Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Bunga Di Kota Senyap
Suka
Favorit
Bagikan
4. Menjadi Bunga

INT. RUMAH PUSPA - MORNING

Puspa tidur di sofa ruang tengah, mulai bangun. Melihat sekeliling. 

SFX: Suara di balik pintu kamar Linda. 

Puspa kaget, menatap pintu kamar Linda. Was-was, heran, cemas. Linda keluar, Puspa menjerit kaget. Linda kaget.

LINDA

Hei, bikin kaget aja! Apaan sih?

Linda, pakaian rapi, berjalan menuju pintu, Puspa memandangi Linda heran.

LINDA (CONT’D)

Tumben tidur di sofa. Kamu kelihatan berantakan sekali.

PUSPA

Linda, senang rasanya melihatmu lagi. Kau kemana aja?

Linda menoleh ke Puspa heran.

LINDA

Ya seperti biasa, kerja lah.

PUSPA

Kemaren..?

Linda tersenyum, membuka pintu.

LINDA

Ya sama. Berangkat dulu ya Bunga. Daah..

Puspa mengeryitkan alis.

PUSPA

Daah... 

Puspa mendelik, diam.

PUSPA (CONT’D)

Bunga?

Puspa berlari ke arah ke pintu.

.

EXT. RUMAH PUSPA - MORNING

Puspa bergegas membuka pintu, melongokkan kepalanya, melihat kiri kanan, celingukan. Banyak orang lalu lalang, motor dan mobil lewat, beberapa anak bermain. Puspa tersenyum lega. Lalu masuk.

.

INT. OFFICE LISA - DAY

Lisa, pakaian formal mewah berdiri di depan jendela, memandang view Kota Besar sambil menelepon.

LISA

Ini sudah berapa hari tidak ada kabar.

Tidak ada kabar berarti kamu gagal!

Huh. Iya? Iya!? Iya!?

OM (O.S.)

Tenang Madam. Kami melakukan ini dengan kecermatan dan hati-hati sekali.

Kau tahu sendiri kan, polisi di Negara Jamrud ini ketat sekali.

Beda dengan polisi di negara tetangga yang masih bisa di sogok-sogok.

LISA

Ahh...Banyak alasan.

Pokoknya cepat selesaikan pekerjaannya!

OM (O.S.)

Baik Madam, segera.

Lisa ekspresi jengkel, menutup telepon. 

.

EXT. RUMAH PUSPA - MORNING

Puspa keluar rumah, sudah pakaian rapi, bersih, melangkah menyusuri jalan, melihat sekeliling, lalu lalang orang, Puspa tersenyum. 

.

EXT. JALAN MAWAR - MORNING

Puspa berjalan, melihat sekeliling, banyak orang, Puspa tersenyum, menyapa semua orang dengan gembira.

.

EXT. PASAR GANG JAMBU - MORNING

Puspa berjalan, melihat keramaian, riuh. Puspa menyapa orang-orang, tersenyum senang.

.

EXT. TAMAN KOTA - MORNING

Puspa berjalan, melihat banyak orang lalu-lalang, tersenyum senang.

.

INT. LORONG KAMPUS - DAY

Puspa berjalan, beberapa Mahasiswa mahasiwi lalu lalang. MAHASISWI #1 berjalan cepat mengejar Puspa.

MAHASISWI #1

Bunga! Bunga!

Puspa berjalan santai, mahasiswi #1 tiba di sebelah Puspa, menepuk pundak puspa.

MAHASISWI #1 (CONT’D)

Dipanggil panggil, gak denger ya?

Puspa mengeryitkan alis, memandang Mahasiswi #1.

MAHASISWI #1 (CONT’D)

Kamu dicari Bu Nunik di TU, katanya penting.

PUSPA

Bu Nunik,... Ok makasih.

Puspa berbalik arah, berjalan menuju TU.

.

INT. TU - DAY

Puspa masuk ruang TU, Bu Nunik (P/40) duduk di belakang meja. 

PUSPA

Pagi Bu.

BU NUNIK

Pagi, ayo masuk masuk Bunga.

PUSPA

Bunga?

BU NUNIK

Duduk sini. Ini, kemarin baru di cek, ketahuan, kamu punya asma.

Jadi kamu tidak boleh ikut mapala Bunga.

Puspa ekspresi heran.

PUSPA

Bu, Saya Puspa bukan Bunga.

BU NUNIK

Maksudmu apa ni?

PUSPA

Nama saya Puspa. Bukan Bunga.

BU NUNIK

Kamu..? Puspa?

Nama yang lain?

PUSPA

Bukan yang lain Bu. Nama saya dari dulu memang Puspa.

Kenapa Ibu memanggil saya Bunga?

BU NUNIK

Kamu mempermainkan saya?

PUSPA

Tidak Bu,..

BU NUNIK

Sudah sudah sudah. Keluar!

Puspa bingung.

BU NUNIK (CONT’D)

Aku bilang keluar dari sini! Pagi-pagi bikin masalah saja.

Puspa bangkit dari duduknya, bingung, melangkah keluar.

.

INT. KELAS KAMPUS - DAY

RUDI di depan kelas menjelaskan sesuatu, Puspa tunjuk tangan.

RUDI

Ya Bunga.

PUSPA

Kok Bunga?

RUDI

Ayo Bunga.

PUSPA

Saya Puspa Pak.

RUDI 

Bunga, apa maksudmu?

PUSPA

Saya Puspa. Bukan Bunga.

RUDI

Bunga, kau bicara apa?

PUSPA

Nama saya Puspa, bukan Bunga pak.

RUDI

Bunga, saya tidak suka main-main.

PUSPA

Saya serius pak, nama saya Puspa bukan Bunga.

Lihat nih Kartu Mahasiswa saya.

Puspa mengambil kartu mahasiswa, tertulis nama BUNGA WARDANA. Puspa kaget, heran, bengong.

DOSEN

Bunga kau ingin cari perhatian? 

Puspa bingung. Seluruh kelas memperhatikan Puspa dengan pandangan aneh. Puspa melihat sekeliling.

PUSPA

Saya heran kenapa saya dipanggil Bunga?

Saya Puspa!

Kemarin saya melihat satu kota ini kosong, tidak ada orang sama sekali.

Pada kemana kalian semua?! Hah?

RUDI

Bunga, kau keluar dari sini sekarang!

Kau menganggu proses kuliah. Di sini bukan kelas drama!

PUSPA

Tapi pak...

RUDI

Keluar Bunga!

Puspa mebereskan bukunya, bangkit melangkah keluar. Semua memandang Puspa dengan tatapan aneh.

.

EXT. TAMAN KOTA - DAY

Puspa berjalan dengan mimik bingung, pusing, melewati Tukang Siomay.

TUKANG SIOMAY

Eh mbak Bunga. Ini kembalianya yang kemarin.

Tukang Siomay mengulurkan uang 2000. Puspa memandang Tukang siomay heran. Tukang Siomay tersenyum.

TUKANG SIOMAY (CONT’D)

MBak Bunga lupa ya? Kemarin kan ada sisa 2000 belum saya kembalikan.

Puspa melanjutkan jalan pelan, lalu duduk di kursi taman. Menunduk, geleng-geleng kepala, sambil mengelus kepalanya. 

ARI (L/30) duduk di seberang Puspa, melirik Puspa, memandangnya.

ARI

MBak gak apa-apa?

Puspa mendelik, menatap Ari tajam. Ari mengangkat tangan.

ARI (CONT’D)

Maaf. MBak kelihatan gak sehat. Sakit?

PUSPA

Pusing saya.

ARI

Obat pusing? Saya ada.

Puspa menggeleng. ARI melambaikan tangan memanggil tukang jual minuman. Tukang jual minuman menghampiri Ari.

ARI (CONT’D)

Minum?

Puspa menatap Ari tajam. Ari membeli 2 botol minuman. Mengulurkan satu botol ke Puspa. Puspa agak ragu-ragu menerimanya.

ARI (CONT’D)

Belum makan kali ya?

Puspa meminum minuman botol. Menggelengkan kepala.

PUSPA

Enggak, pusing aja saya dengan kelakuan orang-orang ini.

ARI

Maaf, tapi bener mbak kelihatan pucat.

Mungkin perlu nelpun orangtuanya biar dijemput atau gimana.

Puspa tersenyum hambar.

PUSPA

Orang tua saya sudah gak ada mas.

ARI

Oh maaf. Bukan maksudku,..eng..

PUSPA

Ga apa-apa. Sejak saya kecil Ibu sudah gak ada.

ARI

Pergi atau,... maaf

PUSPA

Meninggal. 

ARI

Ayah?

PUSPA

Ayah juga sama, meninggal 10 tahun yang lalu.

ARI

Maaf ya. Bukan maksudku anu,.. Lah sekarang sendirian?

Di tepi Taman di belakang sebuah pohon, satu sosok mengenakan jaket coklat gelap dengan tudung menutupi kepalanya, mengintai, menatap Puspa dan Ari.

PUSPA

Di sini kost, ama temen. 

ARI

Atau perlu diantar pulang ke kost atau ke klinik?

Puspa menggeleng.

PUSPA

Gak, terimakasih.

SFX: HP berbunyi. HP Ari.

Ari mengambil HP di sakunya. 

ARI

Sorry, bentar.

Ari bangkit melangkah menjauh Puspa. 

ARI (CONT’D)

Hallo?

OM (O.S.)

Gimana Ari? 

ARI

Baru nyampe di kota tadi pagi Boss.

Jalan Lembah kemarin 4 hari ditutup. Ada longsor.

OM (O.S.)

Udah-udah, aku gak mau alasan. Aku mau hasil.

Ari melirik Puspa sebentar.

ARI

Baik Boss, ni saya baru saja menemukan targetnya.

Puspa bangkit, berjalan pergi. Ari tidak melihat Puspa pergi.

OM (O.S.)

Target sudah ketemu? Bagus, terus kapan mau dieksekusi?

Klient kita sudah nanyain terus nih.

Kau tahu, membereskan seorang gadis mustinya pekerjaan yang gampang.

Jangan sampai pamor kita hancur gara-gara kamu

ga bisa nyelesaiin pekerjan gampang ini.

ARI

Besok semuanya beres boss.

Yakin deh, nih mau cek situasi lingkungan dulu. 

OM (O.S.)

Ok. Aku mau hasil Ari.

Aku mau dengar kabar kematian gadis itu.

ARI

Besok Boss akan mendengar kabar baik itu.

Ari menutup telepon, memutar badanya, melihat kursi taman kosong. Puspa sudah pergi. Ari melihat sekeliling.

.

INT. RUMAH PUSPA - DAY

Puspa duduk di sofa, termenung bingung. Linda memasuki ruangan.

LISA

Ee tumben sudah di rumah Bunga.

PUSPA

Kenapa kau memanggilku Bunga Lin?

Linda mengeryitkan alis. Heran, diam sesaat.

LINDA

Hmm, kau pingin dipanggil apa? 

Puspa menatap Linda. Linda menatap Puspa heran, sambil melangkah menuju kamarnya.

PUSPA

Namaku kan bukan Bunga. Namaku Puspa.

LINDA

Hmm,... ya ya, aku capek mau istirahat dulu ya.

Linda melangkah ke kamar, dengan pandangan heran, sambil menggelengkan kepala. Puspa duduk, cemberut, pusing.

FADE OUT

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar