Cuplikan Chapter ini
bersikap kepadanya setelah pernyataan saat itu. Namun, tenaga yang kuhabiskan untuk berpikir tampaknya berakhir sia-sia karena ketika aku bertatap muka dengannya lagi setelah kejadian malam itu, Rafa bertingkah biasa saja. Sama halnya seperti hari-hari sebelumnya. Kenyataan itu membuatku sempat berpikir bahwa percakapan kami di mobil waktu itu hanyalah sebuah mimpi yang kualami sendiri. Rafa tetaplah Rafa. Dia menebar senyum ramah yang manis. Dia bertanya mengenai persiapanku mengenai UTS