Cuplikan Chapter ini
Suara ketukan pintu mengalihkan obrolan kami Aku segera menghapus jejak air mata di wajahku lalu membukakan pintu Assalamualaikum Fatimah wanita paruh baya memiliki raut wajah nan lembut Senyumnya yang teduh terukir membias dari sisa kecantikan semasa muda Umi Maryam berdiri di dapan kamarkuMasya Allah Umi ada apakah hingga Umi repot-repot mendatangi kamarku tanyaku yang terselip rasa tidak enak hatiUmi sama Abah sedang berbincang akan lebih baik jika kamu dan sahabatmu tur