Cuplikan Chapter ini
“Kak Airi? Kak, bangun! Kak Airi!”Hmm, itu suara Alan. Jadi semua itu hanya mimpi? Syukurlah kalau begitu. Ah, benar-benar mimpi yang buruk. Kuharap setelah ini aku akan terbangun di kasurku yang empuk di kamarku. Bangun di pagi hari yang cerah—ah, tidak. Semoga saja hujan, agar aku dapat tidur dengan pulas sampai siang. Yah, kuharap hari ini Minggu.Perlahan, aku membuka mata. Ugh, kepalaku justru menjadi sangat pusing. Aku menggeliat, membenamkan kepalaku diantara kedua tangan.Hei, ini ti