Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Bunga Di Kota Senyap
Suka
Favorit
Bagikan
13. Kembali Ke Kota Besar

EXT. TAMAN KOTA - DAY

PUSPA duduk membaca buku, sambil sesekali melihat sekeliling, tersenyum.

Alif, menghampiri PUSPA. Duduk di sebelah Puspa.

ALIF

Bunga, nih buku yang kemaren. Kayaknya kurang cocok deh.

Boleh aku nanti pinjem buku yang satunya?

PUSPA

Alif, sudah 5 buku yang kau pinjam. 

ALIF

Iya, belum ketemu yang sesuai kebutuhan referensi.

PUSPA

Alif, aku sebenarnya tidak ingin mengecewakan kamu.

Tapi aku harus jujur, hatiku masih dibawa Fajar.

Aku masih cinta dia.

ALIF salah tingkah.

ALIF

Aku eng,... kau bisa tahu kalau aku mau,... kamu,...

PUSPA

Santailah Lif.  

ALIF

Kau cinta banget ama dia ya,..

Puspa mengangguk, menunduk.

ALIF (CONT’D)

Belum bisa move on?

Geng Gembret lewat.

GEMBRET #1

Hei, Puspa Bunga. Gimana kab,..heh,.. 

Gembret #1 membungkuk, menatap Puspa menyelidik.

GEMBRET #1 (CONT’D)

Kau tidak apa-apa?

Gembret #2 menatap Alif. 

GEMBRET #2

Heh, kau ganggu dia?

Gembret #3 menghampiri Alif, memegang baju Alif. Alif gugup geleng-geleng kepala angkat tangan. Puspa tersenyum, menggeleng. 

PUSPA

Dia temen kuliah. Kalian mau kemana?

GEMBRET #1

Kami mau beli alat-alat sound. Tadi habis ketemuan ama Pak AMIR, pemilik cafe DUDUNG.

Dia mengontrak kami dan minta kami menyiapkan alat-alat untuk panggung kecil di cafenya.

PUSPA

Woii selamat ya!

Puspa, ALif dan geng gembret ngobrol ceria.

PUSPA (CONT’D)

Guys, aku mau minta bantuan, bisa gak?

GEMBRET #1

Tentu. Bisa banget Puspa Bunga. Apa?

Puspa tersenyum.

CUT TO:

INT. PANTI YATIM - DAY

Geng gembret menyanyi, Puspa di sebelahnya, tersenyum, tepuk tangan memandang sekeliling. Anak-anak ceria, ikut tepuk tangan. Hasan di dekat pintu, tersenyum mengangguk-angguk.

.

INT. OFFICE LISA - DAY

Lisa berjalan mondar-mandir di depan jendela.

LISA

Hello. Aku kira kalian profesional.  

OM (O.S.)

Hallo Madam. Maaf Madam, kami,..

LISA

Aku tidak habis pikir kalian ini banci apa preman pasar!

Memberesi gadis ingusan saja gak becus!

Dulu memberesi Si Ibu dan menghabisi Si ayah tidak susah-susah gini?!

Gimana sih kalian ini?!

OM (O.S.)

Ya madam,..ee.. Sepertinya dia dilindungi. Jadi kami agak kesulitan,..

LISA

Aah,... Ga ada tuh cost buat bodyguard! Dia itu sendirian!

Dan ini sudah berapa hari lewat dari date line kalian Huh?!

Ini mustinya duitku balik 4 kali lipat!

OM (O.S.)

Tenang Madam. Kali ini kami kirim yang the best man madam.

Garansi jasa kami.

LISA

Terserah kalian mau kirim singa, buaya, roket, apolo, dinosaurus,

aku ingin dia dihabisi sebelum lusa!  

OM (O.S.)

Baik Madam.

.

INT. LOTENG TUA - DAY

SANG PAMAN

Dia sudah berubah mbak. Sepertinya usaha kita, dikabulkan Tuhan.

WANITA TUA

Menurutmu gimana Fajar?

FAJAR

Yah dia jauh lebih matang, lebih peduli dan lebih bersinar di banding waktu awal datang ke sini.

Aku bisa melihat di matanya.

SANG PAMAN

Jadi kau akan menemuinya? Dia besok lusa kembali ke Kota Besar.

WANITA TUA

Aku ingin dia mandiri, tidak terpengaruh olehku, saat memasuki usia 21. 

FAJAR

Nyonya? Dia anakmu. Kau akan membiarkannya pergi begitu saja? 

WANITA TUA

Kau benar-benar berpikir bahwa aku lupa kalau dia anakku Dan aku ibunya?

FAJAR

Bukan itu maksudku Nyonya. Maksudku, Nyonya telah berjuang sangat keras,

banyak sekali pengorbanan Nyonya dalam melakukan rencana ini,

menyelamatkan dia. Mengarahkan dia dalam jalan kebaikan.

Bukankah Nyonya layak,... 

