR
Sudah sampai.
PUSPA
Terimakasih sudah nemenin aku.
FAJAR
Hmm... Kali ini, sebenarnya berbeda.
PUSPA
Maksudmu?
FAJAR
Sebenarnya, aku yang seharusnya berterimakasih padamu.
Kamu sudah membantuku.
PUSPA
Membantumu? Aku nggak ngapa-ngapain.
FAJAR
Kamu datang, menemuiku, menemani aku.
Itu sangat berarti bagiku Bunga.
Sungguh. Aku senang sekali.
Puspa tersenyum. Fajar tersenyum.
FAJAR (CONT’D)
Oke, sampai besok ya.
Fajar pergi. Puspa masuk rumah, tersenyum sendiri.
FADE OUT
.
EXT. TAMAN KOTA - DAY
Keesokan paginya Puspa duduk di rumput bersama Mahasiswi #1, dan 3 mahasiswi lain, ngerumpi menikmati siomay. Fajar datang mendekati Puspa. Puspa melihat Fajar, tersenyum senang.
PUSPA
Ee.. Fajar.
Mahasiswi #1 dan 3 mahasiswi melihat Fajar, bisik-bisik, tersenyum.
FAJAR
Bunga! Lagi sibukkah?
PUSPA
Ini lagi ngerumpi aja sih.
FAJAR
Bisa gangguin bentar nih?
Fajar menggelengkan kepala, isyarat mengajak Puspa. Puspa mengambil tasnya. Bangkit dari duduknya.
PUSPA
Aku tinggal dulu ya.
MAHASISWI #1
Cie cie cie Bunga,...
3 Mahasiswi ketawa menggoda. Puspa melirik, melotot ke mahasiswi.
PUSPA
Apaan sih?
Puspa dan Fajar berjalan.
FAJAR
Kau gak sibuk kan?
Puspa menggeleng.
FAJAR (CONT’D)
Aku sudah menunjukkan tempatku saat aku galau.
Kini aku ingin menunjukkan kamu tempat, di mana aku berada kalau lagi hepi.
PUSPA
Kedengarannya menarik.
.
EXT. HALAMAN PANTI YATIM - DAY
Puspa dan Fajar berdiri di seberang jalan, memandangi Rumah Panti Yatim.
FAJAR
Di sini aku berada ketika aku hepi.
Fajar mengajak Puspa menghampiri Panti Yatim.
FAJAR (CONT’D)
Aku ingin berbagi hepiku dengan anak-anak ini.
Mereka sepertinya membutuhkan semua perhatian kita.
.
INT. PANTI YATIM - DAY
Fajar dan Puspa masuk. Hasan (L/45) petugas panti menyambutnya.
HASAN
Mas Fajar. Monggo mas.
Hasan menyalami Fajar. Fajar menyalami Hasan.
FAJAR
Pak Hasan. Kenalkan ini temen saya, Bunga.
Hasan menyalami Puspa.
PUSPA
Bunga.
HASAN
Ada yang bisa dibantu mas Fajar?
FAJAR
Ini mau main main aja Pak Hasan.
HASAN
O ya, monggo silahkan. Langsung aja, mau kemana monggo mas Fajar.
FAJAR
Mari pak.
Fajar dan Puspa masuk jalan-jalan melihat sekeliling, beberapa anak menyalami Fajar dan Puspa.
FAJAR (CONT’D)
Mereka anak-anak yang bisa dikatakan terbuang, terkucilkan, sendirian.
Entah karena kesengajaan, kecelakaan atau keadaan. Macam-macam latar belakangnya.
Siapa yang bisa membiarkan mereka hidup sendirian?
Puspa menunduk.
FAJAR (CONT’D)
Aku kadang berpikir, di antara semua urusan penting di dunia ini,
mereka mustinya masuk urutan teratas, yang harus kita pikirkan.
.
EXT. RUMAH PUSPA - AFTERNOON
Fajar dan Puspa berjalan arah pulang, mendekati rumah.
FAJAR
Kau pendiam hari ini.
PUSPA
Fajar, kamu menamparku dengan mengajakku ke Panti Yatim tadi.
FAJAR
Maaf, bukan maksudku,..
PUSPA
Bukan bukan itu. Aku seperti tersadar dengan keberadaanku di dunia ini.
Kita Tidak sendirian. Kita semua sama-sama hidup di dunia ini,
menginjak bumi yang sama, tidak untuk hidup sendiri-sendiri.
Tapi mustilah saling melengkapi dalam kebersamaan.
Puspa tersenyum.
PUSPA (CONT’D)
Aku lega Fajar. Aku kira aku menemukan arti keberadaanku.
FAJAR
Syukurlah.
PUSPA
Ini memang kota yang aneh.
FAJAR
Kota Aneh karena Penguasa Kotanya orang yang aneh. hehe...
PUSPA
Penguasa Kota?
FAJAR
Ya, konon Kota ini punya kekuatan magis asalnya dari Penguasa Kota.
PUSPA
Siapa Penguasa Kota?
FAJAR
Tidak banyak yang tahu.
Katanya mereka tinggal di rumah besar, seperti Villa,
di lembah bukit timur.
Fajar menunjuk sebuah bukit di timur.
FAJAR (CONT’D)
Ah sudah. Aku jalan dulu ya.
PUSPA
Makasih Fajar. Sampai besok ya.
FAJAR
Ee Bunga, sepertinya besok aku akan pergi sebentar,
ada beberapa hal yang harus aku selesaikan.
Puspa agak menunduk. Tersenyum.
FAJAR (CONT’D)
Sampai ketemu.
.
INT. RUMAH PUSPA - AFTERNOON
Puspa masuk, menunduk, melangkah pelan menuju kamar.
SFX: tok tok tok. Suara ketukan Pintu.
FAJAR (O.S.)
Bunga!
Puspa menoleh ke pintu, tersenyum, bergegas membuka pintu.
PUSPA
Ya?
FAJAR
Aku tidak tahu gimana mengatakannya.
Puspa menatap fajar.
PUSPA
Ya?
FAJAR
Rasanya aku senang dan menikmati ketika bersama kamu.
Puspa tersenyum mengangguk.
FAJAR (CONT’D)
Hmm sudah malam. Aku jalan dulu ya. Makasih. Daa.
PUSPA
Daa.
Puspa menutup pintu, menyandar di pintu, tersenyum sendiri. Lalu berjalan santai menuju ke kamar sambil tersenyum.
SFX: tok tok tok. Suara ketukan Pintu.
Puspa menoleh, bergegas membuka pintu. Fajar di depan pintu.
FAJAR
Engng... mungkin aku tidak begitu pintar kalau bicara.
PUSPA
Maksudmu?
FAJAR
Aku rasa aku ingin jalan-jalan bersamamu, kalau kau gak keberatan.
Nanti, besok, atau kapan-kapan, aku akan senang sekali.
PUSPA
Iya aku juga.
FAJAR
Oke daah.
PUSPA
Daa.
Puspa menutup pintu, berjalan ke kamar sambil menggelengkan kepala dan tersenyum.
SFX: tok tok tok. Suara ketukan Pintu.
Puspa menoleh, menggeleng, bergegas membuka pintu. Fajar di depan pintu.
FAJAR
Maaf ganggu. Engg, kau tapi belum punya engng.. Pacar atau calon atau semacam,...
Puspa menggeleng sambil tersenyum. Fajar mengangguk.
FAJAR (CONT’D)
Engng,... baguslah. Ya udah, jalan dulu ya. Daa...
Fajar mundur 2 langkah,
FAJAR (CONT’D)
Kau tidak menutup pintunya?
PUSPA
Aku nutup pintu, nanti kau ketuk pintu lagi dan aku buka lagi? Hehe...
Fajar tersenyum.
PUSPA (CONT’D)
Mending aku menunggu kamu jalan sampai ke sana.
Fajar terseyum, berbalik badan melangkah pergi sambil melambaikan tangan.
FADE OUT