Cuplikan Chapter ini
Pagi itu Dina berdiri di depan wastafel dapur yang bocornya makin agresif seperti perasaan yang tak lagi bisa ditampung Di satu tangan spons cuci piring Di tangan lain air mata yang tidak tahu kenapa keluarmungkin karena sabun atau mungkin karena tagihan listrik yang lagi-lagi melebihi batas nalarArdi masih di kamar tidur lelap seolah dunia belum terbakar Dapur bocor dompet bolong dan hati yang rapuh hanya Dina yang terbangun paling dulu untuk semuanyaIni rumah tangga atau re