Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Bukan Cerita Tokoh Utama
Suka
Favorit
Bagikan
3. scene 13-18

13.INT. RUMAH LEONARDO-MALAM HARI

CAST: ARIZ, LEONARDO

SFX: PINTU TERBUKA

Ariz masuk ke dalam rumah Leonardo.

LEONARDO
Ayo masuk, Riz!!
ARIZ
(berbisik)
Sebenarnya, kenapa kamu memintaku datang malam-malam gini, Leo??

Ariz mengikuti Leo ke ruang dapur. Leo membuka kulkas dan mengambil beberapa kaleng minuman dan makanan.

LEONARDO
Temani aku minum.
ARIZ
(terkekeh)
Dasar!!

JUMP CUT TO

CAMERA PAN TO: BEBERAPA KALENG MINUMAN YANG TELAH KOSONG

ARIZ
Hei, hei!!
Kita sudah banyak minum!! Sebenarnya kamu ingin cerita apa hari ini, Leo??
LEONARDO
Hanya nggak mau sendiri saja!!
(mengalihkan)
Gimana proyekmu??
Kudengar kamu dan Irwan dapat proyek baru.

Ariz nyaris menjatuhkan kaleng minuman di tangannya.

ARIZ
(gugup)
O-oh. Ho-oh.
LEONARDO
(heran)
Jawaban apa itu?
Biasanya kamu akan langsung cerita kalo dapat proyek baru??
Kenapa??
Apa kamu nggak suka proyeknya??

Ariz meminum habis minuman di tangannya dan membuka kaleng baru.

ARIZ
(bohong)
Biasa saja.
LEONARDO
Trus kenapa kalo gitu??

Ariz menatap Leonardo dan membuat pertimbangan.

ARIZ (VO)
Crita, nggak??
Crita, nggak??
Soal Ira, apa aku harus cerita sama Leo??

Leonardo mengetuk kaleng di tangannya.

LEONARDO (CONT’D)
Riz??
Ariz??
ARIZ
Y-ya.
LEONARDO
Kok diem kalo gitu??
(bingung)
Kenapa mikirnya lama gitu??

Ariz melirik tajam Leonardo.

ARIZ (VO)
Sial!!
 Kami temenan terlalu lama sampai dia hafal banget gelagatku.
ARIZ
Aku akan cerita, asal kamu nggak ketawa!!
LEONARDO
Memang ada yang bisa ditertawakan??

Ariz menceritakan percakapannya dengan Ibunya tentang pernikahannya dan Ibunya yang meragukan orientasinya.

LEONARDO
(tertawa keras)
Ha ha ha!!

Ariz mengambil kaleng kosong dan melemparnya ke arah Leonardo.

ARIZ
(kesal)
Tawamu kencang sekali!!
LEONARDO
(berusaha menahan tawanya)
Tante benar-benar!!

Ariz menghabiskan minuman di tangannya.

ARIZ
Kamu benar, Ibuku benar-benar!
Kenapa bisa mikir gitu???
Aku benar-benar nggak nyangka!!
Leonardo berhenti tertawa.
LEONARDO
Tapi Tante bener juga.
Kalo aku jadi tante, mungkin aku juga berpikir tentang kemungkinan itu.
(serius)
Riz??
ARIZ
Apa??
LEONARDO
Kamu nggak mau nikah??

Ariz menundukkan kepalanya.

ARIZ
Maulah!!
Cuma belum ketemu orangnya saja.
Mungkin
(berpikir)
LEONARDO
Mungkin apa??
ARIZ
(senyum)
Mungkin jodohku sedang tertahan oleh pria lain, makanya belum datang.
LEONARDO
(tertawa kecil)
Sudah!!

Leonardo bangkit dari duduknya.

LEONARDO (CONT’D)
Malam ini, kamu nginap aja. Toh aku sudah nggak punya istri, jadi kamu bisa nginep kayak dulu.
ARIZ
Di kamar biasa kan??
LEONARDO
Ya.

Leonardo berjalan pergi.

CAMERA PAN TO: PUNGGUNG LEONARDO.

ARIZ (VO)
Pada akhirnya aku nggak cerita masalah Ira.

Ariz bangkit dari duduknya, membereskan kaleng kosong dan membuangnya ke tempat sampah.

ARIZ (VO/CONT’D)
Mungkin memang aku nggak perlu cerita. Toh cerita antara Leo dan Ira sudah berakhir sejak lama.

DISSOLVE TO

14. INT. KELAS 8 SMP 2-SIANG HARI

CAST: ARIZ(14), LEONARDO(14), SURYA(14), TEMAN SEKELAS(EXTRA)

CAMERA PAN TO: KELAS 8D DI JAM ISTIRAHAT

Ariz membuka kotak makannya dan siap untuk makan siang. Leonardo yang baru saja dari kantin, duduk di samping Ariz.

LEONARDO
Pantes kamu nggak ke kantin??
(melirik bekal Ariz)
Bawa bekal ternyata.
ARIZ
(mengangguk)
Mbakku masak banyak buat pacarnya, ada lebih.
 Aku disuruh bawa juga.

Leonardo membuka roti dan memakannya.

LEONARDO
Enaknya punya Mbak.

Ariz memakan sedikit bekalnya sebelum mengulurkan sendok pada Leonardo.

ARIZ
Mau coba?
Untung saja Mbakku masaknya enak.
LEONARDO
Boleh.

Leonardo mencicipi diikuti Surya.

ARIZ (CONT’D)
Gimana?
Enak??
SURYA
Enak, enak pake banget.

Ariz melihat ke arah Leonardo.

ARIZ
Kenapa, Leo?
Apa nggak enak?
LEONARDO
(Senyum)
Ini enak sekali.

Ariz tertegun melihat Leonardo tersenyum.

ARIZ
Kalo kalian suka, kalo Mbakku masak banyak lagi, kalian akan kubawakan. Mau?
SURYA
(mengangguk, senyum)
Mau lah. Hidup itu harus dinikmati dengan makan.

Ariz melirik perut buncit Surya.

LEONARDO
(senyum senang)
Kalo gitu, itu akan jadi bekal keduaku.

DISSOLVE TO

15. EXT. KORIDOR SMP 2-SIANG HARI

CAST: ARIZ (14), LEONARDO (14), INDIRA (14), TIARA (14)

Leonardo dan Ariz sedang membawa PR menuju ruang guru.

CAMERA PAN TO: DARI ARAH DEPAN LEWAT INDIRA DAN TIARA YANG KEMUDIAN BERPAPASAN DENGAN LEONARDO DAN ARIZ

Leonardo tiba-tiba berhenti jalan.

ARIZ (VO)
Anak itu kan-

Ariz melihat ke arah Leonardo.

ARIZ
Kenapa, Leo?

Leonardo yang menoleh ke arah belakang, menoleh ke Ariz.

LEONARDO
Nggak papa.
Ayo jalan lagi.

Leonardo jalan lagi. Ariz mengikuti.

ARIZ
(mencoba menebak)
Kamu suka anak itu kan??
LEONARDO
(tanpa menoleh)
Yang mana?
ARIZ
Anak dengan rambut panjang yang selalu diikat ekor kuda.

Leonardo menghentikan jalannya lagi, menoleh ke Ariz dan memandang tajam Ariz.

LEONARDO
(berbisik)
Gimana kamu bisa tahu, Riz?

FADE OUT

16. INT. RUANG MEETING-RUANG KERJA ARIZ-PAGI HARI

CAST: ARIZ, IRWAN, INDIRA, BAGAS, KRU FILM(EXTRA)

CAMERA PAN TO: ARIZ YANG SETENGAH MENGANTUK

ARIZ
(gumam)
Leo sialan!!
BAGAS
(pada Irwan)
Seperti kataku sebelumnya, penata musik sebelumnya sangat mengecewakan. Jadi (PAUSE) kali ini aku harap kalian juga nggak mengecewakan.
IRWAN
Kami akan berusaha, Pak.
Bagaimana dengan sampel yang kami berikan dua hari yang lalu? Apa Bapak dan Ibu suka??
ARIZ (VO)
Karena Leo dan mimpi-mimpi itu, aku nggak bisa tidur nyenyak berapa hari ini!!
BAGAS
Bagus.

Ariz menguap.

