Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
EXT. KOMPLEKS UNIVERSITAS - DAY
Sepasang kaki terlihat menghampiri seorang perempuan berambut panjang dan berkacamata, yang sedang duduk sambil membaca buku di selasar gedung kampus.
Keadaan cukup sepi, hanya ada sedikit yang masih lalu lalang dan duduk-duduk.
MAYA
Oi, Rin!
RIN, 20 tahun, sahabat Maya. Rin menoleh ke arah suara sambil senyum lebar.
RIN
Lama amat?
MAYA
Beli minum dulu. Nih!
Maya memberikan teh botol dingin ke Rin.
RIN
Asik, thanks ya! Udah telat juga, sempet-sempetnya beliin minum buat gue.
MAYA
Yeee... Yaudah yuk. Tapi jalannya santai aja. Kelas si Pak Darma kan ya? Sebagai dosen, dia tuh sebenernya oke sih, menguasai banget materi yang mau diajarin. Tapi gaya ngomongnya kayak lagi ngehipnotis orang, jadi suka ngantuk gue.
RIN
Hush! Nggak boleh gitu. Tapi gue setuju sih sama lo, dia emang menghipnotis banget! Apalagi tatapannya. Aduh, Papi Darma.
MAYA
(Sambil menjauh dari Rin)
Rin, coba mending lu jauh-jauh deh dari gue. Untuk hari ini aja.
Rin dan Maya tertawa.
Ada suara memanggil mereka dari belakang, tapi cuma Maya yang menengok. CANDI, 20 tahun, sahabat Maya dan Rin yang paling banyak omong.
Kaki kanannya yang cidera membuat jalannya sedikit pincang, namun tidak parah. Candi susah payah berlari kecil untuk mengejar dua temannya.
CANDI
Rin, May! Tungguin dong!
Candi sekarang berjalan di sebelah Maya.
MAYA
Si Rin udah nggak sabar tuh ketemu sama dosen tercintanya.
CANDI
Oh iya! Kelasnya Pak Darma ya?
Kemudian Candi meledek Rin dengan meniru gaya bicara dosennya itu.
CANDI (CONT'D)
(Bicara dengan intonasi datar)
Bagaimana... Ada yang mau ditanyakan? Tidak...? Kamu mau tanya...? Iya kamu yang baju pink... Siapa, Rin ya? Kamu mau tanya? Tidak? Yasudah... Kalau gitu kita lanjut ya...
Maya tertawa terbahak, tapi Rin mencibir.
MAYA
Gue daritadi nungguin si Candi niruin Pak Darma, paling jago dia.
RIN
Nggak begitu banget juga kali dia kalau ngomong! Ih kenapa sih kalian tuh ngeledekin Papi Darma mulu. Beliau kan baik orangnya, nggak pernah marah.
CANDI
Ya iyalah, gaya ngomongnya aja begitu gimana mau marah?
Rin mencubit lengan Candi. Candi tidak berusaha menghindar, dia hanya membiarkan Rin mencubitnya sambil cekikikan.
Mereka memasuki gedung fakultas.
INT. GEDUNG FAKULTAS LANTAI 1 - DAY
Maya, Rin dan Candi menyusuri koridor kampus yang kosong. Tidak ada kelas sama sekali di lantai 1.
RIN
Kita di lantai 3.
Lalu ada yang menyenggol bahu Rin. SUPARMAN, petugas tata usaha berumur 45 tahun, berjalan dengan tergesa-gesa. Pakaiannya basah oleh keringat.
SUPARMAN
Permisi.
Dia memasuki ruang dosen. Ketika Candi, Maya dan Rin melewati pintu ruang dosen yang masih sedikit terbuka, terlihat Pak Suparman yang lagi berdiri membelakangi mereka, bicara dengan dosen yang ada di dalam ruangan.
Maya, Rin dan Candi menaiki tangga. Candi yang kesulitan menaiki tangga karena cedera kakinya, berada paling belakang.
CANDI
Pak Suparman kalau lagi pake kacamata jadi Clark Kent kali ya dipanggilnya?
MAYA
Candi, masih pagi. Kalau mau ngelucu ntar siangan aja. Lagian kan joke itu udah pernah!
CANDI
Eh, udah ya?
RIN
Yah Candi keabisan ide!
CANDI
Ya udah iya gue cari ide baru. Lagian bilang aja kalau lo tuh kangen gue chat tengah malem buat bantuin nyari ide joke baru!
RIN
Hih, pede banget.
Maya berhenti berjalan, dan juga memberhentikan dua temannya. Maya menghadap mereka.
MAYA
(Melirik penuh arti ke dua temannya bergantian)
Ooooh, jadi tanpa sepengetahuan gue ternyata kalian berdua suka chattingan tengah malem nih? Kok gue nggak yakin ya cuma ngomongin soal joke doang...
RIN
(Tersipu malu)
Ih, May apaan sih!
Mereka bertiga berjalan di koridor lantai tiga dan sampai di kelas yang di tuju.
INT. RUANG KELAS - MORNING
Maya mengetuk pintu kelas, membuka pintu sedikit dan mencondongkan kepalanya ke dalam. Rin dan Candi di belakang Maya.
MAYA
Permisi, pak. Maaf telat sedikit.
Semua mahasiswa yang berada di dalam kelas menengok kearah Maya. ADIDARMA, 32 tahun, dosen berkulit kecokelatan dan cukup tampan, yang sedang berdiri sambil memberikan kuliah, langsung berhenti bicara dan juga menatap Maya.
ADIDARMA
Oh ya, tidak apa-apa. Ayo pada masuk.
MAYA
Terima kasih, Pak.
(Menengok ke Rin dan Candi.)
Psst! Yuk, masuk.
Mereka bertiga masuk. Mengambil tempat duduk yang tersisa di barisan belakang. Maya duduk dekat jendela, di sebelahnya Rin, kemudian Candi.
ADIDARMA
Oke, kita lanjutkan lagi ya... Jadi tadi kita sedang membahas soal...
Ada suara ketukan lagi. Pintu terbuka dan Suparman muncul dari baliknya. Semua mata tertuju pada Suparman.
ADIDARMA (CONT'D)
Ya?
Suparman masuk tanpa bicara apa-apa, wajahnya tampak cemas. Dia berjalan mendekat ke Adidarma. Mereka kemudian berbicara berbisik-bisik.
Para mahasiswa yang ada di kelas saling pandang. Maya melihat ke luar jendela. Di kejauhan, Maya melihat ada dua orang yang nampaknya sedang berkelahi. Satu orang mencengkram yang lain.
Suparman keluar. Perhatian Maya tertuju ke Adidarma ketika ia bicara kepada seluruh kelas. Suaranya mantap.
ADIDARMA (CONT'D)
Nampaknya untuk hari ini kelas harus kita sudahi dulu. Dan seluruh kegiatan perkuliahan sementara akan dihentikan.
Terdengar bisikan-bisikan riang dari para mahasiswa.
ADIDARMA (CONT'D)
Tapi, saya minta kalian untuk tetap berada di kelas. Mengerti?
Ekspresi keriangan mahasiswa tadi berubah menjadi bisikan protes.
RIN
Um, Pak... Kalau kita boleh tau, sebetulnya ada apa ya?
Adidarma bicara dengan tegas.
ADIDARMA
Tadi Pak Suparman bilang ada sesuatu di dekat fakultas Ekonomi. Saya sendiri belum terlalu faham ada apa. Yang jelas mahasiswa diminta untuk tidak meninggalkan kelas dulu, paling tidak sampai kami tau jelas situasinya dan memastikan tidak ada bahaya.
Mahasiswa berbisik kepada satu sama lain lagi. Kali ini mengekspresikan kekhawatiran.
CANDI
(Berbisik ke Maya dan Rin)
Eh, fakultas Ekonomi tuh yang deket gedung yang lagi dibangun itu kan?
MAYA
Iya. Ada apaan ya?
CANDI
Bangunan barunya rubuh kali ya? Untung jauh dari sini.
ADIDARMA
Ya sudah, saya mau ke bawah dulu. Ingat, jangan keluar kelas. Tunggu kabar dari saya.
Adidarma keluar kelas. Menutup pintu.
RIN
Papi Darma kalau lagi nggak ngajar kok gaya ngomongnya beda ya? Jadi makin gemes deh!