WANITA TUA 

Kau masih lugu FAJAR. Aku bukan seniman Eksistensialis yang karyanya minta diapresiasi,

butuh pengakuan dari orang lain. 

Fajar menunduk.

WANITA TUA (CONT’D)

Aku Ibunya. Aku hanya ingin anakku bahagia,

enang dalam jalan kebaikan dan keselamatan. 

FAJAR

Nyonya, Jiwa Puspa masih terancam, Bu Lisa masih menginginkan dia mati.

WANITA TUA

Semua orang akan mati Fajar. Kapan dan di mana, bukanlah masalah.

Yang penting, dalam keadaan bagaimana kita mati.

Dan Aku lihat Puspa sudah dewasa, mandiri menempuh jalan keselamatannya.

Tugasku sudah selesai. 

FAJAR

Tinggal dua hari lagi Nyonya, kenapa tidak sekalian,...

WANITA TUA

Fajar, kau kemarin sudah mendapatkan teguran keras karena mengabaikan arahanku.

Jangan sampai aku memecatmu!

.

INT. RUMAH PUSPA - DAY

Puspa mengenakan jaket, membawa tas, keluar dari kamar. Linda juga keluar dari kamar. 

LINDA

Jadi pulang?

PUSPA

He-em. Kau tahu besok umurku 21.

LINDA

Ya udah, selamat ya. Hati-hati di jalan.

Linda memeluk Puspa. Cipika-cipiki. Lalu berjalan keluar.

.

EXT. STASIUN SENYAP - DAY

Puspa berdiri, dihadapanya Alif, Astuti, Mahasiswi #1, dan 3 mahasiswi dan geng gembret.

MAHASISWI #1

Ya, di negara Jamrud ini, umur 21 memang penting. Seperti tinggal landas. Banyak dokumen yang harus ditanda tangani.

ASTUTI

Kapan balik lagi kesini?

ALIF

Belum berangkat sudah tanya kapan baliknya. Kangen ya?

Semuanya tertawa.

PUSPA

Secepatnya balik sini. Masih banyak yang harus dikerjakan di sini.

Puspa berjalan memasuki kereta. Astuti, Alif, Mahasiswi #1, 3 mahasiswi dan geng gembret melambaikan tangan.

.

INT. KERETA - DAY

Puspa duduk, memandangi keluar jendela kereta yang sedang melaju.

.

EXT. STASIUN KOTA - NIGHT

Puspa berjalan keluar stasiun, mobil taksi menghampiri. Sopir Taxy (L/35) melongokan kepalanya.

SOPIR TAXY

Taksi mbak?

Puspa mengangguk, lalu masuk ke taksi. Taksi melaju.

Satu sosok memakai helm, diatas motor, memandangi Puspa. Mengikuti taksi dengan motor.

.

EXT. JALANAN KOTA BESAR - NIGHT

Taksi menyusuri jalanan kota besar. Puspa memandang keluar. Sopir Taxy sesekali melirik Puspa lewat kaca tengah.

Puspa memandang Sopir Taxy, memandang Kartu Taxy di dashbord, identitas Kartu Taxy, photonya berbeda dengan Sopir Taxy.

Puspa mengeryitkan dahi, melirik Sopir Taxy. 

Taxy berbelok ke tikungan. Puspa melihat jalanan, melihat kiri kanan.

PUSPA

Pak? Kok lewat sini?

SOPIR TAXY

Iya mbak. Jalan jembatan besar di tutup. Ada perbaikan.

Puspa diam, wajah cemas. 

.

EXT. JALAN SEPI - NIGHT

Puspa melihat ke sekeliling. Kepalanya menoleh Kiri-kanan. heran. Taxy melaju.

PUSPA

Pak, kok lewat sini?

SOPIR TAXY

Kan tadi sudah bilang, jalan jembatan besar ditutup.

PUSPA

Iya, tapi kok lewat jalan yang sini?

Kan bisa muter lewat jalan simpang 17?

Mobil taxy tiba-tiba macet. Mesinnya mati. Puspa heran. 

SOPIR TAXY

Yaah, rusak lagi.

PUSPA

Kenapa pak?

Sopir taxy merogoh di pinggangnya, sebuah pisau.

SOPIR TAXY

Ini mesinnya bermasalah. Sebentar saya cek dulu.

Sopir Taxy keluar, membuka kap mesin. Melongoknya.

Puspa melihat keluar, cemas.

Sopir taxy, memegang pisau dibalik punggungnya. Mendekati pintu belakang.

SOPIR TAXY (CONT’D)

Maaf mbak bisa mbantuin pegang sebentar, ini talinya ada yang lepas.

Puspa hendak membuka pintu. Sebuah motor datang pelan, berhenti. Sosok pake helm, berjalan mendekati taxy. 

Puspa menoleh, takut. Sopir Taxy memandang tajam Sosok berhelm. 

Sosok Pake Helm mendekat Sopir taxy, Sopir taxy dengan cepat menghunuskan pisau menyerang Sosok helm!

