Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. POS PETUGAS - FLASHBACK
Suparman dan Prapto sedang mengobrol sambil menikmati secangkir kopi.
SUPARMAN
Kabar keluargamu gimana? Sehat?
Prapto cengengesan malu-malu.
PRAPTO
Sehat, Mas.
SUPARMAN
Kamu kenapa kok cengengesan gitu?
PRAPTO
Istri hamil lagi, Mas.
SUPARMAN
Waaaah! Sejak kapan?
PRAPTO
Kita sih taunya baru beberapa hari yang lalu, Mas. Tapi kayaknya udah lebih dari itu deh. Istri suka ngerasa nggak enak kalau pagi-pagi. Tapi saya kira ya cuma masuk angin aja gitu, kan udaranya emang lagi nggak bagus. Saya aja suka mual-mual nggak jelas. Jadi ya... Mana nyangka.
SUPARMAN
(dengan nada bercanda)
Nggak nyangka gimana? Orang hamil kan nggak tiba-tiba gitu aja, Prapto.
PRAPTO
Iya tau, Mas. Maksud saya... Padahal saya mainnya aman kok!
Suparman tertawa terbahak-bahak.
SUPARMAN
Syukuri aja, Prapto. Anak ketiga ya sekarang? Kamu kan pingin anak perempuan, siapa tau yang sekarang ini perempuan. Ya kan?
PRAPTO
Iya Mas, ini yang ketiga. Ya saya sih bersyukur. Kan banyak anak banyak rejeki katanya.
INT. POS PETUGAS - BACK TO PRESENT
Prapto dan Suparman masih berhadap-hadapan. Suparman mengatupkan mulutnya kuat-kuat untuk mencegah dirinya membuat suara. Ia menahan nafasnya. Prapto hanya berdiri saja disitu, nampak belum sepenuhnya menyadari kehadiran Suparman.
Suparman mulai kehabisan nafas. Tubuhnya dibanjiri keringat. Tangan kirinya menggenggam kunci kuat-kuat agar tidak bergemercik lagi. Suparman mencoba untuk menarik nafas sedikit melalui hidung. Tapi hidungnya menimbulkan sedikit suara. Samar namun cukup terdengar oleh Prapto.
Prapto mengeluarkan erangan singkat dan menyondongkan tubuhnya mendekati Suparman. Suparman menempelkan punggungnya selekat mungkin ke dinding. Wajah mereka berdua sangat dekat, Suparman tidak berani mengambil nafas lebih dalam lagi.
Karena tidak ada pilihan lain, Suparman melemparkan senternya untuk memancing Prapto agar menjauh darinya.
Berhasil. Prapto menjauh, mengikuti sumber suara senter yang dilemparkan. Karena ada kesempatan, Suparman segera bergegas ke luar. Suparman mengambil nafas dengan satu hirupan besar dan dengan erangan panjang, perhatian Prapto kembali tertuju padanya.
SUPARMAN
Sialan!
Prapto mengejar Suparman, namun Suparman sudah berhasil keluar dan akan menutup pintu. Pintu tersebut sempat tersangkut sedikit, tapi Suparman berhasil menutupnya tepat waktu.
Suparman menjatuhkan kunci untuk menahan pintu tersebut dengan kedua tangannya. Prapto menempelkan wajah dan tangannya di kaca pintu sembari mengerang. Suparman berusaha keras untuk tidak membuat suara apapun.
Tidak lama kemudian, Prapto berhenti mengerang, membalik badan, dan berjalan menjauh dari pintu dan Suparman. Suparman mengambil kunci perlahan, dan dengan hati-hati berjalan kembali ke auditorium.
EXT. KOMPLEKS UNIVERSITAS, DEPAN AUDITORIUM - NIGHT
Suparman menaiki tangga pelan-pelan. Tangannya berpegangan pada pegangan besi. Sesampainya di pintu utama auditorium, Suparman mendekatkan set kunci tepat ke depan matanya untuk mencari kunci mana yang harus dipakai. Setelah ketemu, ia langsung memasukan kunci tersebut ke lubang kunci.
Dengan sangat perlahan ia memutar kunci.
KLAK!
SUPARMAN
(Berbisik)
Aduh, kenapa sih semuanya mesti bersuara gini?
Setelah mencabut kuncinya kembali, Suparman dengan hati-hati mendorong satu sisi dari pintu ganda menuju auditorium. Pintu tersebut terbuka tanpa menimbulkan suara sama sekali.
SUPARMAN (CONT'D)
Nah gitu dong.
Tapi di dalam gelap gulita.
INT. GEDUNG AUDITORIUM - NIGHT
Suparman maju beberapa langkah sampai ia menyentuh pintu ganda lainnya, yang merupakan pintu menuju ruang utama auditorium. Dengan tangan yang tetap menyentuh dinding, Suparman jalan perlahan ke sisi kanan ruang penghubung tersebut, sampai ia menemukan pintu lainnya.
INT. KORIDOR GELAP - NIGHT
Suparman membuka pintu tersebut dengan salah satu kunci yang ia miliki. Koridor lagi. Suparman berjalan sembari meraba dinding.
SUPARMAN
Untung saya hafal.
Tidak lama Suparman menabrak tempat sampah dan terjatuh. Suara yang dihasilkan menggema ke seluruh koridor kosong tersebut, dan ruangan sebelahnya.
Ia buru-buru kembali berdiri sambil menggerutu dan melanjutkan sisa perjalanannya sedikit lebih cepat, sampai ia menemukan pintu yang dituju. Sebuah pintu besi kecil berwarna kelabu.
INT. RUANG LISTRIK - NIGHT
Ketika memasuki ruangan Suparman langsung melihat enam buah lampu kecil berwarna merah, yang berasal dari gardu listrik. Suparman menghampirinya dan menyalakan enam saklar sampai lampu-lampu merah tersebut menjadi hijau. Terakhir ia menarik sebuah tuas.
Suparman telah berhasil membuat gedung auditorium bermandikan cahaya.
Ia mengeluarkan handphone dari sakunya, dan mengetik: "Beres"
Pesan tersebut dikirimkan ke Adidarma.
INT. GEDUNG FAKULTAS - NIGHT
Adidarma, para dosen dan mahasiswa sudah bersiap-siap untuk berpindah ke gedung auditorium.
Mereka berkumpul di lantai dasar.
Grup yang dipimpin Phillips akan keluar terlebih dahulu.
PHILLIPS
(ke Adidarma)
Sampai ketemu di sana, Pak.
Kemudian Yunus membuka pintu dan grup Phillips keluar secara perlahan dan hati-hati.
INT. AUDITORIUM - NIGHT
Suparman menjaga didepan pintu masuk, melihat kesana kemari. Kemudian handphone-nya bergetar. Suparman membaca pesan yang ia dapatkan.
"GRUP PHILLIPS JALAN"
MONTAGE START
1. Grup Pak Phillips perlahan menyusuri areal universitas.
2. Grup sampai gedung auditorium dan disambut oleh Suparman.
3. Suparman mengabari Adidarma.
4. Grup Bu Sofya jalan.
5. Grup Bu Sofya mengalami masalah ketika ada salah satu mahasiswi yang tiba-tiba jongkok dan menangis.
6. Bu Sofya mencoba menenangkan mahasiswi tersebut tapi tak kunjung berhasil. Yang lain tampak khawatir dan gelisah.
7. Bu Sofya menampar mahasiswi tersebut. Mahasiswi itu tampak kaget dan langsung berhenti menangis. Mereka melanjutkan perjalanan hingga sampai tujuan.
MONTAGE END
INT. KORIDOR GEDUNG FAKULTAS - NIGHT
Kali ini grup Adidarma yang bersiap untuk keluar.
ADIDARMA
Kita saling merapat. Jangan ada yang jalan lebih dulu, jangan juga sampai ketinggalan. Jangan bicara. Kalau ada bahaya, tepuk pundak teman di dekat kalian, dan terus berikan isyaratnya hingga sampai ke saya.
Para siswa menggumam memberikan tanda bahwa mereka mengerti.
Grup Adidarma, beserta Yunus pun keluar dari gedung fakultas menuju kegelapan malam.
EXT. KOMPLEKS UNIVERSITAS - NIGHT
Grup tersebut bergerak sesuai instruksi dari Adidarma.
Mereka berjalan perlahan, melangkah dengan sangat hati-hati agar tidak menimbulkan terlalu banyak suara. Berbisik pun mereka tidak berani. Komunikasi antar mereka hanya sebatas eskrpesi wajah dan gestur.
Mereka beberapa kali melihat zombie yang masih berada di sekitar situ. Tidak banyak, dan zombie-zombie tersebut hanya terdiam di satu tempat.
Kepala para zombie tersebut menengadah dan tubuh mereka terdiam kaku. Sekilas terlihat seperti manekin. Cairan hitam kental mengalir dari lubang-lubang tubuh mereka, dan hampir menyelimuti sekujur tubuh.
EXT. KOMPLEKS UNIVERSITAS - NIGHT
Gedung Auditorium sudah terlihat agak jauh.
Mereka berjalan sedikit lebih cepat, sudah tidak lagi perduli pada formasi.
Tiba-tiba ada suara serak memanggil mereka dari jauh.
SUARA (O.S.)
HEY! KALIAN!
Semua berhenti dan melihat ke asal suara dengan eskpresi ngeri.
Agak jauh mereka terlihat siluet manusia tinggi sedang berjalan ke arah mereka. Langkahnya tertatih-tatih.
Pemilik suara tersebut mengeluarkan nafas-nafas berat seraya berjalan mendekati grup Adidarma.
Adidarma memposisikan dirinya di antara siluet dan siswa-siswanya.
ADIDARMA
(kepada siswa-siswa)
Jangan jauh-jauh dari saya.
Siluet tersebut sudah cukup dekat untuk terlihat wujudnya.
Dia adalah seorang komando pasukan khusus, dengan seragam serba hitam. Tangannya memegang PISTOL. Dia terinfeksi.
KOMANDO
Tolong...
Adidarma membelalak kaget.
ADIDARMA
Jangan dekat-dekat.
Komando tetap maju. Pincang.
Adidarma mundur.
Mata Komando membelalak.
KOMANDO
Sakit...
Tidak ada yang bergerak. Tubuh Komando kejang-kejang, tapi dia tetap berdiri.
Secara tiba-tiba kejangannya berhenti, tubuhnya kaku, kepalanya tertunduk.
Kemudian dengan gerakan seperti gerakan boneka tali, Komando mengangkat kepalanya. Tangannya menodongkan pistol ke Adidarma.
Siswa-siswa panik. Mereka tersentak dan saling berbisik, dan bersiap untuk melarikan diri.
Adidarma memberi tanda kepada mereka untuk tetap tenang dan berada didekatnya.
Komando tidak bergerak, hanya menodongkan pistol. Tangannya gemetaran.
KOMANDO (CONT'D)
(Berbisik)
Ambil.
Adidarma mempertimbangkan keadaan.
Komando mengendurkan genggamannya pada pistol dan menurunkan bidikannya. Dengan tangan satu lagi, Komando memegang-megang bagian tubuhnya. Perut, dada, leher, bahu, lengan. Matanya bergerak liar kesana kemari. Dia tertawa kecil.
Kemudian tawanya terhenti dan perhatiannya kembali terfokus pada Adidarma.
KOMANDO (CONT'D)
CEPAT!!
Komando kembali mengacungkan pistolnya.
Adidarma tersentak, namun ia segera mendekati Komando untuk mengambil pistol. Namun...
Komando tiba-tiba memuntahkan cairan hitam. Pistol yang ditangannya jatuh.
Komando sudah sepenuhnya terinfeksi. Dia mengeluarkan teriakan yang melengking.
Adidarma bergerak untuk mengambil pistol, namun kalah cepat. Komando menerkam Adidarma. Siswa-siswa panik.
Komando menindih Adidarma yang jatuh terlentang. Adidarma melirik ke pistol. Terlalu jauh.
Dari jauh terdengar SUARA ZOMBIE yang nampaknya menjawab panggilan dari sang Komando.
Komando meletakkan tangannya di rahang Adidarma, ingin membuka paksa mulutnya. Adidarma menahan mulutnya agar tetap tertutup. Makin lama wajah Adidarma menjadi merah, ia sudah tidak kuat lagi. Ia gemetaran.
EXT. DEPAN GEDUNG AUDITORIUM - NIGHT
Suparman berdiri di depan pintu masuk, menunggu kehadiran grup Adidarma. Wajahnya cemas.
SUPARMAN
Kok belum sampe?
Terdengar lolongan para zombie dari kejauhan.
Ada suara GEDORAN kencang dari arah pos petugas. Zombie Prapto menggebuk-gebuk pintu kaca.
EXT. KOMPLEKS UNIVERSITAS - NIGHT
MAYA
Eh, Candi!
Candi berjalan menghampiri pistol dan mengambilnya. Ia menodongkan pistol tersebut ke Komando. Candi membidik kepala Komando. Ia mengatur napas... Kemudian menarik pelatuk.
KLIK!
Tidak ada tembakan. Candi terlihat terkejut.
Adidarma mulai tidak sanggup menahan. Mulutnya sedikit terbuka. Adidarma menggerakan kaki dan tangannya membabi buta untuk menyerang Komando, tapi Komando tetap bergeming.
MAYA (CONT'D)
Candi, buruan!
RIN
Tolongin pak Darma itu, Can!
Candi memeriksa pistol, sampai ia menemukan tombol pengaman. Candi mematikan pengaman dan membidik Komando.
Adidarma yang terlalu banyak bergerak menyulitkan bidikan Candi.
Dengan satu tarikan nafas, Candi menempatkan jari di pelatuk.
SUARA TEMBAKAN.
EXT. DEPAN GEDUNG AUDITORIUM - NIGHT
Prapto menggebuk-gebuk pintu kaca pos petugas hingga pecah. Prapto terbebas.
SUPARMAN
Waduh!
Suparman bingung karena grup Adidarma belum datang.
Tapi Suparman memutuskan untuk masuk dan menutup pintu auditorium.
Zombie Prapto berlari dan menghilang ditengah gelapnya malam.
EXT. KOMPLEKS UNIVERSITAS - SAME TIME
Rin menunduk dan menutup telinga, wajah Maya kaget.
Candi gemetaran, wajahnya pun tegang. Tangannya masih membidik.
Zombie Komando berhenti bergerak. Di pelipisnya terdapat lubang berasap dan getah hitam mengalir pelan.
Adidarma mendorong Komando ke samping, dan segera berdiri. Dia melihat ke Candi, yang akhirnya menurunkan bidikannya.
ADIDARMA
Terimakasih, Candi.
Zombie-zombie berdatangan dari segala arah. Jalan mereka cepat, mereka tahu ada banyak mangsa.
ADIDARMA (CONT'D)
Ayo cepat!
Adidarma meminta pistol ke Candi, yang langsung diberikan.
Grup Adidarma berlari menuju Auditorium, cukup banyak zombie mengejar agak jauh di belakang mereka.
Candi berlari dengan terpincang-pincang, agak ketinggalan.
Para Zombie berteriak-teriak.
INT. AUDITORIUM - SAME TIME
Teriakan-teriakan para Zombie terdengar oleh mereka yang berada di dalam Auditorium.
SOFYA
Kok kayak deket banget suaranya?
Phillips beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri Suparman di lobby.
INT. LOBBY AUDITORIUM - CONTINUOUS
PHILLIPS
Kamu ngapain ngintip-ngintip gitu?
Suparman yang sedang mengintip ke luar melalui celah pintu, tersentak kaget.
SUPARMAN
Eh engga apa-apa, Pak.
PHILLIPS
Adidarma belum kelihatan?
SUPARMAN
Iya, makanya nih, pak. Saya juga kuatir jadinya.
Terdengar lagi suara Zombie. Semakin dekat.
EXT. DEPAN GEDUNG AUDITORIUM - SAME TIME
Grup Adidarma sudah mendekati Auditorium.
ADIDARMA
PARMAN BUKA PINTUNYA!
INT. LOBBY AUDITORIUM - SAME TIME
SUPARMAN
Nah itu dia!
Parman membuka pintu. Phillips berdiri dibelakangnya.
Namun...
POINT OF VIEW PHILLIPS
Phillips melihat zombie-zombie yang mengejar grup Adidarma. Jumlahnya cukup banyak. Sekarang ia tahu suara-suara teriakan tersebut berasal dari mana.
PHILLIPS
Parman, tutup!
SUPARMAN
Tapi, Pak!
PHILLIPS
Kamu lihat nggak?!
SUPARMAN
Tapi...
PHILLIPS
Minggir kamu!
Phillips menyingkirkan Suparman.
EXT. DEPAN GEDUNG AUDITORIUM - SAME TIME
Adidarma sudah mencapai tangga Auditorium. Ia melihat Phillips di ambang pintu, kemudian Phillips menutup pintu.
ADIDARMA
Hey, apa-apaan!
Dari belakangnya...
MAYA
Candi!!
Candi terjatuh. Zombie tidak jauh dibelakangnya.
Candi berteriak, merangkak. Berusaha sekeras mungkin menjauh dari kumpulan Zombie.
Adidarma melihat kebelakang, ke arah Candi. Kemudian perhatiannya kembali ke pintu.
Adidarma menghampiri pintu dan menggedornya keras-keras.
ADIDARMA
Buka! Jangan main-main! Parman, kamu ada disitu? Buka pintunya!
(beat)
Bangsat!
Sebagian besar siswa sudah sampai di depan gedung Auditorium juga, mereka juga ikut berteriak-teriak minta dibukakan pintu.
INT. LOBBY AUDITORIUM - SAME TIME
Phillips mengenggam gagang pintu erat-erat, matanya menatap penuh ancam kepada Suparman yang kelihatannya ingin melawan. Teriakan-teriakan memohon para siswa yang berada diluar dapat terdengar.
Muncul Sofya.
SOFYA
Ada apa itu ribut-ribut di luar?
Sofya melihat Suparman yang tegang dan ketakutan, dan Phillips yang menjaga pintu.
SOFYA (CONT'D)
Mana Adidarma?
(menyadari sesuatu)
Loh, yang di luar.... Kenapa pintunya ditutup?!
PHILLIPS
Mereka ngebawa bahaya ke sini! Saya tidak mau ambil risiko.
SOFYA
Tapi...
Phillips tetap bergeming. Sofya menghampirinya, hendak mengambil alih atas pintu.
Phillips mendorong Sofya. Sofya membelalak kaget.
PHILLIPS
Anda mau mati?! Jika saya buka, mahluk-mahluk sial itu juga akan ikut masuk! Anda mengerti?
SOFYA
Lalu bagaimana dengan Adidarma dan yang lainnya? Masa' bakal kita biarin gitu aja?
PHILLIPS
Ngga ada yang bisa kita perbuat.
Sofya menangis. Suparman merasa bersalah.
EXT. DEPAN GEDUNG AUDITORIUM. MAYA, RIN & CANDI - NIGHT
Maya berlari menghampiri Candi.
RIN
MAY!
Zombie-zombie sudah berada tidak jauh dibelakang Candi.
Maya membantu Candi berdiri.
MAYA
Kaki lo aman?
CANDI
Aman.
Mereka menjauh dari para zombie. Candi berlari sebisanya dan secepatnya, meringis sesekali karena menahan sakit.
Ketika kembali ke Rin, Maya melihat ke arah pintu Auditorium yang dipenuhi orang yang tidak bisa masuk, dan para Zombie dibelakangnya yang sudah semakin dekat dan semakin banyak.
Zombie semakin mendekat. Belum ada tanda-tanda pintu dibuka.
MAYA
Kita musti cabut dari sini. Kita kasih tau pak Darma.
Candi menggenggam lengan Maya.
CANDI
Nggak usah.
MAYA
Nggak usah gimana? Gila kali ya!
CANDI
(Menkankan kata-katanya)
Nggak usah, Maya.
Melihat keseriusan Candi, Maya tidak melawan. Candi melepaskan genggamannya.
RIN
Ayo, kita mau kemana nih! Buruan!
MAYA
Ikut gue.
Maya, Rin dan Candi pergi ke tempat lain selain Auditorium.
Para zombie tidak memperdulikan mereka bertiga. Tujuan mereka tetap gedung Auditorium.