Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
84. INT. KAMAR SAHAT – RUMAH JIWA – SORE
PEMAIN: SAHAT
Sahat berdiri di samping jendela kamar. Ia terpakju mengingat sesuatu. Ingatan itu membuat ia menjadi galau.
CUT TO
85. EXT/INT. TERAS DEPAN – RUMAH JIWA – MALAM
PEMAIN: JIWA, SAHAT
Sahat dan Jiwa bercengkrama di teras depan. Sahat tidak menyetujui Jiwa melamar Salvinia dan membuat Jiwa kecewa. Malam itu suara Sahat memecahkan keheningan.
SAHAT
Papa tidak setuju kamu menikahi Salvinia.
JIWA
(bingung dan terkejut)
Kenapa, Pa? Orangtua Salvinia sudah setuju.
Apa yang kurang dari Salvinia?
SAHAT
Pokoknya papa tidak merestui pernikahanmu dengan Salvinia.
JIWA
Pa... Ini masa depan Jiwa. Beri alasan mengapa papa tidak merestui pernikahan Jiwa.
SAHAT
Jika kamu ingin menikah, carilah gadis lain.
Bukan Salvinia.
Sahat lalu beranjak dari kursi dan masuk ke dalam rumah. Tinggal Jiwa yang kecewa dan semakin galau.
CUT TO
86. INT. KAMAR AJI – RUMAH JIWA – MALAM
PEMAIN: JIWA
Jiwa memainkan gitarnya dan bernyanyi lagu galau. Jiwa uring-uringan.
MONTAGE
- Jiwa tampak galau
- Jiwa uring-uringan, Sahat melihat semua itu. Sahat merasa iba.
FADE OUT
87. INT. KAMAR MARTINI – PAGI
PEMAIN: MARTINI, SAHAT
Martini kumat lagi. Kali ini sudah mencapai stadium paling tinggi. Ia menjerit-jerit dan meronta-ronta. Sahat berusaha menenangkan istrinya.
CUT TO
88. INT/EXT. TERAS RUMAH – PAGI
PEMAIN: MARTINI, SAHAT, HENNY, GUNNAR, JIWA
Mereka membawa Martini, namun Martini terus meronta-ronta. Mereka memaksa Martini masuk ke mobil dan mobil pun melaju menuju rumah sakit.
CUT TO
89. EXT. RUMAH SAKIT – SIANG
PEMAIN: KELUARGA JIWA
Mobil berhenti di rumah sakit. Mereka keluar sambil menarik Martini yang terus meronta dan menjerit-jerit. Kemudian masuk ke rumah sakit. Jiwa tampak nelangsa melihat mamanya ditarik dan disuntik penenang.
CUT TO
90. INT. KORIDOR RUMAH SAKIT – SIANG
PEMAIN: JIWA, SAHAT
Jiwa berdiri di tiang koridor sambil melamun. Sahat menghampirinya. Sahat berusaha mencairkan suasana. Jiwa bergeming.
SAHAT
Ji... Maafkan papa. Papa tidak merestui pernikahanmu bukan tanpa alasan. Ini demi masa depanmu.
Jiwa tetap bergeming. Sahat berdiri di sampingnya.
SAHAT
(sambil menarik nafas berat)
Papa tidak ingin menyakiti hatimu. Papa ingin melupakan semua kejadian itu. Kejadian dimana mama kamu jadi seperti ini.
JIWA
Maksud papa?
SAHAT
Percaya sama papa, tidak ada orang tua yang ingin hidup anaknya menderita.
(hening sesaat)
Kejadian itu sudah lama sekali.
Jiwa bingung dengan maksud Sahat. Kemudian Sahat melanjutkan ceritanya.
SAHAT
Dulu ada seorang laki-laki yang mencintai mamamu.
Sangat mencintai mamamu. Tapi cinta papa melebihi apa pun.
Apalgi laki-laki itu. Papa bertaruh dengannya untuk mendapatkan mamamu. Dan papa menang.
Laki-laki itu tidak puas dan ia menyerang papa.
Papa berkelahi sengit dengan laki-laki itu.
Walau babak belur tapi papa yang menang.
Laki-laki itu yang membuat mama mu menjadi gila.
JIWA
Siapa laki-laki itu, Pa?
(geram dan sedikit emosi)
SAHAT
Ayah Salvinia.
Bahar Aditya.
Jiwa terkejut dan batinnya terasa dihujani paku. Jiwa menundukan kelanya lalu mengepal jemari tangannya. Matanya tampak memerah.
CUT TO
91. INT. KAMAR RUMAH SAKIT – MALAM
PEMAIN: JIWA, MARTINI
Jiwa melihat Martini dari lubang di pintu. Ia sedih melihat Martini tergeletak di tempat tidur.
JIWA
Maafkan Jiwa, Ma...
(suara parau dan berkaca-kaca)
Jiwa nggak bisa menjaga mama dengan baik....
Ya Allah... Lindungilah ibu hambah...
(menangis sedih)
CUT TO
92. EXT. JALA RAYA – PAGI
PEMAIN: JIWA, SILVINIA
Salvinia melihat Jiwa di jalan dan ingin menegurnya. Namun, Jiwa cuek dan meninggalkan Salvinia. Salvinia bingung melihat Jiwa yang pergi tanpa kata-kata.
MONTAGE
- Salvinia melihat Jiwa di kampus dan ngobrol bersama teman-teman bandnya. Ketika Salvinia mendekat, Jiwa justru pergi menghindar.
- Salvinia galau dan menangis di kamar
CUT TO
93. INT/EXT. TERAS DEPAN – RUMAH JIWA – SORE
PEMAIN: JIWA, SALVINIA
Salvinia menemui Jiwa dan ingin menanyakan permasalahan yang telah dihadapi. Mengapa Jiwa menghindar dan berusaha menjahui Salvinia. Jiwa yang duduk di teras depan sambil melamun pun terkejut.
SALVINIA
Maksud abang apa sebenarnya? Mengapa abang selalu menghindar dari Salvinia? Ada apa bang?
(suara lirih dan menangis)
JIWA
Maafkan abang Salvinia.
Abang tidak bermaksud menyakiti hatimu.
Lupakanlah abang. Cari penggati abang untukmu.
SALVINIA
Tidak, Bang. Hati Salvinia justru sakit kalau abang berbuat demikian.
Hati Salvinia sudah raib dan abang seenaknya menyuruh Salvinia melupakan abang begitu saja?
Egois itu namanya bang!
Salvinia benci dengan abang!
Salvinia pun pergi sambil menangis dan meninggalkan Jiwa. Jiwa hanya bisa meremas rambutnya.
CUT TO
94. INT. RUMAH SAKIT-RUANG KHUSUS – MALAM
PEMAIN: MARTINI
Martini kembali menjalali terapi aliran listrik. Martini berteriak dan menjerit kesakitan. Rambutnya acak-acakkan dan kembali mendapat sengatan listrik.
MONTAGE
- Jiwa dan gruop band nya sedang manggung
- Gunar tidak konsentrasi di kerjaan
FADE OUT
95. EXT. SEBUAH TEMPAT – SORE
PEMAIN: JIWA, AYAH SALVINIA
Jiwa melihat ayah Salvinia berjalan di sekitar kompelk rumah mereka. Jiwa mengikuti langkah ayah Salvinia. Merasa ada yang mengikuti, ayah Salvinia pun berhenti dan melihat Jiwa menatapnya.
AYAH SALVINIA
Kamu? Kenapa kamu mengikuti saya?
Kamu naksir saya?
JIWA
Tidak usah berpura-pura Bahar Aditya.
Saya sudah tahu siapa anda sebenarnya.
Kata-kata itu membuat Bahar terkejut dan mengatur posisinya.
AYAH SALVINIA
Apa maksudmu?
JIWA
(menatap lekat laki-laki di depannya)
Empat puluh tahun yang lalu, seorang perempuan cantik terkena guna-guna. Karena ada laki-laki busuk mencintainya.
AYAH SALVINIA
Kamu?
JIWA
Ya. Saya anak Martini. Gadis yang anda guna-guna hingga gila tanpa perasaan! Hari ini saya ingin meminta pertanggung jawaban anda.
Ayah Salvinia mengatur kuda-kudanya. Jiwa pun menyerang dan mereka berkelahi sengit. Perkelahian itu membawa mereka di beberapa tempat.
- Shoot gedung kosong
- Shoot berlari di jalan kecil
- Shoot areal kosong
MONTAGE
- Martini di kursi yang dialiri listrik.
- Beberapa shot ia kesakitan dan menjerit (wajah iba)
CUT TO
96. EXT. RUMAH KOSONG – MALAM
PEMAIN: JIWA, AYAH SALVINIA, SALVINIA
Perkelahian Jiwa dan ayah Salvinia masih berlanjut. Mereka sama-sama babak belur. Ayah Salvinia sudah kelelahan dan Jiwa mengeluarkan jurus yang pernah ia pelajari. Jiwa memberi pukulan jitu ke Ayah Salvinia hingga ia roboh di rereumputan. Saat Jiwa ingin menghajarnya lagi, Salvinia datang dan menjerit.
SALVINI
Bang Jiwa! Hentikan!
Jiwa yang ingin membunuh ayah Salvinia pun menghentikan pukulannya.
SALVINIA
Salvinia sudah tahu semuanya mengapa abang menghindah dari Salvinia. Jika itu yang abang inginkan. Salvinia minta maaf atas nama ayah Salvinia. Maafkan ayah Salvinia, Bang...
(menangis sambil menghampiri Bahar)
AYAH SALVINIA
Maafkan saya, Jiwa
(terbata-bata)
Jiwa yang sudah tidak karuan babak belurnya hanya terdiam sambil mengepal tangannya.
AYAH SALVINIA
Saya akan memberikan obat penawar untuk mama kamu
(menahan sakit)
Jiwa tak menggubris dan pergi meninggalka Salvinia dan ayahnya yang masih tergeletak kesakitan.
CUT TO
97. EXT/INT. RUMAH JIWA – MALAM
PEMAIN: JIWA DAN SEMUA KELUARGA
Jiwa bingung ketika tiba di rumah. Ia melihat semuanya berkumpul dan terlihat menangis. Jiwa pun berlari dan masuk ke dalam rumah.
CUT TO
98. INT. RUANG TAMU - RUMAH JIWA – MALAM
PEMAIN: JIWA DAN SEMUA KELUARGA
Jiwa melihat mama terbujur kaku di karpet. Martini meninggal dunia. Jiwa menghampiri jasat Martini dan menangis sedih.
JIWA
(menjerit dan menangis)
AAAARRRGKKKK
DISSOLVE TO
99. EXT. PEMAKAMAN UMUM – PAGI
PEMAIN: JIWA DAN SEMUA KELUARGA, CASILDA
Setelah pelayat pergi, tinggal Jiwa yang masih duduk di pusara Martini. Ia terpaku dengan mata sembab. Kemudian ada tangan yang mengelus pundaknya.
CASILDA
Aku turut berduka, Ji
Jiwa terkejut mendengar suara itu dan ia mendongak dengan perlahan. Di sampingnya berdiri sosok Casilda yang mengenakan baju ikrhom. Cantik sakali.
JIWA
Casilda?
CASILDA
Jangan ada air mata.
(tersenyum tipis)
JIWA
Bukannya kamu di Singapura?
CASILDA
Masih ada yang tertinggal disini.
Apakah kamu masih ingin sendiri?
Aku sangat merindukanmu, Ji
Jiwa pun tersenyum dan merasa bahagia. Ia pun mengamit jemari tangan Casilda dan pergi meninggalkan makam.
FADE OUT
TAMAT