Puspa kaget, menjerit, bengong, takut. Sosok helm dan Sopir Taxy bergumul. 

Sosok pake helm membuka pintu, Puspa kaget menjerit. 

SOSOK HELM

Puspa cepat lari! Pergi dari sini! Cepat.

Sopir Taxy berlari mendekat, sosok pake helm menghadang. Sosok pake Helm bergumul dengan Sopir taxy. Sosok pake helm ditendang terhempas. 

Puspa keluar, berlari panik, takut. Sesekali menoleh ke sosok pake helm dan sopir taxy. Lalu setelah beberapa langkah, wajah Puspa berubah heran, menghentikan larinya, menoleh ke arah sosok helm dan sopir taxy yang sedang berantem.

PUSPA

Fajar?!

Puspa menoleh ke sosok pake helm. Puspa sembunyi, mengendap, cemas-cemas takut, mengintip ke sosok helm dan sopir taxy berantem.

Sopir taxy menendang sosok helm, hingga terpental, helmnya lepas. Sosok itu; FAJAR!

Puspa terbelalak. Kaget.

PUSPA (CONT’D)

Fajar! (berguman)

Sopir taxy menusuk Fajar. Fajar terpelanting, jatuh. Fajar berdarah, kesakitan, terkapar. Sopir Taxy menghunuskan pisaunya berjalan pelan menghampiri Fajar.

Puspa tiba-tiba muncul dengan berlari cepat memukul Sopir Taxy dengan kayu. 

Sopir Taxy terpelanting, terjatuh. Puspa segera menghampiri Fajar.

FAJAR

Kau gila Puspa! Aku bilang lari! Cepat! 

Puspa membantu Fajar berdiri. Fajar mendorong Puspa. Puspa mundur, heran.

FAJAR (CONT’D)

Aku bilang cepat lari Puspa! Pergi! Dia mau membunuhmu! Dia berbahaya!

Puspa memapah Fajar berdiri.

PUSPA

Kau sudah mati. Ya, aku memang gila. Ayo cepat!

Sopir Taxy bangkit, sempoyongan memegang kepalanya. Puspa memeluk memapah Fajar membantu berlari. Tapi Fajar kesakitan, jalan terhuyung-huyung.

FAJAR

Aku hantu yang gentayangan. Cepat kau pergi!

Sopir Taxy mengejar Fajar dan Puspa.

PUSPA

(Terengah-engah)

Hantu tidak berdarah Fajar. Dan kau memanggilku Puspa. Ayo cepat!

Sopir Taxy berlari menyabetkan pisaunya kena punggung Fajar. Fajar terjatuh.

PUSPA (CONT’D)

Fajar!

Sopir Taxy menendang Fajar, hingga jatuh masuk ke selokan jalan. Fajar mengaduh.

Puspa menjerit, teriak, bingung, takut, Sopir taxy berhadapan dengan Puspa, menatap Puspa tajam. Lalu Sopir Taxy berjalan mendekati Puspa. 

Puspa memutar badan, berlari. Puspa tersandung, jatuh. Ngesot-ngesot mundur menjauh. Sopir Taxy berjalan, mendekati Puspa sambil menghunuskan pisaunya. Sopir Taxy berdiri dihadapan Puspa mengayunkan pisaunya menyerang Puspa. Puspa teriak.

SFX: Ssshh...Jleb!

Sopir Taxy menghentikan gerakanya, seperti membeku sejenak, menatap Puspa Tajam. Puspa ngesot mundur. Lalu Sopir Taxy melangkah pelan lagi, mendekati Puspa.

SFX: Ssshh...Jleb! 

Sebuah anak panah kuning menyembul dari leher Sopir taxy. Sopir Taxy terbelalak, lalu jatuh. Tidak bergerak. Mati.

Puspa kaget memandang sopir Taxy. Lalu menoleh ke Fajar. Bergegas berlari menghampiri Fajar.

PUSPA (CONT’D)

Fajar!

Puspa berlari sambil menengok ke Sopir Taxy yang tergeletak, di punggungnya menancap anak panah kuning.

Puspa berlari menghampiri selokan tempat Fajar jatuh. Fajar hilang! Puspa celingukan, mencari-cari Fajar.

PUSPA (CONT’D)

Fajar! Fajar!

Puspa menunduk, frustasi, menangis.

.

EXT. TOWER - NIGHT

SANG PAMAN turun dari gundukan batu.

SANG PAMAN

Puspa mempertaruhkan nyawanya untuk Fajar. Anakmu mencintainya mbak.

SUSANA

Aku melihatnya Raka.

SANG PAMAN

Dan Fajar mengabaikan perintah kita, mempertaruhkan dirinya, untuk menyelamatkan PUSPA.

SUSANA

Yah, aku ingin memastikan hal itu. 

SANG PAMAN

Sekarang kau puas?

SUSANA

Sekarang aku bisa istirahat dengan tenang, menunggunya.  

FADE TO BLACK.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar