25. INT. RUMAH AWANG. RUANG TAMU - MALAM
INT. RUMAH AWANG. RUANG TAMU — MALAM
AWANG dan SEKAR berpandangan. Masih terdengar suara BAPAK.
BAPAK (O.S)
Besok kalau dia datang lagi bilang jangan asal ngomong saja jadi orang, bilangin kondisi kita! Kalau bukan kita sendiri, siapa lagi yang mau bela nasib kita? Siapa lagi yang mau mikirin nasib orang-orang kaya kita? Pahlawan? Darimana?!
SEKAR merendahkan suaranya, merunduk ke AWANG, dan bicara penuh penekanan.
SEKAR
(berbisik)
Dengerin tuh kata bapak, kita sendiri yang mesti mikirin nasib kita. Buat beli beras aja kita sudah susah, jangan lagi ngomongin sepatu ya!
AWANG
(berbisik)
Terus itu gimana dong kak? Masa besok aku pakai itu?
SEKAR
(berbisik tegas)
Biasanya juga pakai lem!
AWANG
(berbisik)
Lemnya habis kak... lagipula kalau pakai lem nggak kuat lama...
SEKAR menoleh sejenak ke ruang tengah. Lalu bicara lagi perlahan-lahan.
SEKAR
(berbisik tegas)
Iya, karena terus-terusan kamu pakai main bola! Sudah deh, itu sepatu jangan dulu dipakai main bola, pakai sekolah saja. Jangan mikirin diri kamu sendiri dong, pikirin juga bapak sama ibu yang lagi susah!
AWANG menunduk, melirik ke kolong meja.
CLOSE UP: Tampak sepatu AWANG yang menganga ada di kolong meja.
DISSOLVE TO: