EXT. TUKANG NASI GORENG — MALAM
AWANG dan PAK AGUS makan nasi goreng. Tampak AWANG sangat gembira. Mereka mengobrol sambil makan.
AWANG
Makasih ya pak udah ngajak nonton. Ini pertama kalinya saya nonton Persib di stadion! Ternyata seru banget Pak!
PAK AGUS
Ya, bapak kebetulan lagi punya dua tiket. Bapak bingung mau ngajak nonton siapa, ya ngajak kamu saja. Gol mana yang kamu suka tadi?
AWANG
Semua pak! Memang bagus-bagus sih.
PAK AGUS
Semua yang nonton tadi senang karena Persib menang. Dari pertama kali Persib ada, itu sudah banyak banget pemain-pemain bagus yang jadi orang terkenal di kota Bandung, masuk tim nasional, bahkan nggak sedikit pemain yang dianggap pahlawan buat orang Bandung.
AWANG
Pahlawan, Pak?
PAK AGUS
Iya, sampai ada yang dibuatin patungnya segala. Nanti pulangnya kita lewatin patungnya ya...
AWANG
Kok bisa sampai dibuatin patung gitu sih Pak? Kan itu tuh pemain bola? Hubungannya sama pahlawan apa, Pak?
PAK AGUS mengunyah beberapa saat, tampak berpikir.
PAK AGUS
Begini Wang, menurut kamu pahlawan itu siapa?
AWANG
Mungkin... orang yang bertempur pak...
PAK AGUS
Buat apa bertempurnya?
AWANG
Buat membela negara pak, biar merdeka.
PAK AGUS
Nah terus, kalau sudah merdeka orang-orang senang nggak?
AWANG
Senang dong pak
PAK AGUS
Sama kaya pemain bola. Pemain bola juga sedang berjuang membela klubnya. Contohnya, Persib kan kesayangan orang Jawa Barat, nah otomatis si pemain juga sedang membela Jawa Barat. Kalau Persib juara dan ada di posisi puncak, kan semua pendukungnya bergembira. Mereka pahlawan kan? Paling tidak pahlawan untuk para pendukung Persib.
AWANG
Berarti... di Persib ada banyak pahlawan dong pak?
PAK AGUS
Banyak, beberapa orang menghormati pahlawannya dengan pakai kaos yang ada nama mereka. Seperti itu tuh...
PAK AGUS Menunjuk serombongan pendukung Persib yang lewat di sana, pendukung Persib itu pakai kaos Persib yang ada nama-nama pemainnya.
PAK AGUS juga menunjuk kaos yang dipakai AWANG.
CLOSE UP: Ada nama salah seorang pemain Persib di baju itu.
PAK AGUS
Nih kamu juga pake kan, kamu suka kan sama pemain ini?
AWANG
Iya Pak, suka banget. Bahkan saya niru-niru cara dia main. Coba-coba gerakannya.
PAK AGUS menganguk-angguk, meneruskannya makannya.
PAK AGUS
Kebayang nggak satu saat nanti kamu yang jadi pahlawan buat orang-orang. Kamu yang bakal bikin sebuah kota, atau bahkan mungkin sebuah negara gembira dengan gol-gol kamu. Terus kaos kamu dipakai, foto kamu dijadiin poster, pernah kebayang nggak?
Pandangan AWANG menerawang.
AWANG
Kayaknya seneng ya Pak, kalau bisa begitu.
PAK AGUS
Kamu bisa lho seperti itu...
AWANG
Caranya, pak?
PAK AGUS
Mulai dari hal terkecil, jangan dulu membela sebuah kota atau negara. Mulai dari sekolah kamu. Sekarang, SD Hikmah Teladan sedang butuh kemenangan, mungkin kamu yang bisa bawa kemenangan itu buat SD Hikmah Teladan. Mungkin kamu bisa jadi pahlawan juga.
AWANG termenung. Memutar-mutar sendoknya.
AWANG
Saya nggak punya sepatu bagus, Pak.
PAK AGUS
Nah ini kenapa bapak ngajak kamu nonton Persib. Bapak tahu kamu minder dengan sepatumu. Bapak tahu kamu sering diejek sama Radit soal sepatumu. Bapak juga tahu kamu sudah berusaha cari-cari sepatu untuk turnamen. Tapi yang bapak sayangkan, kamu beneran nggak mau ikut turnamen, bahkan nggak konsultasi dulu ke Bapak, nggak mau ngobrolin soal itu lagi. Tahu-tahu kamu hilang, nggak datang latihan juga. Pasti penyebabnya karena sepatu itu kan? Karena Bapak tahu kamu suka banget main bola. Kamu rajin latihan.
AWANG
Maaf pak, tapi kan beneran saya cuma punya satu sepatu untuk sekolah. Kalau dipakai main bola. nanti jebolnya makin parah. Nggak bisa diperbaiki lagi.
PAK AGUS
Iya, bapak ngerti kesulitan kamu. Cuma tolong pertimbangkan lagi deh. Kamu masih mau ikut turnamen ini kan?
AWANG
Mau tapi masalahnya di sepatu itu Pak, saya nggak punya sepatu yang layak. Gimana kalau nanti aja di turnamen lain, Pak? Pas saya sudah beli sepatu bola.
PAK AGUS menghela napas, tersenyum.
PAK AGUS
Dulu pas penjajahan, tentara Indonesia berjuang pakai apa?
AWANG
Bambu runcing, Pak...
PAK AGUS
Terus tentara Belanda pakai apa?
AWANG
Euhh... senapan mesin?
PAK AGUS
Nah, kebayang nggak kalau Indonesia nunggu sampai punya senapan mesin juga, mungkin sampai sekarang kita belum merdeka. Ya... jadi intinya pakai aja apa yang kamu punya. Kalau misalnya sepatu itu jebol, kita cari akal sama-sama. Sebenarnya Bapak bisa aja bantu kamu, tapi bapak lihat kamu keburu down cuma gara-gara sepatu. Kalau Bapak bantu kamu beliin sepatu misalnya, masalahnya nggak akan selesai. Ketika satu saat sepatumu yang baru itu jebol lagi, kamu down lagi. Kamu jadi ketergantungan sama barang. Padahal kamu punya skill yang lebih penting dari sekadar barang seperti sepatu. Nah, bisa kan kalau kamu lupakan masalah sepatu itu? Kamu harus fokus membantu tim kamu? , sekolahmu lagi butuh kamu, Wang...
AWANG tersenyum gembira,
AWANG
Bisa Pak! Makasih kalau saya masih boleh ikut turnamen! Iya Pak, bener juga... saya memang terlalu mikirin sepatu sih.
PAK AGUS mengangguk-angguk, tampak puas. Menepuk-nepuk bahu AWANG.
PAK AGUS
Bagus! Ini baru Awang yang bapak kenal! Kamu punya kaki yang jago banget mainnya, dengan atau tanpa sepatu bagus, skill itu akan tetap ada di kakimu. Tapi tentu aja kamu harus latihan dulu ya, kamu udah kelamaan nggak latihan sama tim.
AWANG mengangguk gembira dan melanjutkan makannya. Tapi lalu dia berhenti makan, memandang PAK AGUS heran.
AWANG
Lho... Pak, kan turnamen sudah jalan? Nama saya nggak terdaftar, memang boleh ikut?
PAK AGUS tersenyum.
PAK AGUS
Nggak kok, sebenarnya dari awal nama kamu bapak masukin ke list pemain yang Bapak serahin ke panitia. Jadi kamu tinggal main aja.
AWANG makin sumringah.
AWANG
Bener Pak? makasih ya Pak! Saya mau main Pak!
PAK AGUS
Sip! Gitu dong! Jangan minder cuma gara-gara sepatu ya. SD Hikmah Teladan sedang butuh kemenangan, mungkin kamu yang bisa bawa kemenangan itu, dan kamu bisa jadi pahlawan buat sekolah kita.
AWANG terbengong-bengong menatap PAK AGUS.
AWANG
Saya? Jadi pahlawan, Pak?
PAK AGUS
Semua orang bisa jadi pahlawan buat orang lain Wang, tinggal mereka mau berjuang apa tidak.
CLOSE UP: Wajah AWANG, tersenyum penuh harap memandang PAK AGUS.
DISSOLVE TO: