Cuplikan Chapter ini
tak habis pikir. Masih tercetak jelas di benakku wajah cantik Selly yang menatapku ketika aku tanpa sengaja menoleh ke arah dia barusan. Ekspresinya tidak jauh berbeda dari tokoh antagonis ala sinetron-sinetron yang gemar ditonton Bunda pada siang hari. Arka melirik sekilas arah yang kumaksud, kemudian tertawa tanpa beban. "Pelototin balik, Ge! Masa takut!?""Ya, kali, dan lo bakalan besar kepala karena ngelihat dua cewek berantem karena lo," cibirku sam