Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
50.INT/EXT. KAMPUS — DAY
Gladis, Rara dan Adam sedang berjalan di koridor kampus. Tiba-tiba dari arah yang berlawanan, mereka melihat Daren berjalan. Gladis memelankan langkahnya, Daren melihat Gladis. Saat berpaspasan, Daren sama sekali tidak menoleh dan melewati Gladis. Gladis melihat ke belakang dan menatap punggung Daren lalu memanggilnya. Adam yang menyaksikkan itu heran.
Daren terus berjalan ke depan dan pura-pura tidak mendengar Gladis.
MONTAGE : Saat belajar, Daren duduk paling belakang. Gladis berkali-kali menengok ke Daren yang kepalanya tertungkup ke meja. Daren juga sesekali menengok ke Gladis. Hingga akhirnya, di satu kesempatan, mata mereka beradu, namun Daren buru-buru mengalihkan pandangannya. Sementara itu Rara memperhatikan sikap mereka berdua. Setelah pelajaran usai, Gladis mendekati Daren ke mejanya, tapi Daren justru pergi.
Rara mengejar Daren keluar dari kelas.
Daren acuh dan terus berjalan di koridor. Rara mengejarnya dan menarik tangan Daren.
Daren lalu pergi meninggalkan Rara.
CUT TO:
51.INT. RUMAH DAREN — DAY
Daren baru saja pulang dan masuk ke rumah. Di ruang tamu ada Oma. Daren berjalan menuju ke kamarnya. Tapi dia dipanggil oleh Oma.
Daren berhenti di depan pintu kamarnya lalu membalikkan badan menghadap Omanya.
Oma terkejut mendengar Daren menyebut nama Sukma.
Daren masuk ke kamarnya dan tak lama keluar dari kamarnya sambil membawa map yang dia ambil dari brankas papanya. Daren menaruh map itu di depan Omanya.
Oma Daren membuka map itu dan mengeluarkan isinya. Dia kaget mendapati foto Sukma dan Gladis di sana.
Oma Daren tidak bisa berkata-kata. Dia meraung sejadi-jadinya.
CUT TO:
52.INT. KAMAR OMA DAREN — NIGHT
Oma Daren duduk di kursi roda menghadap ke jendela kamarnya. Dia terus memperhatikan foto Sukma dan Gladis di tangannya sambil menangis. Dia lalu memegang bekas luka pisau di nadi tangan kirinya. Ingatannya tentang Sukma tiba-tiba muncul.
CUT TO:
FLASBACK
FADE IN
53.INT. RUMAH EDIAN — NIGHT
Sukma berdiri di hadapan ibu Edian sambil memegangi perutnya. Sementara itu Edian berdiri di samping Sukma.
Sukma tertunduk sambil menangis mendengar perdebatan ibu dan anak itu.
Ibu Edian berlari ke dapur dan kembali lagi ke ruang tengah sambil membawa pisau.
Tanpa pikir panjang, Ibu Edian menggoreskan pisau itu ke nadi kirinya. Darah mengalir dari tangannya dan berjatuhan ke lantai lalu dia pingsan. Edian panik dan berlari ke arah ibunya. Sementara itu Sukma melangkah mundur perlahan sambil menangis dan menatap ibu Edian terjatuh ke lantai.
CUT BACK TO:
54.INT. KAMAR OMA DAREN — NIGHT
Oma Daren menangis sejadi-jadinya sambil mengelus-ngelus foto Sukma dan Gladis.
CUT TO:
55.INT. RUMAH DAREN — MORNING
Daren dan Oma sedang sarapan di meja makan. Sepanjang makan mereka berdua saling diam. Oma akhirnya bicara.
CUT TO:
56.EXT. TAMAN KAMPUS — DAY
Gladis dan Rara sedang duduk di bangku taman sambil menikmati minuman kaleng. Gladis memainkan ponselnya.
CUT TO:
57.EXT. TPU — DAY
Daren dan Oma tampak menabur bunga di atas dua makam. Di batu nisan kedua makam itu tertulis nama EDIAN dan RATIH. Setelah menabur bunga, Daren dan Oma menengadahkan tangan berdoa. Daren berdiri di belakang kursi roda Oma. Setelah berdoa, Oma Daren menangis.
Daren mengelus-ngelus pundak Omanya.
Daren mendorong kursi roda Omanya keluar dari TPU. Sesampainya di mobil, Daren membuka pintu mobil, memapah Omanya masuk ke mobil. Lalu mereka pergi.
