Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
"Tulang ikan memang enak, tapi saya juga berhak meminta keadilan kepada Tuhan kenapa kucing dibalik kaca itu memakan ikan salmon?"
Ini adalah kisah Miaw, seekor kucing liar yang mengerti bahasa manusia. Dia mendengarkan pembicaraan manusia termasuk tentang Tuhan, pemberi rezeki yang sangat mencintai setiap makhluk di bumi. Namun kehadiran kucing dibalik kaca restoran membuatnya bergejolak. Bagaimana Tuhan bisa memberikannya ikan salmon sedangkan dia hanya tulang ikan? Kucing dari balik kaca mengatakan kepadanya untuk mencari sebuah rumah besar dan hidupnya akan berubah. Dan dipilihlah rumah paling besar yang berada di ujung jalan, sebuah pesantren. Pesantren itu ternyata tidak memberikannya banyak ikan, tapi dia terlibat dalam petualangan misterius tentang bukti cinta Tuhan pada semua makhluk-Nya.
Miaw Mencari Keadilan Tuhan adalah sebuah novel fiksi dari sudut pandang kucing. Penulis berharap dapat memberikan tulisan yang bermanfaat dari sudut pandang yang berbeda. Selamat membaca!
Pertama kali melihat judul, saya teringat dengan novel I Am a Cat karya Natsume Soseki. Tapi tentu saja kucing di sana berbeda dengan kucing di sini, ketika Soseki-sensei menggambarkan kucingnya sebagai observant yang self centered, di sini si miaw memiliki tujuan agung memuaskan ontological anxiety-nya dengan mempertanyakan keadilan Tuhan. Hahaha, ngomong apa akuh ini. Tapi jujur, thor, puas bacanya. Sukses, ya!