ARIZ
(sungkan)
Ma-maaf.
Bagas melirik tajam pada Ariz.
IRWAN
Mohon maklumi rekan saya ini. Dia nggak tidur mengerjakan musik permintaan Bapak dan Ibu.
BAGAS
Bisa dipahami.
(mengetuk penanya ke meja)
Untuk selanjutnya, tolong biarkan Ira yang lebih dulu memeriksa musiknya sebelum melaporkannya padaku. Gimana?
IRWAN
(senyum)
Tentu bisa, Pak.
BAGAS
Bagus kalo gitu.
(pada Indira)
Aku serahkan padamu masalah ini.
 Aku masih harus mengurus proyek lain.
INDIRA
Ehm.

Bagas bersama dengan kru lainnya keluar dari ruang meeting.

Indira melihat ke arah Ariz saat hendak berjalan pergi.

INDIRA
Ariz
(canggung)
Bisa bicara sebentar??
ARIZ
Tentu.

CUT TO

CAMERA PAN TO: RUANG REKAMAN.

Ariz duduk di kursi kerjanya.

ARIZ
Silakan bicara.
INDIRA
Soal sikapmu hari ini, bisakah kamu memperbaikinya?
Bagas itu orang yang disiplin.

CU: CINCIN DI JARI MANIS TANGAN KIRI INDIRA.

ARIZ
Maaf.
 Aku ngantuk banget dan kalian mendadak ngajak meeting. Jadi-
INDIRA
Untuk kali ini, harusnya Bagas bisa memaklumi.
ARIZ
Sepertinya kalian dekat sekali??
INDIRA
Masih dalam batasan teman dan rekan kerja.
ARIZ
Ohhh.
(melirik cincin Indira)
Sudah nikah??
INDIRA
Belum, kenapa?

Indira sadar tatapan Ariz tertuju pada cincinnya.

INDIRA (CONT’D)
Ah ini, ide Bagas.
Sebagai pelindung.
ARIZ
(bingung)
Pelindung??
INDIRA
(senyum)
Dari laki-laki pengganggu.

CAMERA PAN TO: RUANG REKAMAN ARIZ

INDIRA (CONT’D)
Ya udah. Aku hanya ingin bicara itu saja.
Indira hendak berjalan keluar.
ARIZ
Sebentar, Ira!!
INDIRA
(berbalik)
Ya??
ARIZ
Aku penasaran soal satu hal.
INDIRA
Soal apa??
ARIZ
Kenapa Bagas minta kamu yang dengerin sampelnya dulu?
INDIRA
(menunjuk telinganya, senyum)
Aku punya pendengaran yang cukup baik soal musik.
Dan kebetulan seleraku dan Bagas sama.

CUT TO

17. EXT. DEPAN STUDIO-MALAM HARI

CAST: ARIZ, LEONARDO, DONA

Ariz keluar dari studionya dan melihat Leonardo dan Dona telah menunggu.

DONA
Om Ayis!!
LEONARDO
(senyum)
Om Ariz, Dona.
DONA
Om Ayiz!

Ariz menggendong Dona.

ARIZ
Maaf, Surya nggak bisa dihubungi.
Jadi aku terpaksa minta tolong sama kamu, Leo.

Leonardo menyerahkan tas pada Ariz.

LEONARDO
Nggak papa.
Kebetulan aku juga harus keluar karena susu Dona habis.
ARIZ
(pada Dona, menggoda)
Pantesan tambah berat yah, kamu terus minum cucu yah, Dona??
DONA
Om Ayis nggak ke rumah?
 Dona kangen.
ARIZ
Nanti kapan-kapan Om main ke rumah Dona.
Sekarang Om sedang sibuk sekali.
DONA
Janji loh, Om.
ARIZ
Ya, Om janji.
LEONARDO
(Senyum)
Kalo gini kamu udah pantes jadi Ayah, Riz. Kenapa nggak nikah?
Di saat kamu harus lembur gini, kan ada istri yang bisa gantian bantu kamu.
ARIZ
(senyum)
Jodohku masih nyangkut sama pria lain.

SFX: PUKULAN LEO DI BAHU ARIZ

Leonardo meremas bahu Ariz.

LEONARDO
(geram)
Kalo kamu nggak nyari yah nggak bakal ketemu, Riz.
ARIZ
Heehhh, kata siapa??
Aku nyariin kok.
Dalam doaku pada Tuhan.
Kamu nggak percaya jodoh sudah ada yang ngatur??
LEONARDO
Tapi-

Ariz memberikan Dona kepada Leonardo.