CUT TO:
58.EXT/INT. RUMAH GLADIS — AFTERNOON
Daren menghentikan kursi roda Omanya di depan pintu rumah Gladis. Dia menghela napas sejenak, lalu mengetuk pintu rumah Gladis. Dia dan Oma saling berpandangan, Oma mengangguk. Tak lama pintu rumah Gladis terbuka. Sukma keluar sambil menenteng sendok penggorangan dan memakai celemek. Melihat Daren datang (belum sadar kalau ada Oma Daren), Sukma mengeluarkan selembar kertas dari celemeknya dan menulis : "Gladis belum pulang" lalu menunjukkannya pada Daren.
Sukma belum sadar kalau yang di depannya adalah ibu Edian. Dia mengangguk lalu mempersilakan Daren dan Omanya masuk. Daren mendorong kursi roda Omanya masuk. Saat masuk ke rumah Gladis, mata Oma Daren melihat lukisan Edian yang tergantung di dinding. Dia memutar kursi rodanya mendekati lukisan itu. Dia menatap wajah anaknya itu lama. Sukma bengong dan mendekati Oma Daren. Ternyata mata Oma Daren telah basah. Sukma menatap lekat wajah Oma Daren dan akhirnya sadar yang di depannya sekarang adalah ibu Edian. Sukma kaget, mulutnya menganga, tangannya menutup mulutnya. Dia lalu menoleh ke Daren yang tampak menahan air mata. Daren seolah mengerti arti tatapan Sukma, dia mengangguk pelan pada Sukma.
Sukma masih belum percaya dengan apa yang dihadapinya sekarang. Dia terduduk lemas di sofa setelah mendengar Oma Daren biacra. Daren lalu menyodorkan diary papanya dan map pada Sukma. Sukma menerima semua itu dengan tangan gemetar. Sukma membukanya dan mulai membacanya. Air matanya mulai mengalir.
CUT TO:
60.INT. MALL — AFTERNOON
Gladis dan Rara keluar dari sebuah toko pakaian. Gladis menenteng sebuah kantong yang di dalamnya berisi kado bauat Sukma.
Gladis dan Rara tertawa bareng, mereka menuju parkiran mall. Tak lama motor Rara keluar dari area parkir. Gladis melihat ke langit.
Rara langsung tancap gas.
CUT TO:
61.EXT/INT. RUMAH GLADIS — AFTERNOON
Gladis turun dari motor Rara dan kaget melihat ada mobil Daren ada di depan rumahnya.
Rara pergi. Gladis berjalan masuk ke rumahnya dengan deg-degan. Di depan pintu dia mengambil napas. Gladis masuk dan kaget mendapati Oma Daren dan Sukma ada di ruang tengah dengan mata basah.
Gladis duduk di sebelah Daren, sementara itu Sukma mulai menangis. Daren bicara pada Gladis.
Oma Daren menyodorkankan map dan diary Edian yang ada di meja ke hadapan Gladis.
Sukma mengangguk pelan sambil menahan tangisnya. Gladis berdiri dari duduknya sambil menangis.
Sukma hendak mengejar, namun ditahan oleh Daren.
CUT TO:
62.EXT. JALAN — NIGHT
Gladis berjalan di tengah hujan sambil menangis. Tubuhnya telah basah. Tiba-tiba mobil Daren berhenti tepat di sebelahnya. Daren keluar dari mobil dan mendekati Gladis.
Gladis diam dan mengacuhkan Daren, dia terus berjalan. Daren menarik tangan Gladis dan menyeretnya masuk ke mobil.
Mobil Daren melaju di jalan yang basah. Sepanjang perjalanan keduanya saling diam.
CUT TO:
63.EXT. KOS RARA — NIGHT
Daren mengetuk pintu rumah Rara. Tak lama Rara keluar dan kaget melihat Gladis dan Daren berdiri dengan keadaan basah kuyup.
Daren pergi dan masuk ke mobilnya meninggalkan Rara yang terbengong. Rara kemudian masuk ke rumahnya.
CUT TO:
64.INT. KAMAR RARA — NIGHT
Rara masuk ke kamarnya sambil membawa segelas teh hangat dan menyerahkannya pada Gladis yang sedang duduk di kasur dengan handul kecil menutupi rambutnya yang basah. Rara memberikan teh itu pada Gladis. Gladis meminumnya.
Gladis memeluk Rara erat.
Rara kembali memeluk Gladis dan mengelus-ngelus punggungnya.
CUT TO:
65.INT/EXT. KOS RARA — MORNING
Rara sedang menyisir rambutnya di depan cermin, sementara itu Gladis masih berbaring di kasur di balik selimut. Tiba-tiba dari luar terdengar suara Daren memanggil-manggil.
Rara membuka pintu kos nya. Daren berdiri di luar sambil menenteng kresek hitam di tangannya.
Rara kembali masuk dan meletakkan pemberian Daren di samping kasur.
Gladis kepikiran ayahnya.
CUT TO: