Ada realita di sini. Yang memang relevan, dan sepertinya juga relevan di setiap jaman. Konsep progeny yang menilik ke belakang, sekaligus menerawang ke depan, seperti memberi label wajar pada ungkapan, I hate being in the middle, namun sebagaimana roti lapis, bagian tengahlah yang menentukan enak-tidaknya. Penuturan ringan, dekat dan apa adanya membuat pesan dan hikmah terkecap utuh. Welldone, thor. Sekali lagi, bagian tengahlah yg menentukan, mau patty atau sandal jepit, diserahkan pada selera masing-masing (bagian akhirnya tolong abaikan π).