Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
54. INT. RUANG MAKAN – RUMAH CASILDA - PAGI
PEMAIN: CASILDA, PAPA, MAMA
Establish rumah Casilda. Terlihat mewah. Di ruang makan Casilda melamun di kursinya. Papa dan mama jadi bingung dan pandang-pndangan. Mama menyikut lengan papa sambil matanya mengarah ke Casilda.
MAMA CASILDA
Casilda… Kamu kenapa, Nak? Kok melamun aja?
(sambil menyendok sayur ke piring)
Casilda tercekat ketika mama menegurnya.
CASILDA
Hmmm… Nggak apa-apa, Ma.
Casilda pindah kuliah aja ya, Ma.. Pa…
Papa dan mama terkejut dan saling pandang.
PAPA
Loh… memangnya kenapa di kampusmu?
CASILDA
Nggak apa-apa. Casilda ingin kuliah di kampus yang lebih baik aja, Pa… Casilda ingin merubah suasana.
Papa melirik ke mama.
MAMA
Sayang... cerita dong ke mama kalau kamu ada apa-apa.
Jangan dipendam.
CASILDA
Casilda nggak apa-apa, Ma.
Beneran, suer deh.
PAPA
Ya udah, besok urus semua perlengkapanmu dan paspormu.
Papa akan hubungi om kamu di Singapura.
CASILDA
Iya, Pa…
Casilda mengurak-arik nasi goreng di piringnya tidak semangat.
CUT TO
55. INT. KAMAR MARTINI – PAGI
PEMAIN: JIWA, SAHAT
Sahat sibuk membersihkan kamar. Banyak noda merah yang menempel di beberapa sprey. Jiwa melihat Martini memakai daster berdiri di sudut jendela. Dasternya bernoda merah. Martini mens.
JIWA
Astagfirullah... Ma... Kenapa mama jadi kayak gini?
(matanya berkaca-kaca)
Jiwa ikut membersihkan noda-noda merah itu. Beberapa shoot.
CUT TO
56. INT. KAMAR CASILDA - SIANG
PEMAIN: CASILDA
Casilda membuka bungkusan pemberian Jiwa. Ia melihat sebuah baju lengkap dengan hijabnya. Kemudian ia terpaku lama.
CUT TO
57. INT. KANTOR GUNAR – SIANG
PEMAIN: GUNAR
Ruang kantor yang cukup besar. Ada perabotan yang cukup mewah. Layar komputer yang besar dan di atas meja ada nama GUNAR MANAGER. GUNAR sibuk menyelesaikan pekerjaannya. Lalu ia terduduk dan tampak jenuh. Ia terpaku sejenak, lalu beranjak dari kursinya.
CUT TO
58. INT. MESJID – SIANG
PEMAIN: GUNAR
GUNAR melaksanakan sholat untuk menenangkan pikirannya. Setelah sholat, ia duduk di teras mesjid dan terpaku.
CUT TO
59. INT. TERAS MESJID – SIANG
PEMAIN: GUNAR, DEDY
Dedy menghampiri Gunar dan menepuk pundaknya.
DEDY
Kamu kenapa, Gun? Suntuk aja bawaannya?
Kamu ada masalah?
GUNAR
Entahlah, Ded... Pikiranku nggak tenang. Kerjaan selalu menumpuk. Pikiranku kacau sekali
DEDY
Sebaiknya kamu refresing aja. Tenangkan pikiranmu.
Apalagi yang kamu pikirin? Jabatanmu sudah enak.
Kamu tinggal atur anak buahmu untuk menyelesaikan pekerjaanmu.
GUNAR
Aku mau refresing kemana?
DEDY
Ya kemana aja. Banyak tempat yang harus kamu nikmati. Hidup ini tidak melulu untuk kerja.
Kapan-kapan kita ngobrol di cafe aja.
Biar enak.
Dedy beranjak dari duduknya dan pergi. Gunar duduk sendiri, kemudian ia pun bernjak dan meninggalkan mesjid.
CUT TO
60. EXT. JALANAN – MALAM
PEMAIN: GUNAR
Mobil Gunar melaju di jalan hitam. Ia mendengar sebuah lagu dari radio mobilnya. Lagu TANGAN TERAKHIR by MAIDANY. Gunar menerawang jauh terbayang dengan kesibukkannya.
MONTAGE : Kesibukkan Gunar. Kesombongannya kepada bawahan. Ia mengingat mama. Shoot Martini.
Tak sengaja matanya berkaca-kaca.
CUT TO
61. INT. KAMAR MARTINI – MALAM
PEMAIN: MARTINI, GUNAR
Martini duduk sambil menerawang. Ia diam saja ketika Gunar datang dan bersimpuh di kakinya.
GUNAR
Maafkan Gunar, Maa...
Gunar sudah menyia-nyiakan mama....
Maafkan Gunar....
(suara berat dan menangis)
Tangan Martini perlahan mengelus kepala Gunar. Matanya berkaca-kaca namun bibirnya tidak berkata apa-apa.
CUT TO