Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
"Aku punya tawaran untukmu. Pekerjaan. Mungkin ini bukan jenis pekerjaan yang kamu suka. Gajinya juga tidak terlalu besar juga (ia menyebutkan nominal), tapi pekerjaan ini tidak berat. Kamu tidak perlu memeras otak memikirkan ide cerita. Eh, kamu masih menulis, kan? Kamu dulu menulis cerita? Esai juga ya? Terus apalagi?"
"Aku menulis segala yang menghasilkan uang," balasku ketus.
Kutil tertawa. "Pas betul. Pekerjaan ini masih dekat-dekat dengan menulis."
Kutil kemudian menjelaskan pekerjaan yang ditawarkannya. Seperti yang dikatakannya tadi, pekerjaan itu memang tidak merepotkan. Hanya menjadi notulen untuk setiap pertemuan yang dilakukannya dengan orang-orang besar (ia benar-benar mengatakan orang-orang besar). Karena itu ia butuh orang yang bisa dipercaya untuk menjadi notulen, mencatat poin-poin penting dalam pertemuan-pertemuannya, kemudian membuat laporan untuk dikirim ke pusat.
Pusat? Aku pun menanyakan maksudnya. Meski aku sudah menduga ini ada hubungan dengan politik (sejak kuliah Kutil selalu menempel dengan orang-orang yang berpotensi menjadi orang-orang besar di negeri ini), tetap saja aku terkejut ketika mendengar apa yang dikatakannya.
"Pilpres?" tanyaku tidak percaya.
"Benar," jawab Kutil singkat.
(sebuah kisah yang dipenuhi intrik politik, drama pengkhianatan, dan tragedi yang tidak tercatat narasi besar)
Tulisannya Mas Ali selalu lugas. Kali ini, novel "Margin" pun mempertemukan elemen kehidupan sehari-hari dengan ranah politik yang rumit, dengan mengusung gaya yang reflektif sekaligus sederhana. Mas Aliurridha berhasil menyajikan daya tarik utama cerita melalui dialog yang memancing rasa penasaran, tentang pekerjaan seorang notulen yang penuh intrik. Dialog-dialognya bernas, mengungkapkan latar belakang tokoh yang kontras antara ekspektasi dan kenyataan hidup karakter utamanya. Margin memadukan pendekatan yang personal dengan dunia politik secara 'sinis', dibalut dengan drama satir yang bikin gemes dan berdecak-decak.
Bagaimana mesin politik bekerja di tingkat grass root? Novel ini menggambarkannya dengan baik. Ali menuliskannya dengan bahasa yang tak berbunga-bunga, gamblang, lugas, membuatnya menjadi lebih realistis.
Gaya tutur mirip jurnal mengingatkan saya dengan karya H. P. Lovecraft. Tapi tentu saja Margin tidak seseram The call of Cthulhu atau sedingin The Shadow Out of Time, tapi gaya tutur journal-like ini seperti menumpuk perlahan nuansa mencekam yang pada satu titik tersadar telah terjerat alur cerita. Semangat, mas! Tamatkan! 😁👍
Margin, sebuah novel dengan gaya dan teknik bercerita yang mumpuni. Berkisah tentang dunia politik; lengkap dengan carut marut dan kebobrokannya. Selamat mengejar dead line.