Cuplikan Chapter ini
Berbanding terbalik dari apa yang Malia bayangkan. Keesokan harinya di pesantren itu seolah datang cahaya baru yang merubah seluruh sudut pandangnya secara instan. Ia memang orang yang sensitif pada perilaku buruk orang lain, tapi ia juga sensitif pada kebaikan kecil. Entah bagaimana pertemuan dengan Malik tadi malam memberi warna indah yang sukses menutupi kesuramannya selama hampir tiga tahun di sekolah.Dan lagi bukan hanya itu. . . *"Besok malam kita bertemu lagi, ya," pinta Mali...