Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
32. INT. RUMAH HENNY – RUANG TAMU - SORE
PEMAIN: HENNY, TEGUH
Terlihat Henny merapikan tasnya, lalu pamit ke suaminya ke rumah orantuanya.
HENNY
Bang, aku ke rumah mama dulu ya.
TEGUH
Kamu nggak bawa anak-anak?
HENNY
Nggak usah, Bang. Aku sebentar aja kok
TEGUH
Ya udah, hati-hati di jalan.
Henny menggangguk lalu keluar dari rumah.
CUT TO
33. INT. DAPUR-RUMAH JIWA – SORE
PEMAIN: JIWA, HAFSA
Jiwa lagi sibuk menggiling bumbu, tiba tiba saja ada yang menggetoknya pakai sendok sayur. Ternyata Martini. Jiwa kesakitan sementara Martini cekikian dan keluar dari dapur.
CUT TO
34. EXT. DEPAN GERBANG – SORE
PEMAIN: HENNY
Henny tiba di rumah Jiwa.
CUT TO
35. INT. DAPUR-RUMAH JIWA – SORE
PEMAIN: JIWA, HAFSA, HENNY
Henny langsung masuk ke dapur dan menyapa Jiwa.
HENNY
Assalamualaikum…
Kamu lagi masak apa, Ji?
JIWA
Waalaikumsalam. Eh, kak Henny.
Nih lagi masak sambal terasi.
HENNY
Kakak bantu ya.
Jiwa mengangguk. Henny segera mengambil sayuran dan memotong-motongnya.
HENNY
Bagaimana mama, Ji?
JIWA
Ya gitulah, Kak. Tadi mama lari lagi dari rumah.
Untung Hafsa melihatnya.
HENNY
Lari dari rumah?
Kasihan mama kita Ji. Apa nggak sebaiknya mama dirawat di rumah sakit aja, biar lebih terawasi?
Kakak khawatir dengan keadaan mama.
JIWA
Maksud Kakak? Mama dikirim ke rumah sakit jiwa?
Kasihan mama, Kak. Mama sudah terlalu lama menderita. Jangan kita tambahi lagi penderitaanya.
HENNY
Maksud kakak bukan begitu. Kalau mama dirawat di rumah sakit jiwa kan lebih terkontrol. Mama bisa lebih tenang.
Kakak khawatir apa yang dilakukan mama bisa lebih buruk lagi. Kamu juga bisa lebih tenang, Ji.
JIWA
Sudahlah, Kak. Biar mama di rumah saja.
Jiwa yang tanggung jawab.
Henny menarik nafas dengan berat, lalu memasukkan sayuran ke dalam kuali.
CUT TO
36. INT. RUMAH JIWA – RUANG TAMU - MALAM
PEMAIN: SAHAT, HENNY
Sahat masih asyik menonton tivi ketika Henny datang dan duduk di kursi. Ia ingin bicara ke papanya kalau mama sebaiknya di rumah sakit.
HENNY
Pa... Apa tidak sebaiknya mama kita kirim ke rumah sakit jiwa aja? Henny khawatir, Pa dengan keadaan mama.
SAHAT
Hen... Kasihan mama mu kalau di rumah sakit jiwa.
Papa gak tega.
HENNY
Tapi mama lebih tenang disana, Pa.
SAHAT
Sudahlah kamu nggak usah mengurusi mama mu.
Fokus aja sama keluargamu dan anak-anakmu.
Soal mama mu biar papa yang urus.
Sahat mematikan tv nya dan beranjak dari tempat duduk. Henny menghela berat.
CUT TO
37. INT. KAMAR MARTINI - RUMAH JIWA – MALAM
PEMAIN: JIWA, MARTINI
Jiwa masuk ke kamar Martini, kemudian ia menyelimuti Martini sambil memperhatikannya dengan lekat.
FADE OUT
38. EXT. AREAL KAMPUS – PAGI
PEMAIN: CASILDA, SHARLA
Casilda dan Sharla terlihat di areal kampus sambil bercengkrama. Casilda masih memikirkan Jiwa
SHARLA
Kamu masih memikirkan cowok itu?
Casilda… please…. Jangan seperti orang begok gitu.
Kamu senyum-senyum sendiri dan menyueki aku.
CASILDA
Ayolah, Sharla… Bantu aku mengungkapkan perasaanku.
Aku sangat mencintainya.
SHARLA
Aku nggak mau membantumu, Casilda. Kamu pasti akan melupakanku dan kamu bersenang-senang dengan cowok itu
CASILDA
Aku tidak akan melupakanmu Sharla. Kamu itu sahabat baikku dari ujung rambut sampai ke ujung kaki.
SHARLA
Masa bodoh ah
Sharla berlalu meninggalkan Casilda.
CUT TO
39. EXT. AREAL KAMPUS – PAGI
PEMAIN: JIWA, PINBO
Terlihat Jiwa dan Pinbo memasuki areal kampus.
CUT TO
40. EXT. AREAL KAMPUS – PAGI
PEMAIN: SIJIWA, CASILDA, PINBO, SHARLA
Casilda melihat Jiwa masuk ke areal kampus.
CASILDA
Sharla…. Itu cowok yang aku ceritain.
SHARLA
Mana?
Casilda memberi isyarat dengan ekspresi wajahnya. Casilda pun segera menghampiri Jiwa.
INTER CUT
CASILDA
Jiwa… Tunggu…!
Jiwa menghentikan langkahnya ketika melihat Casilda mengejarnya.
CASILDA
Ji… Kamu mau kemana?
JIWA
Aku ada perlu dengan Raka
CASILDA
Aku temeni ya
JIWA
Nggak usah, Casilda.
Biar aku aja sama Pinbo
Pinbo manggut-manggut sambil cengengesan.
CASILDA
Ji… sejak kita tamat sekolah kamu berubah. Apa ada yang mengganggu pikiranmu? Kamu ada masalah?
JIWA
Enggak. Nggak ada apa-apa kok. Biasa aja. Mungkin itu hanya perasaanmu saja, Casilda. Aku pergi dulu.
Jiwa lagi-lagi meninggalkan Casilda dan membuat gadis itu semakin galau. Sharla menghampiri Casilda.
SHARLA
Jadi itu cowok yang kamu idam-idamkan itu?
Oh, Casildaaaa…. Bangun segera.
Dia aja cuek sama kamu.
CASILDA
Uhg… kamu nggak tau bagaimana rasanya jatuh cinta, Sharla. Aku naksir dia sejak kami sama-sama di SMU.
Aku ingin dia juga mencitaiku.
SHARLA
Huh, jangan mimpi!
Sharla melangkahkan kakinya meninggalkan Casilda.
CUT TO
41. EXT. AREAL KAMPUS – PAGI
PEMAIN: SIJIWA, PINBO
Pinbo lagi-lagi seperti cacing kepanasan. Ia heran mengapa Jiwa selalu menjauhi Casilda.
PINBO
Kau kenapanya Ji. Kasihan gadis itu kau cuekin aja.
JIWA
Memangnya kenapa?
PINBO
Apa kau nggak suka sama gadis itu? Sebaik kau katakan aja, Ji. Sepertinya dia berharap samamu
JIWA
Udahlah… Nggak usah kau pikirkan gadis itu.
Dia itu nggak selevel denganku, Bo.
Pinbo geleng-geleng kepala sambil berlari kecil mengikuti langkah Jiwa.
CUT TO
42. INT. RUMAH JIWA – SIANG
PEMAIN: MARTINI
Martini bangun dan beranjak dari tempat tidur menuju pintu. Pintu kamar dikunci dan ia berusaha membuka pintu kamar.
MARTINI
Buka pintunyaaa….
Bukaaaaa…
Ade dan Hafsah yang mendengar teriakkan Martini terkejut dan ketakutan.
ADE
Gimana nih kak? Ade takut.
Kita keluar aja yuk.
HAFSA
Yuk…
Hafsa dan Ade buru-buru keluar dan menumpang di rumah tetangga.
Pintu kamar Martini pun terbuka setelah dirusak. Ia lari lagi dari rumah.
CUT TO
43. INT. RUMAH JIWA – SORE KE MALAM
PEMAIN: JIWA, SAHAT, HAFSA, ADE
Jiwa bingung melihat Papa dan adiknya duduk di ruang tamu sambil terdiam. Wajah papa tampak nelangsa.
JIWA
Assalamualaikum…. Papa? Ada apa?
ADE
Mama kabur lagi, Bang…
JIWA
Kabur lagi? Kemana?
SAHAT
Sebaiknya segera kau cari mama mu, Ji…
JIWA
Iya, Pa…
Jiwa buru-buru keluar dan menyalakan sepeda motornya.
CUT TO
44. EXT. JALANAN – MALAM
PEMAIN: JIWA
Jiwa mencari di sepanjang jalan. Beberapa shoot di jalanan. Akhirnya Jiwa menemukan Martini di jalanan. Martini diganggu beberapa laki-laki di sana. Jiwa segera turun dari motornya.
JIWA
Heiii... jangan ganggu ibuku!
Beberapa laki-laki itu menoleh ke Jiwa. Satu dari mereka berkacak pinggang.
LAKI-LAKI 1
Jadi orang gila ini ibumu?
Hahaha....
(sambil mencengkram dagu Martini)
Bawa dia ke gudang. Aku ingin menikmati tubuhnya.
Jiwa terlihat marah. Ia berlari dan menendang laki-laki itu. Laki-laki itu tersungkur. Kemudian tiga temannya mengeroyok Jiwa. Terjadi perkelahian. Jiwa menghajar dengan tangan kosong. Akhirnya mereka tersungkur dan babak belur. Mereka lari meninggalkan Martini. Jiwa menghampiri Maritini yang sudah acak-acakkan. Jiwa merengkuh tubuh Marini.
JIWA
Kita pulang ya, Ma.
Martini menangis dan memeluk Jiwa.
CUT TO
45. INT. RUMAH JIWA– KAMAR MARTINI – MALAM
PEMAIN: MARTINI, JIWA, SAHAT
Jiwa memapah Martini masuk ke dalam kamarnya. Kemudian membaringkannya di tempat tidur. Setelah itu Jiwa keluar.
FADE OUT