Cuplikan Chapter ini
n nada lebih pelan karena beliau memilih untuk mendekatiku, bukannya berkomunikasi dengan jarak cukup jauh sehingga mengharuskan kami untuk saling berteriak. "Emang ada roti, Bun?" tanyaku tak yakin. Setahuku rumah ini tidak pernah punya stok roti kemasan yang bisa langsung dicomot, dimasukin tas, dan bisa dimakan pas di sekolah. "Maksud Bunda, entar mampir dulu ke minimarket atau kantin sekolah kamu gitu buat beli roti dan makan di kelas," jawab Bunda.