Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
108. INT. RUMAH TUA – MALAM
CAST: PLATO, ARUM, 2 BEGAL (LEO & MANTRA)
Plato terkaget bangun dari tidur.
Arum sudah duduk di sampingnya.
ARUM
Kopinya hampir dingin. Aku gak tega bangunin kamu.
Plato melihat sekeliling. Sudah malam. Lampu menyala redup.
Terlihat cangkir kopi di atas meja. Plato mengambil cangkir dan menyesapnya.
PLATO
Makasih ya.
ARUM
Gimana, keliatan bakal betah di sini?
PLATO
(mengangguk-angguk melirik sekeliling)
Mungkin besok aku ngambil barang-barang.
ARUM
Besok?
Plato menatap Arum. Keduanya terlihat canggung.
PLATO
Ee...Kalau mau pulang sekarang ayo. Maksudku...
ARUM
Sokey. Kamu tidur di sini, aku...di dalam.
Plato dan Arum terdiam rikuh. Sesekali saling memandang.
ARUM (CONT’D)
Kamu laper? Aku bisa bikin sesuatu...
Ketika Arum beranjak, Plato memegang tangannya.
PLATO
Gak usah repot.
Arum duduk lagi perlahan.
PLATO (CONT'D)
Sesudah kamu tau semuanya, kamu takut sama aku?
ARUM
Tiap orang punya masa lalu. Juga masa depan.
Plato perlahan membelai rambut yang tutupi telinga Arum. Keduanya saling memandang. Saling mendekat. Ketika Plato hampir mengecup Arum, sesuatu berbunyi.
Plato dan Arum menoleh. Asalnya dari arah ruangan gudang dekat kamar mandi.
Plato berjalan di depan Arum, mendekat ke sumber bunyi.
Pintu gudang dibuka. Remang-remang. Tak terlihat apa pun yang mencurigakan.
Ketika Plato dan Arum berjalan lagi ke depan, seseorang sudah berdiri di dekat sofa, menenteng golok, memakai topeng.
Arum dan Plato terkejut. Sosok bertopeng itu mengacungkan golok.
ARUM
Mau apa lo?!
ORANG BERTOPENG (LEO)
Jangan macem-macem. Duduk sini!
Plato berbisik pelan ke Arum.
PLATO
Kita bisa lawan berdua.
ARUM
Tapi dia bawa golok.
PLATO
Kamu alihin ke kiri. Aku ke kanan.
ARUM
Jangan ngaco kamu.
Ketika Plato bergerak ke kanan, sosok lain muncul di belakang, dari arah gudang.
ORANG BERTOPENG (MANTRA)
Jangan nekat!
Plato dan Arum menoleh. Sosok itu mengacungkan pistol.
Plato dan Arum terhenyak. Mereka tak bisa berbuat apa-apa.
Mantra mendekat.
MANTRA (CONT’D)
Begal koppig!
PLATO
(menyadari sesuatu)
Mantra?
Leo melirik kiri kanan gelagapan. Mantra membuka pelan topengnya.
MANTRA
(senyum sinis)
Ternyata dia masih inget kawan lama.
PLATO
(terbelalak)
Kenapa...
Leo tiba-tiba menendang punggung Plato. Plato terpental ke dinding, rautnya meringis.
CUT TO:
109. INT. RUANGAN KANTOR – SIANG
CAST: LEO
Leo sedang mengetik di depan komputer. Ponselnya bergetar. Ada pesan masuk. Dahinya mengernyit.
CLOSE UP: Tulisan teks: BACA KORAN PARADIGMA HARI INI.
MANTRA (O.S)
Kami udah punya kehidupan. Leo kerja. Gue punya keluarga yang tenteram bahagia, sampai suatu hari..
CUT TO:
110. INT. RUMAH – SIANG
CAST: MANTRA, KELUARGANYA
Mantra membaca koran Paradigma dengan wajah terkejut.
MANTRA (CONT’D) (V.O)
Gue iseng baca kolom surat pembaca di Paradigma. Seseorang nulis soal kejadian nyata beberapa tahun silam yang mirip dengan cerita yang lu tulis. Insiden perampokan berdarah. Setelah gue ikuti cerita lu tiap minggu, memang mirip! Gue gak bisa tidur. Pikiran gue kemana-mana. Borok itu bisa kebuka lagi.
MONTAGE - VARIOUS LOCATIONS
1. Mantra gelisah tiap malam di kasur.
2. Mantra terlihat murung setiap hangout bersama keluarga.
END MONTAGE
CUT TO:
111. EXT. DEPAN RUMAH KOSONG – SIANG
CAST: LEO, MANTRA
Leo dan Mantra berdiri di depan mobil mereka menatap rumah yang kosong.
MANTRA (CONT’D) (V.O)
Kami cari alamat si pengirim surat. Palsu. Kami mutusin buat kasih pelajaran ke penulisnya. Ternyata anonim juga. Seorang filsuf. (tertawa sinis).
MONTAGE – VARIOUS LOCATIONS
1. Mantra bertopi, menguntit Plato keluar dari toko buku (setelah Plato bertemu Arum pertama kali).
2. Mantra mengikuti Plato di belakang kursi metromini.
3. Mantra melihat Plato pulang ke kontrakannya.
END MONTAGE
CUT TO:
112. INT. RUMAH TUA – MALAM
CAST: PLATO, ARUM, LEO, MANTRA
Plato terperanjat.
MANTRA
Kami punya kehidupan baru. Taruhannya gede, sedangkan lu? Lihat lu sekarang. Ngapain lu nulis cerita kayak gini?!
LEO
Dosa gak bisa ditebus dengan fiksi, Dam.
Leo membuka topengnya.
MANTRA
Sejenis kalian itu selalu sembunyi di balik fiksi. Sekarang lu tulis baru endingnya! Ubah cerita lu malam ini juga!
Leo merengkuh dan menyeret Plato duduk di depan meja besar.
Mantra mengeluarkan laptop dari tasnya sembari tetap menodongkan pistol.
Laptop menyala di hadapan Plato. Plato tak menggubris.
PLATO
Kenapa Jati kalian bunuh?
Leo dan Mantra saling berpandangan lalu tertawa sinis.
MANTRA
Maksudnya bos lu yang serakah itu? Sayangnya dia memang jantungan.
MONTAGE:
1. Jati memegang dada kirinya, lalu jatuh.
2. Leo mengamati dari kejauhan.
END MONTAGE
PLATO
Dia sehat.
MANTRA
Silakan divisum.
LEO
Eh, apa-apaan! Ini bukan debat. Lo tulis sekarang, bangke!
PLATO
Lepasin Arum dulu. Dia gak tau apa-apa.
Arum terlihat ketakutan.
LEO
Atau gua bacok dia sekarang, supaya lo tulis?!
Leo mendekati Arum. Arum sempat teriak.
Mantra menempelkan pistolnya ke kepala Plato.
PLATO
Oke, oke. Gue tulis.
Plato mulai mengetik tulisan dengan ragu.
MANTRA
Kalau udah terkirim, kita bisa lupain ini semua. Gue janji.
Plato menulis: Ia menatap lelaki itu dengan tatapan lembut seorang ibu kepada anaknya...Hatinya yang pejal menjadi luluh. Mereka akhirnya pergi sejauh-jauhnya dan tak hendak kembali untuk sekian purnama...
PLATO
Selesai.
Plato mundur dari laptop. Mantra membacanya sekilas, lalu tersenyum puas.
Arum melirik sesuatu di bawah meja besar.
PLATO (CONT'D)
Gak ada yang baca sastra hari ini. Kalian terlalu parno.
MANTRA
Lu enggak?
Mantra menekan perintah “KIRIM”.
ARUM
Aku mau ke toilet.
Mantra memberi sinyal ke Leo agar mengizinkan Arum ke toilet.
Mantra melirik sebentar ke luar jendela.
Leo menyulut sebatang rokok dari saku baju dengan sebelah tangan.
MANTRA
Tempat ini terlalu sepi, untuk malam yang cilaka...
SLOW MOTION: seketika Arum bergerak menggelinding dengan cekatan ke bawah meja. Ia meraih sesuatu: sebuah sumpit beracun. END SLOW MOTION.
CUT TO: