Cuplikan Chapter ini
Meja Sarapan yang Penuh LukaPagi datang dengan langit kelabu dan aroma tanah basah Rumah itu sunyi seperti menahan napas setelah badai semalam Roman sudah bangun sejak adzan Subuh duduk di meja makan sambil memandangi cangkir kopi yang sudah dingin Pikiran masih berkecamukDari dapur terdengar suara panci dan sendok Ibu mertua tengah menyiapkan sarapan Ia mengenakan daster biru muda rambut masih basah diikat ke belakang Wajahnya tenang seolah badai yang terjadi kemarin adalah mimpi