Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Sinestesia
Suka
Favorit
Bagikan
16. Pertemuan Terakhir

119 INT. RUANG TUNGGU - GEDUNG KOMPETISI - DAY

Galang sedang berkaca sambil membenarkan letak kerah bajunya.

Beat...

-- terdengar suara permainan piano.

CUT TO:

120 INT. PANGGUNG UTAMA GEDUNG KOMPETISI - DAY

Dani sedang bermain piano. Tampak beberapa juri di hadapannya. Beberapa penonton termenung menyaksikan permainan Dani.

...Wanda baru memasuki ruang kompetisi ia tampak mencari-cari tempat duduk. Salah satu temannya mengangkat tangan.

TEMAN 1
(menepuk kursi kosong di sampingnya)
Sini!

Wanda berjalan menyeberangi beberapa penonton dan duduk di samping temannya.

TEMAN 1
(kepada Wanda)
Pacar lo, noh. Udah nyiapin hadiah belum?
TEMAN 2
(tertidur)
Yaelah emang udah pasti menang.
TEMAN 1
Sok ngerti lu. Dari tadi tidur juga.

Wanda terkekeh. Lalu, menatap permainan Dani.

CUT TO:

121 INT. RUANG TUNGGU - GEDUNG KOMPETISI - DAY

Galang berdiri di depan cermin sambil menatap not balok di atas meja.

Pembimbing Klub Musik membuka ruang tunggu Galang dan melongokkan kepala.

PEMBIMBING KLUB MUSIK
Siap-siap, ya. Lima menit lagi.

CUT TO:

122 INT. PANGGUNG UTAMA GEDUNG KOMPETISI - DAY

Dani menyelesaikan nada terakhir lagunya.

...sunyi.

Penonton berdiri sambil bertepuk tangan. Beberapa juri tampak berdiskusi.

...Dani berjalan ke tengah panggung dan memberi salam hormat, lalu masuk kembali ke backstage.

Penonton sudah duduk tenang di kursi masing-masing.

WANDA
(kepada temannya)
Bentar, ya.

Wanda lantas bangkit berdiri dan berjalan pelan melewati kursi penonton.

MC (O.S.)
Peserta selanjutnya, perwakilan Institut Kesenian Nusantara. Galang Adi Raga.

Penonton bertepuk tangan.

...Wanda masih berusaha melewati penonton.

Galang naik ke atas panggung dan duduk di kursi pianonya. Lampu panggung diredupkan.

...wanda sudah berada di sisi kursi penonton. Ia berjalan turun menuju backstage.

-- terdengar permainan piano Galang.

Wanda memperlambat langkahnya.

...Galang lanjut bermain piano.

Wanda berhenti berjalan. Lagu yang dimainkan Galang adalah lagu almarhum ibunya.

Wanda mendongak ke arah panggung. Melihat pemain yang memainkan lagu itu.

...Wanda menatap Galang.

Beat...

Teman-teman Wanda menatap Wanda yang diam di sisi kursi penonton, menyaksikan Galang dengan raut terkejut dan kagum.

TEMAN 2
(menatap wanda)
Selingkuh dia, fix, selingkuh.

Wanda mendengarkan permainan Galang sampai habis.

Beat...

Galang menuntaskan nada terakhirnya. Penonton memberi tepuk tangan meriah.

...Galang berjalan ke atas panggung, memberi salam hormat sambil menatap penonton.

Selagi matanya menyapu penonton, Galang melihat sosok Wanda yang berada di sisi kursi penonton.

Keduanya bertatapan.

CUT TO:

123 INT. RUANG TUNGGU - GEDUNG KOMPETISI - DAY

Wanda membuka dan melongokkan kepalanya. Di dalam ruang tunggu, Dani tengah minum dari botol dan berhenti ketika menatap Wanda.

WANDA
Cie..

Wanda melangkah masuk.

DANI
(panik)
Gimana? Kayaknya di tengah tempoku agak berantakan.
WANDA
Bagus, kok.
DANI
Yakin?

Wanda mengangguk mantap.

DANI
Kamu nonton dari awal, kan?
WANDA
Enggaklah, ngapain? Lagian aku udah sering liat kamu latihan bawain lagu itu.
DANI
(memalingkan wajah)
Tuh kan, nyebelin.
WANDA
Yaelah, gitu doang ngambek.

Dani tertawa dan menatap Wanda. Wanda juga tertawa, tapi pandangannya teralihkan begitu melihat Galang yang berjalan melintasi koridor dan ruang tunggu Dani.

CUT TO:

124 INT. KORIDOR - DAY

Galang berjalan menuju ruangannya dengan wajah tampak bingung.

...Galang masuk ke ruangannya.

CUT TO:

125 INT. RUANG TUNGGU - GEDUNG KOMPETISI - DAY

Wanda masih menatap ke koridor lewat sela-sela pintu ruang tunggu Dani yang terbuka.

DANI
Kenapa?

Wanda menoleh.

WANDA
Aku nyamperin temen bentar, ya.

Wanda langsung keluar tanpa menunggu jawaban Dani.

CUT TO:

126 INT. RUANG TUNGGU - GEDUNG KOMPETISI - DAY

Galang duduk termenung di ruang tunggunya.

-- pintu diketuk.

GALANG
Masuk!

Wanda membuka pintu.

...Keduanya saling tatap. Kaget dan bingung.

Wanda mendekat, lalu duduk disamping Galang. Beberapa saat mereka diam saja.

WANDA
Kalo ada piano disini, pasti kamu udah ngiringi kita berdua pake lagu sedih.
(pause)
Selesai juga lagunya.

Galang tersenyum simpul.

WANDA
Kuliah musik ya...
GALANG
Iya, pak Budi yang rekomendasiin.
WANDA
Eehh gimana kabar Pak Budi?
GALANG
Baik, masih kontekan sampe sekarang.

Mereka berdua kembali diam saja.

WANDA
Maaf ya... saya ngerusak kompetisi kita dulu. Padahal saya udah yakin sama penampilan kita.
GALANG
Iya udah lama juga, aku ngerti kok, Manajemen ya..?
WANDA
Mmmmm saya gak tau mau jawab apa, pasti kamu kira saya bakal masuk kuliah musik kan, saya juga kira kayak gitu, tapi yaaaa terjadi begitu aja saya masuk manejemen.
GALANG
Kita gak tau masa depan kita bakal gimana?

Wanda berdiri, lalu mengambil secarik kertas di sakunya.

Galang menerima kertas itu. Dia membacanya sejenak. Kertas itu berisi lirik lagu mereka dulu.

WANDA
Itu karya terahkir saya, jagain yaa!

Wanda pergi meninggalkan Galang. Wanda berhenti sejenak di depan pintu, lalu menatap kembali Galang, mereka saling tersenyum. Wanda keluar ruangan dan menutup pintu.

END

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar