61. INT. RESTO DI KOTA-MALAM HARI
CAST: INDIRA, LEONARD, PELAYAN RESTO (EXTRA)
Leonardo duduk di depan Indira.
LEONARDO
Maaf, aku telat.
Sudah pesan makan??
INDIRA
Sudah.
kamu bisa pesan juga.
Leonardo memanggil pelayan dan memesan makan malam juga.
CUT TO
CAMERA PAN TO: PIRING KOSONG DI MEJA MAKAN.
LEONARDO
(senyum)
Setelah ini mau jalan-jalan atau mau ke mana?
INDIRA
(menggeleng)
Aku ngajak keluar hari ini karena mau bilang sesuatu sama kamu, Leo.
LEONARDO
Apa itu?
INDIRA
Aku nggak tahu apa tujuan Ariz nemuin aku sama kamu. Tapi aku duga, ini karena aku dekat dengan Dona kan??
LEONARDO
(sedikit gugup)
Ya dan nggak.
INDIRA
Aku bisa berteman denganmu, Leo.
Tapi untuk hubungan yang lebih jauh dari teman, aku nggak bisa.
Aku cuma ingin negesin itu supaya kamu dan Ariz nggak berharap apapun sama aku.
LEONARDO
Aku bahkan belum berpikir sejauh itu, Ira.
Kenapa kamu-
INDIRA
(menunduk)
Jujur, dulu aku pernah suka kamu, Leo.
Aku suka kamu saat kita masih umur 13 tahun.
LEONARDO
(membeku)
Kenapa tiba-tiba-
INDIRA (CONT’D)
Tapi kamu di umur 15 tahun, buat aku sadar perasaan sukaku padamu selama hampir 3 tahun itu cuma perasaan sia-sia.
Sejak hari itu, aku janji aku nggak akan pernah lagi suka sama kamu, Leo.
Indira bangkit dari duduknya dan bersiap pergi.
INDIRA (CONT’D)
Kita bisa jadi teman kayak dulu, tapi nggak lebih dari itu!
Jangan mengharapkan apapun dari aku lagi!
Indira berjalan pergi.
CUT TO
ESTABLISH: HUJAN MENGGUYUR KOTA
62. EXT/INT. DEPAN RUMAH ARIZ-MOBIL ARIZ-RUMAH ARIZ MALAM HARI
CAST: ARIZ, LEONARDO
SFX: HUJAN TURUN.
CAMERA PAN TO: LEONARDO YANG DUDUK MENUNGGU KEHUJANAN DI DEPAN RUMAH ARIZ.
SFX: KLAKSON MOBIL.
ARIZ
(kaget)
Leo!!
Ariz turun dari mobil, menghampiri Leo.
ARIZ (CONT’D)
Leo!!
Ngapain hujan-hujanan gini??
LEONARDO
(menunduk)
Kayaknya dulu Ira nggak nerima aku, karena aku nyakitin dia!
SFX: GUNTUR.
ARIZ
Itu, apa Ira cerita alasannya dulu nggak nerima kamu, Leo??
LEONARDO
Nggak!! Dia nggak cerita!
Cuma ngasih penegasan!
ARIZ
Penegasan soal apa??
LEONARDO
Hubunganku dan Ira nggak akan lebih dari teman.
ARIZ
Kita bicara di dalam, Leo!
Masuk dulu!! Hujannya deras!!
CUT TO
Ariz memberikan handuk pada Leonardo.
ARIZ
Keringin rambutmu pake itu!
LEONARDO
Makasih.
(menatap pakaian Ariz di tubuhnya)
Bajumu agak kekecilan yah.
ARIZ
(senyum kecil)
Kamu aja yang tambah gemuk sejak jadi ayah.
LEONARDO
(terkekeh)
Apa iyah?
ARIZ
Apa kaca di rumahmu kurang besar??
Leonardo duduk di samping Ariz.
ARIZ (CONT’D)
(menatap serius)
Jadi apa maksudnya hubungan kalian nggak akan lebih dari teman??
LEONARDO
Ira bilang gini ke aku ...
Leonardo menceritakan pertemuannya dengan Ira tadi.
JUMP CUT TO
ARIZ
Apa Ira nggak cerita yang lain?
Alasannya mungkin?
LEONARDO
Nggak.
Ariz memijat keningnya.
ARIZ (VO)
Bener kata Mas Irwan.
Aku mungkin salah kali ini.
Hanya karena lihat Ira dekat dengan Dona, bukan berarti Ira masih suka dengan Leo.
Ariz menghela napas.
ARIZ (VO/CONT’D)
Sial!
Tindakanku sekarang salah besar!
Aku lupa memperhitungkan perasaan Ira.
CU: LEONARDO YANG MENGERINGKAN RAMBUTNYA.
ARIZ
Tadi, kenapa kamu hujan-hujanan??
(menduga)
Kamu kecewa Ira nolak kamu lagi??
LEONARDO
Tadi itu gini critanya ...
DISSOLVE TO
START MONTAGE:
- Leonardo turun dari mobilnya, hendak memencet bel rumah Ariz.
- Hujan turun, Leonardo ingin kembali ke mobilnya. Tapi saat hendak kembali ke mobil, Leonardo lupa kalo kuncinya ketinggalan di dalam mobil.
- Leonardo ingin menelepon Ariz, tapi ponselnya juga ketinggalan di dalam mobil.
- Leonardo berteduh di depan pagar rumah Ariz, tapi angin membuat hujan bergerak ke arah Leonardo dan akhirnya basah kuyup.
END MONTAGE
CUT BACK TO
ARIZ (VO)
Sial!!
Drama banget!!
ARIZ
(lega)
Kukira kamu hujan-hujanan karena ditolak Ira.
Ternyata-
LEONARDO
Hei, Bro!!!
(mengernyitkan alis)
Umurku ini udah kepala 3 dan statusku udah duda!!
Masak iyah cuma karena aku ditolak dua kali sama wanita yang sama, aku hujan-hujanan karena nggak bisa nerima itu!!
Drama banget!!
Tapi
(sedih)
ARIZ
Tapi apa?
LEONARDO
Tapi emang rada kesel juga aku ditolak dua kali sama Ira.
SFX: GUNTUR
ARIZ (VO)
Nah lohh!
Ngaku sakit juga ternyata!
ARIZ
(serius)
Menurutmu, kira-kira dulu tindakan mana yang buat Ira sakit hati sama kamu??
LEONARDO
Mungkin ini soal Mina.
Hanya itu yang bisa aku pikirkan.
ARIZ (VO)
Jika benar itu karena Mina, maka baik dulu maupun sekarang langkahku selalu salah!
FADE OUT
63.EXT. KORIDOR DEPAN PERPUSTAKAAN SMP 2 KOTA J-PAGI HARI
CAST: ARIZ(15), LEONARDO(15), SURYA (15)
Pagi-pagi Leonardo ngajak Ariz dan Surya ke depan perpus sebelum kelas dimulai.
ARIZ & SURYA
(serentak)
Gimana kemarin?
Ira nerima nggak??
LEONARDO
(sedih)
Nggak.
ARIZ
Tuh kan apa aku bilang Ira pasti nerima kan??
Surya menyikut Ariz.
SURYA
Leo bilang nggak, Riz.
ARIZ
(kaget)
Eehhh?? Beneran??
LEONARDO
(mengangguk)
Ya.
ARIZ
(bingung)
Kenapa Ira nggak nerima kamu??
LEONARDO
Dia nggak bilang alasannya.
Langsung nolak aja.
ARIZ
Apa aku salah selama ini?
Kukira Ira juga sama kamu.
SURYA
Nggak kamu aja yang mikir gitu, Riz.
Aku juga mikir gitu.
Aku sering nangkep Ira lihatin Leo kok.
Terutama kalo Leo lagi jalan di depan Ira.
ARIZ
Trus kenapa gini??
(pada Leonardo)
Apa kamu jelasin ke Ira kalo hubungan kamu sama Mina cuma bohongan aja??
LEONARDO
(kesal)
Boro-boro jelasin, Ira langsung pergi gitu aja begitu nolak aku.
CUT TO
64. INT. RESTO-SIANG HARI
CAST: ARIZ, BAGAS, IRWAN, AYAH ARIZ (OS)
IRWAN
Apa masih ada lagi yang harus kami perbaiki, Pak??
BAGAS
Nggak!
Sampe sini semua udah bagus.
Nanti aku berikan ke tim editing.
IRWAN
Syukur kalo Bapak suka.
Bagas bangkit dari duduknya.
BAGAS
Terima kasih kerja samanya.
Nanti saat filmnya dirilis, saya akan kirimkan tiket untuk kalian.
IRWAN
Terima kasih banyak, Pak.
ARIZ
Pak Bagas, bisa kita bicara sebentar?
BAGAS
Tentang apa ini?
ARIZ
Tentang Ira.
Bagas kembali duduk dan Irwan yang ganti berdiri.
IRWAN
Kalo gitu, saya pamit dulu.
(pada Ariz)
Jangan lama-lama bicaranya, Riz.
Masih ada proyek lain yang harus kamu kerjain.
ARIZ
Ya, Mas.
Irwan keluar dari resto.
BAGAS
Kamu tahu??
Aku ingin sekali memukul wajahmu sekarang juga!!
Ariz menatap Bagas.
ARIZ (VO)
Mungkinkah dia su-
ARIZ
(mengalah)
Aku akan biarkan kamu pukul wajahku sekarang asal kamu membantuku bertemu Ira.
BAGAS
(senyum)
Tawaran itu sedikit menggoda, sayangnya harus aku tolak.
Ira nggak mau ketemu kamu dan aku nggak akan bantu kamu.
ARIZ
Ada kesalahpahaman antara Ira dan Leo di masa lalu.
BAGAS
Trus kenapa??
Itu masa lalu.
ARIZ
Tapi-
BAGAS
Aku nggak akan lakuin apapun yang buat Ira marah.
Tugasku di sini adalah menjaga Ira!
Bagas bangkit dari duduknya.
BAGAS (CONT’D)
Pernah baca novel pertama yang ditulis oleh Ira sebelum jadi penulis skenario?
ARIZ
(bingung)
Nggak. Kenapa??
BAGAS
Novel itu adalah alasan Ira jadi seperti sekarang ini.
aku cuma bisa kasih tahu itu aja.
Bagas berjalan pergi.
Ariz membuka ponselnya mencari novel pertama karya Indiria.
ARIZ
Ini dia!
Ariz mulai membaca novel pertama Indira dan mencari tahu.
ARIZ (VO)
Masa lalu yah??
CAMERA PAN TO: PONSEL ARIZ.
ARIZ (VO/CONT’D)
Di masa itu, apa yang sebenarnya terjadi??
SFX: DERING PONSEL ARIZ.
Ariz menerima panggilan masuk.
ARIZ
Ya, Ayah. Ada apa??
AYAH ARIZ (OS)
Riz!! Bisa kamu pulang??
ARIZ
Kenapa, Yah??
AYAH ARIZ (OS)
Ibumu!! Ibumu jatuh!!
ARIZ
(membeku)
CUT TO
ESTABLISH: PESAWAT TERBANG DI LANGIT.
65. INT. RUMAH ARIZ DI KOTA J-KAMAR IBU ARIZ-RUANG KELUARGA-PAGI HARI
CAST: ARIZ, AYAH ARIZ, IBU ARIZ, AILA(35/KAKAK ARIZ/EXTRA)
Ariz dengan wajah cemas menjenguk ibunya.
ARIZ
(cemas, panik)
Ibu!!!
Ibu nggak papa kan?
IBU ARIZ
(Senyum)
Ibu nggak papa kok, Riz.
(melirik ayah Ariz)
Ayahmu aja yang lebai.
Ibu cuma kepleset.
AYAH ARIZ
Lah ibu nggak bangun-bangun!
Ayah kira Ibu kenapa-kenapa!!
ARIZ
(cemas)
Ibu benaran nggak papa??
IBU ARIZ
Ibu nggak papa.
Beneran.
Ariz menghela napas. Aila mendekat ke Ariz dan menariknya keluar dari kamar Ibu.
ARIZ
Mbak, Ibu beneran nggak papa kan??
AILA
Nggak papa.
Sudah rontgen, sudah CT scan bahkan sudah tes semuanya dan hasilnya ibu sehat walafiat kecuali kakinya yang keseleo.
ARIZ
Lah trus Ayah, kenapa suaranya ditelepon-
AILA
(melirik tajam Ayah Ariz)
Ayah aja yang lebai!
ARIZ
(geram)
Dasar Ayah!!
Aku sampe ambil penerbangan malam saking takutnya.
Aila menepuk bahu Ariz.
AILA
Tapi baguslah kamu pulang, Riz!
ARIZ
(melirik Aila, berbisik)
Bagus apanya??
Baru bulan lalu aku pulang, Mbak!!
AILA
(tertawa kecil)
Bagus buang uangnya.
CUT TO