19. EXT. KORIDOR-LAPANGAN-PAGI
CAST: LEONARDO, ARIZ, INDIRA, SURYA, MURID-MURID (EXTRA), PAK FARID(EXTRA)
CAMERA PAN TO: LOMBA BASKET ANTAR KELAS
Leonardo, Surya dan Ariz duduk di koridor menonton pertandingan basket cewek kelas 8D VS 8B.
SFX: SORAKAN PENONTON, PANTULAN BOLA BASKET.
MURID KELAS 8B
(teriak)
Ayo, ayo, 8B!
MURID KELAS 8D
(teriak)
8D, jangan kalah!!
MURID LAIN
(teriak)
Ayo!! Ayo!!
Ariz melirik ke arah Leonardo yang duduk diam.
ARIZ
Kali ini kelas kita lawan kelas cewek yang kamu suka. Jangan jadi pengkhianat dengan membela kelas Indira!
LEONARDO
(geram)
Makanya aku diam saja, apa kamu nggak lihat??
ARIZ
Ya sih.
(pada Surya)
Ayo teriak dukung kelas kita, Sur!!
SURYA
(geram)
Apa suaraku ini kurang keras??
ARIZ
(terkekeh)
Sudah cukup keras.
(pada Leonardo)
Tapi kenapa cewekmu itu nggak ikut main??
Bukannya waktu itu dia bisa lempar 3 point kayak lempar botol gitu??
LEONARDO
(senyum)
Ira pasti akan main tapi nanti.
SFX: PELUIT WASIT.
CAMERA PAN TO: PERTUKARAN PEMAIN, INDIRA MASUK LAPANGAN.
SFX: PELUIT WASIT-PERMAINAN DIMULAI.
CAMERA PAN TO: BOLA DI TANGAN INDIRA DAN DILEMPAR KENCANG.
SFX: ANGIN BEREMBUS.
CAMERA PAN TO: BOLA MASUK KE DALAM RING.
SFX: PELUIT, TERIAKAN PENONTON.
ARIZ
(melongo)
Gila!! Dia starternya tapi sudah langsung main lempar 3 point aja!!!
SURYA
(melongo)
Gila!!!
Lemparannya gila!!
LEONARDO
Setelah ini jangan buang-buang tenaga untuk bersorak!! Kelas kita pasti kalah!!
Tahun lalu juga pernah kayak gini!
ARIZ
(nggak percaya)
Hah??
Kamu yakin sekali?? Padahal selisihnya 20 poin.
LEONARDO
Percaya sama aku! Kelas kita bakal kalah!
FADE OUT
20. EXT/INT. RUANG REKAMAN-DEPAN STUDIO-SORE HARI
CAST: ARIZ, INDIRA, IRWAN, IBU LEONARDO, DONA, LEONARDO (OS)
SFX: PINTU DIKETUK.
Irwan masuk ke ruang rekaman Ariz.
IRWAN
Riz??
Ariz melirik.
ARIZ
Oh. Kenapa Mas??
IRWAN
Indira datang.
ARIZ
Oke, Mas. Suruh masuk aja.
Irwan keluar, Indira masuk.
INDIRA
Selamat sore.
ARIZ
(canggung)
Sore.
Silakan duduk.
Tunggu sebentar yah.
Indira duduk menunggu, Ariz menyiapkan sampel musiknya.
ARIZ (CONT’D)
Tolong pakai ini.
Ariz memberikan headphonenya kepada Indira.
INDIRA
Oke. Tolong putar lagunya.
SFX: ARIZ MENGKLIK KOMPUTERNYA.
CAMERA PAN TO: PANGGILAN MASUK DI PONSEL ARIZ
Ariz bangkit dari kursinya dan menerima panggilan.
LEONARDO (OS)
Kamu sibuk??
ARIZ
Nggak begitu. kenapa?
LEONARDO (OS)
Teman ibuku ada yang meninggal. Ibu mau titip Dona.
Bisa?
ARIZ
Bisa. Langsung datang aja.
LEONARDO (OS)
Oke. bentar lagi mereka sampe.
Panggilan ditutup. Ariz melirik Dona yang masih mendengar sampelnya.
SFX: PESAN MASUK DI PONSEL ARIZ
Ariz keluar ruang rekaman.
INTERCUT TO
Dona berlari ke arah Ariz.
DONA
Om Ayis.
ARIZ
Dona cantik.
IBU LEONARDO
Tante titip Dona dulu yah, Riz.
Ariz menggendong Dona.
Ariz
Ya, Te.
IBU LEONARDO
Makasih banyak, Riz.
CUT TO
Kembali ke ruang rekaman, Indira duduk menunggu.
ARIZ
Sudah??
INDIRA
Sudah.
ARIZ
Gimana?
Ariz meletakkan Dona di sofa.
INDIRA
Bagus. Bagas harusnya suka.
Tapi untuk dua lagu terakhir bisa buat lebih dramatis lagi??
ARIZ
Akan aku coba perbaiki.
Tiga hari lagi, gimana?
INDIRA
Oke.
(melirik Dona, senyum)
Anakmu, Riz?
ARIZ
Bukan! Anak temanku!
Karena sesuatu, temanku suka menitipkan anaknya di sini.
(pada Dona)
Dona cantik, kenalan sama Tante Ira.
DONA
Tante Iya, aku Dona umuy 2 tahun.
ARIZ
Maaf, Dona masih belum bisa bilang huruf R.
INDIRA
Aku ngerti.
(pada Dona)
Halo cantik.
Salam kenal.
Indira pindah duduk di samping Dona dan bermain bersama.
INDIRA (CONT’D)
Kamu cantik sekali, Dona.
Mirip siapa?
DONA
Miyip Ayah.
INDIRA
(senyum)
Wah kalo gitu ayahmu pasti ganteng sekali.
Kamu masih kecil tapi sudah pintar sekali bicaranya yah.
CAMERA PAN TO: PANTULAN DONA DAN INDIRA DI KACA.
ARIZ (VO)
Kamu benar, Ira!
Ayah Dona memang ganteng sekali dan dia dulu pernah menyukaimu, Ira.
FADE OUT
21. INT. RUMAH LEONARDO-KAMAR DONA-DAPUR-KAMAR TAMU-MALAM HARI
CAST: ARIZ, LEONARDO, DONA
Ariz menggendong Dona ke kamarnya.
LEONARDO
Maaf, Riz.
(sungkan)
Kukira Ibu cuma bentar ternyata, Ibu baru bilang kalo terpaksa nginep di rumah temannya itu.
Ariz membaringkan Dona dan menyelimutinya.
ARIZ
Nggak papa.
Jangan sungkan gitu.
Ariz dan Leonardo keluar dari kamar Dona, jalan menuju ke dapur.
Leonardo mengeluarkan 4 mie instan dan memasaknya.
LEONARDO
Mau kan??
ARIZ
(mengangguk)
Tambah telur sama cabe yah??
LEONARDO
Yoi.
Leonardo mengambil dua telur dan sepuluh cabe.
ARIZ
(memperhatikan Leonardo)
Padahal dulu kamu nggak bisa makan pedas. Sekarang kamu jadi pecinta makanan pedas.
LEONARDO
(senyum)
Kamu benar.
Ini semua gara-gara dia.
Ariz mengetuk jarinya di meja.
ARIZ
Ngomong-ngomong soal Ira, gimana perasaanmu soal Ira??
LEONARDO
(sibuk memasak)
Tumben bahas dia. Kenapa??
ARIZ
Penasaran aja.
Dulu kamu suka banget sama Ira sampai makan makanan pedas cuma karena penasaran kenapa Ira suka banget.
LEONARDO
Dia masa lalu, Riz.
ARIZ
Gi-gimana-
(ragu)
Seandainya dia muncul di depanmu, gimana kamu?
Leonardo mematikan kompor dan memindahkan panci mie ke meja. Leonardo duduk di depan Ariz dan bersiap untuk makan.
SFX: MIE DISERUPUT
ARIZ (CONT’D)
(menunggu Leo)
Gimana??
LEONARDO
Ssssttt!
Jangan bahas itu lagi!!
Aku ini udah nikah sama orang lain, jangan bahas dia lagi!!
ARIZ
(menunduk)
Oh.
Ariz memakan mienya.
LEONARDO
Tapi-
ARIZ
Tapi apa?
CAMERA PAN TO: MIE MENGGANTUNG DI MULUT ARIZ.
LEONARDO
Aku penasaran.
ARIZ
Penasaran soal apa?
LEONARDO
Dulu Ira punya senyum seperti pelangi. Senyuman itu hilang di tahun ketiga.
(senyum mengenang)
Sekarang, senyum itu apa sudah kembali lagi?
Ariz menyeruputnya mienya yang menggantung.
SFX: MIE DISERUPUT.
ARIZ (VO)
Benar!
Di mata Leo, senyum Ira dulu seperti pelangi.
DISSOLVE TO
ESTABLISH: LAPANGAN SMP 2 KOTA J
22. EXT. KORIDOR-LAPANGAN-PAGI
CAST: LEONARDO, ARIZ, INDIRA, SURYA, MURID-MURID (EXTRA), PAK FARID(EXTRA)
SFX: PELUIT BERBUNYI
CAMERA PAN TO: PAPAN SKOR (8B: 40 POIN, 8D: 20 POIN)
ARIZ (VO)
Pantes Leo suka. Cewek itu bukan cewek biasa. 30 poin itu adalah lemparan 3 point-nya sendiri.
Ariz menggelengkan kepala.
ARIZ (VO/CONT’D)
Cewek itu gila!
SURYA
Cewek itu gila!!
Lemparan 3 pointnya nggak meleset sama sekali!!
Kalo bisa bermain sehebat itu, harusnya dia masuk tim basket kan??
CAMERA PAN TO: INDIRA BERSAMA DENGAN TEMAN KELASNYA TERTAWA BERSAMA.
LEONARDO
(berbisik)
Lihat itu, Riz!!
ARIZ
(berbisik, bingung)
Apa??
LEONARDO
Senyum dan tawa Ira itu bak pelangi.
ARIZ
Pelangi??
(bingung)
Kenapa pelangi?
LEONARDO
Karena Ira jarang senyum kalo bukan sama orang yang dianggapnya dekat.
ARIZ
Bukannya itu mirip dengan kamu??
LEONARDO
(tertawa kecil)
Kamu benar.
Aku dan Ira sedikit mirip.
Ariz melirik Leonardo dan melihat Leonardo tersenyum menatap Indira.
ARIZ (VO)
Hanya Ira saja yang bisa Leo senyum kayak gini.
ARIZ
(berbisik)
Kenapa nggak tembak aja si Ira?
Harusnya kalo sama-sama suka, Ira pasti nerima kamu kan??
LEONARDO
(menggeleng)
ARIZ
Emang kenapa?
LEONARDO
Tahun lalu, anak-anak jodohin aku sama Ira.
ARIZ
Kan malah bagus?
LEONARDO
Apanya yang bagus??
(menghela napas)
Sejak kejadian itu, Ira jaga jarak sama aku.
CUT TO
23. INT. RUANG REKAMAN-SIANG HARI
CAST: ARIZ, INDIRA, LEONARDO (OS)
CAMERA PAN TO: INDIRA SEDANG MENDENGARKAN LAGU.
Indira melepas headphonenya.
ARIZ
Gimana? Bagus nggak?
INDIRA
Cukup bagus.
(mengingat)
Ah, untuk sampel yang dikirim ke Bagas.
ARIZ
(penasaran)
Ehm, gimana?
INDIRA
Bagas suka cuma ada beberapa lagu yang minta untuk diperbaiki.
Tunggu sebentar, aku buka catatan darinya.
Indira membuka tas dan memberikan catatan dari Bagas.
INDIRA (CONT’D)
Ini.
ARIZ
(menerima dan membaca)
Oh, oke. Biar kubenerin dulu.
Ariz meletakkan catatannya.
ARIZ (CONT’D)
Ira
INDIRA
Ya?
ARIZ
Gimana kalo tukeran nomor saja?
Jadi kamu nggak perlu repot-repot datang ke sini.
Gimana?
Indira dan Ariz bertukar ponsel, memasukkan nomor masing-masing.
CAMERA PAN TO: ARIZ MENGETIK NAMA INDIRA DALAM KOTAKNYA.
INDIRA
(sungkan)
Apa setelah ini, aku nggak boleh ke sini lagi?
ARIZ
Bukan gitu.
Aku cuma takut kamu bolak-balik kemari dan ngerepotin.
INDIRA
Itu
(sedikit malu)
Jujur aku sedang belajar cara kerja pembuat musik.
Aku main ke sini selain kerja, nggak papa kan?
ARIZ
Buat cerita?
INDIRA
(mengangguk)
Ehm.
ARIZ
(Senyum)
Kalo gitu nggak papa.
Main aja.
ARIZ (VO)
kebetulan banget!
SFX: PONSEL ARIZ BERGETAR.
CAMERA PAN TO: PANGGILAN MASUK DARI LEO
ARIZ
Tunggu bentar.
INDIRA
Ehm.
Ariz berdiri ke dekat pintu.
ARIZ
Ya? Kenapa??
LEONARDO (OS)
Ibuku mau nitipin Dona lagi. Bisa?
ARIZ
Bisa kok.
Aku di studio aja.
LEONARDO (OS)
Oke. Bentar lagi ibuku datang ke sana.
Ariz menutup panggilannya.
SFX: PERUT LAPAR INDIRA.
ARIZ
Eh??
(kaget)
Lapar??
INDIRA
(terkekeh malu)
Sori. Dari pagi aku belum makan.
ARIZ
Hebat!!
Mau makan bareng??
INDIRA
Boleh.
Sama Mas Irwan juga?
ARIZ
Mas Irwan tadi kluar ngurus sesuatu.
(senyum)
Ada Dona juga.
INDIRA
(senyum)
Oke.
CUT TO
24. EXT. DEPAN STUDIO-SIANG HARI
CAST: ARIZ, INDIRA, DONA, IBU LEONARDO
Ibu Leonardo memberikan Dona kepada Aris.
IBU LEONARDO
(senyum)
Maaf yah. Nak Ariz.
Tante ngerepotin mulu.
ARIZ
Nggak papa, Te.
Tante mau ke luar kota berapa lama?
IBU LEONARDO
Mungkin dua hari.
Adik tante sakit, anaknya pada di luar pulau semua. Jadi tante yang sementara nungguin sampe anaknya datang.
ARIZ
Oke, Tante.
Dua hari ke depan biar Dona sama aku saja pas siang gini.
IBU LEONARDO
Makasih, Nak Ariz.
(melirik Indira dan berbisik)
Itu sapa, Riz??
Pacar kamu?
ARIZ
(berbisik)
Bukan, Te.
Temen kerja.
IBU LEONARDO
Kirain, pacar kamu.
Tapi kok wajahnya kayak nggak asing yah??
ARIZ
Masak sih.
(bohong)
Hanya perasaan Tante aja kali.
IBU LEONARDO
Ah iya kali.
Ya udah Tante pergi dulu yah
Ibu Leonardo pergi.
ARIZ
(pada Dona)
Dona sayang, udah maem blum?
DONA
Sudah, Om.
ARIZ
Om sama Tante Ira mau makan.
Dona mau ikut??
DONA
(mengangguk)
Es kyim. Dona mau es kyim.
ARIZ
Boleh.
(pada Indira)
Ayo kita makan, Ira!!
INDIRA
(senyum)
Ehm.
CUT TO
START MONTAGE-VARIOUS LOCATION
25. INT. RESTO-SIANG HARI
Ariz bersama dengan Dona dan Indira makan bersama.
CUT TO
26. INT. RUANG REKAMAN-SORE HARI
Dona mulai bermain dengan Indira. Ariz sibuk bekerja.
CUT TO
27. EXT. DEPAN STUDIA-MALAM HARI
Ariz menggendong Dona yang menangis berpisah dari Indira.
CUT TO
28. INT. RUANG REKAMAN-PAGI HARI
Indira datang lagi ke studio dan kali ini membawa makanan khusus untuk Dona.
CUT TO
29. INT. MALL-SIANG HARI
Ariz makan siang bersama Indira dan Dona. Bermain sebentar di mall bersama dengan Dona.
CUT TO
30. EXT. DEPAN STUDIO-SORE HARI
Dona melambaikan tangannya berpisah dari Indira. Ariz senyum melihat Dona.
CUT TO
END MONTAGE
CUT TO