Cuplikan Chapter ini
Walau terus dirundung keputusasaan Malia bertekad tak akan menyerah kembali ke pesantren itu. Walau masih terselip rasa ragu dan bimbang karena kehilangan Utari dan Wanti. Ia rasa semua bisa diselesaikan selama ada orang yang bisa ia ajak bicara di pesantren. Pasti ada yang salah! Pasti ada yang salah! Sesuatu harus dibenahi di tempat ini! Tiba-tiba saja pemandangan depan gedung pesantren yang mulai ditelan kegelapan tampak sangat berbeda jika dibanding dengan pertama kali ia melihatnya. “.