Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Awang Mencari Pahlawan
Suka
Favorit
Bagikan
5. EXT. SEKOLAH. TERAS DEPAN KELAS - SIANG

EXT. SEKOLAH. TERAS DEPAN KELAS — SIANG

ESTABLISHING SHOT: Perpindahan langit dari malam ke siang, lalu tampak sekolah AWANG dengan plang SD Hikmah Teladan.

Suasana istirahat. AWANG duduk bersama AHMAD dan RONI di teras depan kelas, sambil makan jajanan. AWANG memandangi sepatunya dengan sedih.

CLOSE UP: AWANG menggerak-gerakkan jempol kakinya, tampak jelas gerakannya di sepatu.


AWANG
Lihat deh, sebentar lagi jebol...


RONI dan AWANG melihat sepatu AWANG.


RONI
Beli yang baru dong!


AWANG menggeleng.


AWANG
Bapak lagi nggak punya uang... Tapi aku takut sepatu ini nggak kuat kalau dipakai turnamen...


AHMAD
Ya... usahakan lah beli Wang, kamu kan striker, nanti gimana dong kalau sepatunya jebol? Nanti nendangnya susah lho! Lagian itu kan bukan sepatu futsal.


AWANG memandang kedua temannya.


AWANG
Tapi... aku kan mainnya bagus-bagus juga meski cuma pake sepatu ini!


RONI
Iya, tapi kan nanti turnamen. Kita harus main lebih bagus dari biasanya, jadi perlu sepatu yang bagus juga, biar main kita tambah bagus!


AWANG menunduk, memandang sepatunya lagi. Wajahnya sedih.


AWANG
Memang kalau nggak pakai sepatu futsal, terus nggak boleh ikut turnamen ya?


Saat itu tiba-tiba terdengar suara RADIT dari belakang.


RADIT (O.S)
Iya nggak boleh, kamu nggak denger kemarin Pak Bono bilang apa?!


Semua menoleh, RADIT tolak pinggang. Langsung RONI dan AHMAD berdiri dan menghadapi RADIT. Sementara AWANG hanya menoleh sambil masih duduk.


RONI
Sok tahu! Kata siapa tuh?!


RADIT
Terserah kalau nggak percaya, Pak Bono itu om aku! Masa dia bohong! Pokoknya lihat aja, aku yang bakal jadi striker minggu depan! Kamu sepatu aja nggak punya, gimana mau main?


AHMAD
Eh, Awang tuh mainnya lebih bagus dari kamu!


RADIT melotot ke AHMAD.


RADIT
Kata siapa?!


RONI
Semua juga tahu kalau kamu maennya jelek, nggak pernah ngoper bola, sekalinya nendang juga gampang ketebak kiper!


RADIT dan RONI saling maju satu langkah sampai badannya hampir menempel. Mereka berhadapan dengan gestur saling menantang.


RONI
Kita buktiin di lapangan! Jangan ngomong di sini!


RONI mendorong RADIT. RADIT mundur dua langkah.


RADIT
Siapa takut!


RONI menoleh ke AWANG


RONI
Ayo Wang!


AWANG cuma diam, dia tampak ragu. RADIT tersenyum sinis.


RADIT
Takut kan dia? Striker itu nggak boleh pengecut! Dia main bagus pas ekskul itu gara-gara...
(menunjuk Roni)
...kipernya nggak bisa nangkap bola! Bukan gara-gara dia hebat!


RONI merangsek maju ingin memukul RADIT, tapi ditahan oleh AHMAD, sementara RADIT sudah mengepalkan tinju. Tiba-tiba terdengar suara AWANG.


AWANG
Kita main di mana?!


RADIT memandang AWANG dengan tatapan sombong.


RADIT
Lapangan belakang, nanti pas pulang sekolah. Kalau kamu menang, aku kasih kamu sepatu futsal!


RADIT berbalik pergi dengan cuek sambil sesekali menoleh ke arah AWANG, RONI, dan AHMAD. AWANG termangu. AHMAD memandang AWANG.


AHMAD
Wang, serius mau diterima tantangannya?


AHMAD
Mungkin harus begini caranya biar aku dapat sepatu...


CLOSE UP: Wajah AWANG, memandang kepergian RADIT.


DISSOLVE TO:



Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar