Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
FADE IN
EXT. LAHAN KONSTRUKSI - MORNING
Sejak dini hari, para pekerja proyek bangunan sudah tiba di lokasi konstruksi. Mereka memulai pekerjaan sesuai tugasnya masing-masing. MANDOR mengawasi dan memberi pengarahan kepada para bawahannya.
Seorang TUKANG datang tergopoh-gopoh menghampiri Mandor.
Tukang
Pak.
Mandor
Ada apa?
Tukang
Bisa ikut saya sebentar?
Melihat ekspresi tukang yang agak panik, mandor setuju mengikutinya.
Ia melihat para pekerjanya berkerumun mengelilingi sesuatu.
Mandor
Ada apa ini?
Mandor menyibakkan tukang-tukang yang ada di depannya untuk menuju ke barisan depan.
Mandor (CONT'D)
Ini apaan?
Tukang
Itu, Pak. Tadi pas lagi ngeruk di sekitar situ, kita nemu ini di dalem tanah. Ikut keangkat sama ekskavatornya.
Mandor melihat benda itu dengan wajah waspada sekaligus penasaran.
CLOSE SHOT sebuah kempompong besar berwarna hitam kebiruan tergeletak di antara gundukan tanah. Kepompong tersebut nampak mempunyai lapisan yang cukup keras dan kuat.
Mandor mengeluarkan pulpen dari saku kemejanya dan mendekati kepompong perlahan.
Mandor berlutut dan menyodorkan ujung pulpennya dengan hati-hati untuk menyentuh kepompong. Mandor menyodok kepompong itu dengan lembut, tidak ada yang terjadi. Diulangi lagi lebih kencang sedikit, masih tidak ada yang terjadi. Mandor berdiri, memasukan pulpennya kembali ke saku dan berbalik membelakangi kepompong.
Mandor
(Kepada tukang-tukang)
Lebih baik jangan dibiarin disini. Coba ini tolong dibawa ke ruangan saya.
Tukang-tukang cuma melihat satu sama lain, tidak berani mendekati kepompong.
Mandor (CONT'D)
Loh kok pada diem?
Tiga orang akhirnya maju memberanikan diri.
Kepompong tersebut berdenyut sekali dan dari dalamnya ada sesuatu hitam yang bergerak.
INT. MINI MARKET - day
Seorang perempuan manis berambut pendek dengan gaya pakaian casual, MAYA, mahasiswi berumur 20 tahun, memasuki sebuah mini market. Terdengar suara musik samar-samar yang berasal dari speaker yang terpasang di beberapa tempat dalam mini market.
VIVI, kasir wanita berusia 25 tahun, menyambut Maya dengan ramah dari belakang konter, sebelah kanan pintu masuk.
VIVI
(tersenyum)
Selamat datang.
Maya membalas ucapan itu dengan senyuman sambil berjalan melewati rak-rak camilan, menuju deretan kulkas berisi minuman dingin. Maya membuka salah satunya, mengambil dua teh botol dingin, menutup pintu dan berjalan kembali ke konter.
Maya memberikan barang belanjaannya ke Vivi untuk diproses.
VIVI (CONT'D)
Mbak, katanya lagi ada pembangunan ya? ngebangun apaan sih? Soalnya dari kemarin saya liat banyak tukang-tukang sama truk gitu.
MAYA
Katanya semacam gedung serba guna. Buat pertemuan atau kalau ada event-event tertentu yang butuh tempat indoor. Yang saya denger sih begitu.
VIVI
Masih baru mulai banget kan ya?
MAYA
Iya, baru beberapa hari.
VIVI
Ih untung agak jauh dari sini, jadi nggak berisik.
Maya
Kalau dari fakultas saya jauh banget malah. Kalau nggak nguping obrolan orang, saya nggak bakal tau tuh.
Mereka berdua tertawa kecil.
Vivi selesai memproses belanjaan Maya dan memasukkan dua minuman ke dalam plastik, sambil menyebutkan harga.
VIVI
Sepuluh ribu, mbak.
Maya membuka tas dan mengeluarkan uang dua puluh ribu dan diberikan ke Vivi.
MAYA
Tumben banget ya mini market sepi. Biasanya ada aja yang keluar masuk. Diluar juga saya liat kayaknya nggak banyak orang.
VIVI
Jam segini, mbak. Lagi pada di kelas mungkin. Mbaknya masuknya emang siang?
Vivi memberikan kembalian berupa selembar sepuluh ribu.
MAYA
Iya nih. Jaga sendirian aja mbak?
VIVI
Nggak sih, harusnya ada satu lagi temen saya. Tapi nggak tau tuh kemana, katanya cuma mau keluar sebentar, tapi nggak balik-balik.
MAYA
Oh gitu, yaudah makasih ya mbak.
VIVI
Sama-sama. Selamat datang kembali.
Maya keluar dari mini market.
Vivi kembali sendirian, menatap keluar melalui kaca mini market. Kompleks universitas terlihat sepi, tidak ada mahasiswa yang berjalan kesana-kemari.
EXT. KOMPLEKS UNIVERSITAS - DAY
POV seseorang dari kejauhan yang tengah memperhatikan mini market dan juga Vivi yang sedang memandang ke luar. Merasa tidak ada yang dapat diperhatikan, Vivi lantas mengalihkan pandangannya.
Dalam keadaan lemas, orang tersebut terlihat goyah dan tidak mampu berdiri tegak. Dengan tersengal-sengal, ia menghembuskan nafas yang berat. Kemudian ia mengambil satu langkah maju.
INT. MINI MARKET - DAY
Pintu terbuka dengan pelan. Vivi dengan refleks menengadah ke arah pintu, sudah bersiap untuk menyambut. Tapi raut mukanya berubah saat melihat siapa yang masuk.
Seorang pemuda, JAKA, masuk mini market, kepalanya agak tertunduk.
VIVI
Eh, Jek! Kemana aja sih lo? Katanya cuma bentar.
Pemuda itu diam saja, hanya jalan beberapa langkah maju dan kepalanya tetap tertunduk.
VIVI (CONT'D)
Jaka! Lo mabok ya? Masih pagi juga!
Jaka berhenti di depan konter. Ia hanya bergumam sendiri tanpa menjawab pertanyaan Vivi.
VIVI (CONT'D)
Jek, jangan aneh-aneh deh.
Vivi kesal, mencondongkan badannya ke counter.
VIVI (CONT'D)
Jek, jawab napa sih. Diajak ngomong malah ngedumel sendiri! Jaka, woy!
Tiba-tiba Jaka membentak.
JAKA
(Sambil menoleh Vivi)
Berisik!
Jaka menatap Vivi dengan tajam. Vivi tersentak kaget karena suara dan wajah Jaka yang tidak biasa.
Wajah Jaka merona merah dan mengeluarkan banyak keringat yang mengalir dari dahi sampai ke dagu. Matanya memerah dan berair, bibirnya kering. Wajahnya menunjukkan rasa sakit. Jaka menatap tajam Vivi.
VIVI
Jak...
Jaka menghantamkan kedua tangannya ke atas konter.
Vivi bergerak mundur sampai punggungnya menabrak rak di belakangnya. Telapak tangan Jaka masih berada di atas konter, badannya menegang, matanya masih menatap Vivi.
Jaka mengangkat tangannya dari konter, mundur sedikit dan mengibas-ngibaskan tangannya di sekitar kepalanya, sambil melihat ke atas lalu memutar-mutar badan sambil matanya melihat sekeliling.
Seperti orang yang sedang berusaha mengusir lalat atau nyamuk.
Jaka berlari dengan tidak seimbang menuju bagian belakang mini market, menabrak rak, tersandung dan jatuh. Kedua tangan menutupi kepalanya, seolah sedang mencoba berlindung dari sesuatu.
Vivi tidak bisa lagi melihat Jaka yang sekarang tersembunyi di balik rak-rak.
Keadaan sunyi.
VIVI (CONT'D)
(Dengan gugup)
J-jek? Jaka?
Vivi memberanikan diri untuk bergerak dari tempatnya berdiri. Vivi mendengar suara rintihan samar-samar yang berasal dari salah satu sudut mini market.
Vivi mengikuti sumber suara dan menemukan Jaka berdiri di pojok.
Jaka berdiri menghadap Vivi. Badannya agak bungkuk, tangannya tergantung kaku di masing-masing sisi badan.
CLOSE SHOT wajah Jaka.
Cairan hitam pekat mengalir dari kedua mata, telinga dan mulutnya. Mulut Jaka terbuka, rahangnya menggantung seolah telah terlepas dari tempatnya. Mata Jaka tampak kosong. Menatap tapi tak melihat.
Cairan hitam yang mengalir di wajah Jaka jatuh menetes ke lantai.
Vivi yang melihat kondisi Jaka, tidak bisa bergerak saking takutnya. Tangannya gemetaran, matanya tidak bisa berpaling dari Jaka, kakinya terasa terlalu berat untuk digerakan.
VIVI (CONT'D)
Jek, lo kenapa, Jek?
Jaka menjawabnya dengan rintihan dan dia mulai melangkah maju dengan langkah-langkah kaku.
Vivi, yang dilumpuhkan dengan rasa takut, tidak bergerak sedikit pun. Jaka tetap melangkah maju. Setiap langkahnya terkesan berat. Vivi sudah mulai berlinang air mata. Jaka semakin dekat.
VIVI (CONT'D)
(Sambil menangis)
Ya ampun, Jaka! Berenti, Jek!
Dengan sekuat tenaga Vivi melangkahkan kakinya mundur. Vivi melempar kaleng makanan ke kepala Jaka. Kena, tapi tidak berpengaruh apapun. Kaleng jatuh ke lantai dengan suara berisik.
Kemudian Jaka menghentikan langkahnya. Diam sejenak. Kepalanya sedikit menoleh ke sumber suara kaleng jatuh.
Vivi terisak kencang. Perhatian Jaka segera kembali ke Vivi.
Dia bergerak maju lagi dan kali ini langkahnya lebih cepat. Jaka mengejar Vivi sampai ke pintu.
Vivi berhasil membuka pintu dan keluar, tapi Jaka keburu menangkap Vivi.
EXT. DEPAN MINI MARKET - CONTINUOUS
Vivi terjatuh dan Jaka berada diatasnya. Jaka mencengkram rahang Vivi, memaksa dia untuk membuka mulut.
Mulut Jaka dan Vivi berjarak cukup dekat. Jaka melolong panjang yang semakin lama semakin keras seperti teriakan. Vivi mencoba melepaskan diri, tapi Jaka terlalu kuat.
Sebuah parasit hitam, panjang, dan berbadan seperti lintah keluar dari mulut Jaka, dan memasuki mulut Vivi. Vivi berhenti melawan.
Jaka melepas Vivi dan berdiri perlahan. Jaka hanya berdiri dekat Vivi. Vivi menggenggam tenggorokannya, mengeluarkan suara seperti orang tercekik.
Mencoba memuntahkan sesuatu, tapi tidak ada yang keluar. Semuanya mereda, Vivi berhenti bersuara. Ia berdiri dan...
CLOSE SHOT wajah dan mata Vivi menjadi merah.