ARIZ
Nggak ada tapi-tapian, Leo.
Anggap saja, aku masih belum mampu secara mental untuk punya istri.
Ini sudah malam, cepat pulang sana!
Kasihan Dona.
(pada Dona)
Dona sayang, kita ketemu lagi kapan-kapan yah.
DONA
(mengangguk)
Ya, Om.
LEONARDO
Dasar!!
Ya udah aku pulang dulu!!
Kalo butuh apa-apa jangan sungkan minta tolong!
Kamu tahu kan, Surya lagi sibuk!
ARIZ
(mengangguk)
Ehm.

Leonardo berjalan pergi dengan menggendong Dona.

ARIZ (VO)
Cukup Surya aja.
Kamu baru saja kehilangan istrimu, masak iyah aku buru-buru nikah, Leo!

CAMERA PAN TO: LANGIT MALAM YANG SEPI.

SFX: ANGIN BEREMBUS

ARIZ
(bergidik)
Huh, dingin!!
Apa karena aku belum mandi seharian ini??
(senyum kecil)
Untung Dona masih kecil. Kalo nggak, mungkin dia sudah mengomel karena aku bau belum mandi.

CUT TO

18. EXT. KORIDOR DEPAN LAPANGAN-PAGI

CAST: ARIZ, LEONARDO, INDIRA, MURID LAIN (EXTRA)

CAMERA PAN TO: ARIZ DAN LEONARDO DUDUK DI DEPAN KELAS MELIHAT KE ARAH LAPANGAN BASKET.

SFX: BOLA BASKET MEMANTUL

MURID 1
(teriak)
Oper woy!
MURID 2
(teriak)
Aku! Aku! Kasih aku!!

Leonardo meminum minumannya.

ARIZ
Kenapa kamu suka Indira??
Apa karena cantik?
Atau mungkin ada alasan lain?

Leonardo fokus melihat basket.

LEONARDO
Kenapa? Penasaran?
ARIZ
(mengangguk)
Yang suka sama kamu banyak, Leo. Dari adik kelas sampai kakak kelas, banyak yang ngejar kamu. Kamu idola di sekolah ini.
(penasaran)
Kenapa kamu suka sama Indira?
LEONARDO
Harus ada alasannya??
ARIZ
(mengangguk)
Ya.
LEONARDO
Ehm
(berpikir)
Ira itu kalo dibandingin dengan cewek lain, emang nggak gitu cantik. Trus kalo dibandingin dengan cewek pintar lain, juga nggak gitu pintar.
ARIZ
Ehh??
(kaget)
Kamu suka karena dia kliatan biasa aja??
Seleramu agak aneh, Leo.
LEONARDO
(menggeleng)
Nggak! Ira itu nggak biasa.
Kadang-kadang malah di luar prediksi.
ARIZ
(bingung)
Maksudnya?

Leonardo memutar kepala Ariz untuk lihat ke lapangan.

CAMERA PAN TO: BOLA BASKET KELUAR LAPANGAN DAN DITANGKAP OLEH INDIRA.

LEONARDO
Lihat ke sana!!
ARIZ
(melongo)
Apa yang mau Indira-

CAMERA PAN TO: INDIRA MELEMPAR BOLA BASKET YANG DITANGKAPNYA. BOLA BASKET MELAMBUNG DI UDARA DAN MASUK KE DALAM RING.

SFX: SORAKAN MURID LAIN

ARIZ (CONT’D)
(masih melongo)
Bolanya masuk??
Itu tadi 3 point??
LEONARDO
(senyum)
Lihat kan??
Ira itu nggak bisa diprediksi.

CAMERA PAN TO: MURID LAIN BERTERIAK MEMANGGIL INDIRA

MURID 1
Ayo ikut main!!
MURID 2
Keren kamu, dik!!
INDIRA
(menggeleng)
Nggak, Mas. Aku nggak ikut!
Aku nggak pake baju olahraga. Lain kali aja, Mas.
Makasih.
LEONARDO
Kamu tahu, Riz??
ARIZ
Apa??
LEONARDO
Di mataku, Ira itu kelihatan bersinar. 

INTERCUT TO

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar