Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
I/E. KAMPUS SENYAP - DAY
Puspa berjalan hendak pulang, melewati kantor dosen. Dari pintu dosen muncul ARI. Puspa kaget menatap Ari.
PUSPA
Eh Kamu?
Ari menoleh ke Puspa, tersenyum. 4 Mahasiswi lewat.
MAHASISWI #1
Eh Bunga ikutan kita ke pantai yuk.
Puspa menggeleng.
PUSPA
Next time deh. Makasih ya.
MAHASISWI #2
Ok duluan ya, daah.
PUSPA
Dah.
ARI
Ehmm Bunga? Nampaknya sudah sehat ya?
Puspa mengangguk.
PUSPA
Kamu ngapain di sini?
ARI
O tadi ada urusan ama Pak Anto. Dosen fisika. Oya, Aku Ari.
PUSPA
Terus ini mau kemana?
ARI
Ini udah kelar sih. Hmm,.. Kalau ikut kamu gimana?
Puspa memandang Ari lalu tersenyum.
ARI (CONT’D)
Kalau kamu gak keberatan.
PUSPA
Aku mau pulang sih.
ARI
Aku baru 2 hari di kota ini. Sekalian jalan lihat-lihat situasi.
Boleh nemenin kamu jalan?
PUSPA
Ayo.
Puspa dan Ari berjalan keluar kampus, sambil berbincang.
.
EXT. JALAN KOTA - DAY
Puspa dan Ari berjalan keluar kampus, sambil berbincang.
Sosok berjaket coklat dengan tudung kepala, mengamati dan mengikuti Puspa dan Ari dengan diam-diam.
.
I/E. RUMAH PUSPA - DAY
Puspa dan ARI berdiri di depan rumah.
PUSPA
Ini rumah kost ku, kau tinggal di mana?
ARI
Aku masih di losmen Jangkrik, di belakang pasar. Lagi nyari kost-kostan.
Ari melihat sekeliling.
ARI (CONT’D)
Engng.. Maaf Bunga. Ini agak memalukan.
Tapi bisa aku numpang ke kamar kecil sebentar?
PUSPA
Ayo masuk.
Puspa dan Ari masuk rumah.
PUSPA (CONT’D)
Itu kamar mandinya. Silahkan. AKu ke kamar sebentar.
Ari menaruh tas ransel di kursi, lalu berjalan ke kamar mandi. Puspa masuk kamar. Sesaat, Ari keluar dari kamar mandi, melihat sekeliling, menghampiri tas ranselnya, membuka dan memasukkan tangan nya, lalu tanganya dikeluarkan pelan-pelan. Muncul tangan Ari memegang pistol!
Ari melihat sebilah pisau di dapur, lalu ARI memasukan pistol ke dalam tasnya kembali. Ari berjalan mengambil pisau, kemudian mengendap-endap melangkah menuju kamar Puspa dengan posisi menghunuskan pisaunya.
SFX: tok tok tok. (Pintu diketuk dari luar)
SOSOK COKLAT (O.S.)
Kurir! (Dari luar pintu)
Ari menghentikan langkahnya, menoleh ke pintu. Puspa keluar dari kamar. Lalu berjalan ke pintu.
PUSPA
Siapa ya?
SOSOK COKLAT (O.S.)
Kurir! Paket buat Bunga!
Puspa hendak membuka pintu sambil menggerakan kepalanya memandang Ari. Ari menatap Puspa. Pandangan Puspa ke tangan Ari yang memegang pisau yang berusaha disembunyikan di balik paha kanannya.
Puspa kaget, menatap Ari. Ari menatap Puspa tajam. Seperti membisu sebentar, lalu Ari berlari menghampiri Puspa mengayunkan pisaunya ke Puspa. Puspa menjerit.
Sosok dari luar menendang pintu, mendorong Puspa hingga jatuh, dan tusukan pisau Ari meleset, menabrak dinding.
Sosok segera bangkit mendorong Ari, hingga keduanya terjatuh.
Ari bangkit, mengejar dan mengayunkan pisau menyerang Puspa, Puspa lari dikejar Ari, Sosok menabrak Arie hingga terjatuh. Sosok dan Ari bergumul, keduanya saling menendang dan terjatuh, pisau terpelanting jatuh ke lantai.
Ari bangkit, lalu lari keluar. Sosok berlari mengejar Ari.
Puspa bingung, heran dengan yang terjadi, ikut lari keluar. Sosok dan Ari sudah menghilang di balik pagar.
Puspa menutup pintu, menguncinya, ekspresi heran. Lalu pandanganya terhenti kepada tas ransel Ari yang di kursi.
Puspa menghampiri tas ransel arie, membukanya dan mengambil pistol, tatapannya heran. beberapa saat, Pupa menaruh pistol di balik sebuah buku di bifet.
FADE OUT
.
EXT. TAMAN KOTA - AFTERNOON
Keesokan harinya, saat Puspa berjalan menyusuri taman, pandanganya jatuh pada sosok berjaket coklat di balik pohon. Puspa bergegas menghampiri dengan berlari. Sosok itu; Fajar (L/28) berjalan menjauh, tapi di kejar Puspa.
PUSPA
Heh siapa kamu? Apa yang kau lakukan?
Fajar berhenti, membuka tudung kepalanya.
PUSPA (CONT’D)
Kau membuntutiku? Apa yang kau inginkan?
FAJAR
Aku eng.. Aku membuntuti pria itu. pria yang menyerangmu kemaren.
PUSPA
Kau jangan macam-macam denganku ya. Siapa kau?
FAJAR
Aku hmm bisa dibilang, ikut menjaga kota ini.
Namaku Fajar.
PUSPA
Polisi?
Fajar menggeleng.
FAJAR
Aku tahu kau juga belum lama di sini Bunga.
PUSPA
Kau tahu siapa aku? (Menghela nafa) Siapa pria kemarin?
Kenapa menyerangku?
FAJAR
Pria yang kemarin menyerangmu, baru 3 hari yang lalu datang di kota ini,
dan aku perhatikan tingkahnya mencurigakan.
Maka aku membuntutinya.
Dan dugaanku benar, dia punya maksud jahat.
Puspa menggeleng, menunduk.
FAJAR (CONT’D)
Kau masih shock kelihatannya. Yuk duduk dulu.
Fajar mengajak Puspa berjalan menuju kursi taman. Melewati Tukang Minuman, Fajar berhenti sejenak.
FAJAR (CONT’D)
Minum DUL, dua.
TK MINUMAN
E mas Fajar. Ni mas.
Puspa mengeryitkan dahi melihat Fajar dan Tukang minuman yang sudah saling kenal.
TK MINUMAN (CONT’D)
Gimana mas keadaan? Aman?
FAJAR
Aman, Sip. Kalau lihat sesuatu yang gimana gimana, bilang aja ya.
TK MINUMAN
Sip Mas Fajar.
Fajar dan Puspa duduk di kursi taman.
FAJAR
Nih minum dulu. Tenanglah, pria yang kemarin nyerang kamu, sudah pergi.
PUSPA
Siapa dia? Kenapa dia menyerangku?
FAJAR
Kelihatanya kriminal biasa yang lagi nyari korban.
Nampaknya kau benar-benar depresi.
PUSPA
AKu bingung dengan semua ini.
FAJAR
Hmm, kau tahu, ada satu tempat di kota ini
yang memberiku ketenangan dan membuatku
berpikir lebih jernih saat aku sedang galau.
Fajar memandang Puspa. Puspa menoleh ke fajar.
FAJAR (CONT’D)
Yuk, kutunjukkan. Mungkin bisa membantumu.
Gak jauh kok.
.
EXT. TAMAN BERMAIN - AFTERNOON
Fajar dan Puspa duduk di atas kotak kotak peti kayu yang tinggi. Banyak anak-anak bermain di hadapan mereka.
FAJAR
Lihatlah anak-anak itu. Masih polos, murni, ceria. Penuh kehangatan.
Fajar menuding sekumpulan anak-anak bermain.
FAJAR (CONT’D)
Mereka kadang marahan dengan temannya, bersedih bahkan menangis.
Tapi esoknya, semuanya seperti hilang.
Mereka tidak memelihara dendam, benci dan kecewa.
Fajar menengok ke Puspa sebentar.
FAJAR (CONT’D)
Aku sering iri. Kita yang sudah lebih dewasa,
justru banyak diselimuti kebingungan, dendam, kecewa.
Puspa menerawang.
FAJAR (CONT’D)
Kadang kita malah tidak faham, siapa diri kita.
Kenapa berada di sini. Apa yang sedang terjadi.
Puspa menoleh ke Fajar, menatapnya tajam.
FAJAR (CONT’D)
Membuat kita melupakan hal-hal penting yang ada di sekitar kita.
PUSPA
Hal penting apa ?
FAJAR
Semua yang ada di sekitar kita. Orang-orang, lingkungan, kota ini.
Fajar memandang Puspa. Puspa menerawang.
FAJAR (CONT’D)
Dan juga ehmmm alangkah indahnya sore ini.
Langit senja, di hadapan sekumpulan anak-anak bahagia yang masih murni.
Dan menikmatinya bersama gadis yang baru kenal yang sedang galau. Hehe,...
Puspa tersenyum. Fajar melirik Puspa.
FAJAR (CONT’D)
Dan tersenyum,..
Puspa menoleh ke fajar, memandangnya sejenak, lalu menatap ke anak-anak.
PUSPA
Aku dengar kota ini, punya fenomena magis dan ajaib.
FAJAR
Aku juga mendengar itu.
PUSPA
Pernah mengalaminya?
Fajar menggelengkan kepalanya.
FAJAR
Konon, fenomena aneh di sini hanya terjadi
pada orang yang membutuhkan kedamaian hati.
Puspa menunduk. Fajar menoleh ke Puspa.
FAJAR (CONT’D)
Kau mengalaminya ya?
Puspa mengangguk pelan. Lalu memandang Fajar.
PUSPA
Aku,... seperti jadi gila dengan semua yang terjadi.
Aku seperti tidak tahu siapa diriku ini.
FAJAR
Yah,... itu bagus.
Puspa menoleh ke Fajar heran.
PUSPA
Kok bagus?
FAJAR
Kebingungan itu ibarat sebuah jembatan.
Jembatan itu menghantarkan kamu ke tempat lain yang lebih baik.
Puspa memandang anak-anak.
FAJAR (CONT’D)
Jadi sepertinya, tidak akan lama lagi kamu akan melewati jembatan ini.
Dan akan berada di satu tempat baru yang lebih,...
PUSPA
Lebih apa?
FAJAR
Aku kehabisan kata-kata.
Puspa tersenyum. Fajar tersenyum. Keduanya tertawa kecil.
FAJAR (CONT’D)
Tapi jembatan adalah tempat tinggal yang paling buruk.
Jadi jangan lama-lama bingungnya. Hehe..
Fajar dan Puspa tertawa.
.
EXT. DEPAN RUMAH PUSPA - AFTERNOON
Puspa dan Fajar berjalan menuju rumah.
PUSPA
Terimakasih sudah nemenin aku
Fajar tersenyum, mengeryitkan dahi.
PUSPA (CONT’D)
Jadi sekarang aku bisa tenang, karena ada kau yang menjagaku?
FAJAR
Ehmm,.. Sebenarnya aku hanya fokus memperhatikan tingkah laku
yang mencurigakan saja.
PUSPA
O jadi aku harus bertingkah mencurigakan supaya mendapat perhatianmu?
Fajar tersenyum.
FAJAR
Itu tidak lucu Bunga. Ok sampai jumpa.
Puspa melambaikan tangan ke Fajar. Fajar berjalan menjauh. Puspa masuk rumah, tersenyum.
.
INT. LOTENG TUA - NIGHT
Wanita Tua duduk di dekat jendela. Fajar masuk ruangan.
WANITA TUA
Kau melanggar aturan Fajar!
FAJAR
Maaf Nyonya. Tapi kemarin ada orang yang mau membunuhnya.
Aku tidak bisa membiarkan itu terjadi.
WANITA TUA
Dan kau jalan-jalan bersama dia sore ini?
Mau cari-cari kesempatan?
FAJAR
Dia yang datang menghampiri aku Nyonya, aku..
WANITA TUA
Dia menghampirimu karena kamu tidak sembunyi!
FAJAR
Nyonya,...
WANITA TUA
Kau tidak mengikuti arahanku! Anggap ini sebagai teguran keras padamu.
Jangan sampai kau ulangi lagi!
FAJAR
Nyonya dia sudah terlanjur melihat aku.
WANITA TUA
Dan itu salahmu!
FAJAR
Maaf Nyonya.
WANITA TUA
Gara-gara kamu, kita harus merubah rencana kita!
Kau mengacaukan segalanya!
Fajar menunduk ekspresi kecewa.
FADE OUT