Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
38.INT. AULA TEATER — NIGHT
Tim Bella dan Keke baru saja menyelesaikan penampilannya. Bella dan Keke membungkukkan badan ke penonton, di sambut tepuk tangan riuh dari penonton. Lampu pentas tiba-tiba mati. Di depan pentas ada beberapa kamera dari tv lokal yang merekam adegan di atas pentas. Di bangku penonton terlihat Sukma duduk bersebelahan dengan Rara. Tak lama lampu pentas menyala. Daren dan Gladis berdiri di atas pentas. Musik romantis mengalun.
Di atas pentas, Gladis berdiri di tengah-tengah. Tiba-tiba Daren datang dengan membawa balon di tangannya. Daren mendekati Gladis, lalu membungkukkan badannya, dan menekuk satu lututnya ke lantai.
DAREN
Gladis menerima balon Daren lalu menerbangkan balon itu ke atas. Daren berdiri dan memeluk Gladis. Musik romantis terus mengalun.
MONTAGE : Gladis dan Daren tampak bahagia satu sama lain, mereka terliaht romantis. Hingga akhirnya mereka sampai di adegan terakhir.
Musik mellow mengalun. Daren dan Gladis saling berpelukan di atas panggung.
Sukma menangis menyaksikkan adegan itu. Rara mengenggam tangan Sukma. Daren dan Gladis membungkukkan badannya ke penonton sambil berpegangan tangan. Penonton bertepuk tangan. Tiba-tiba Gladis bicara pada penonton.
BCU : Wajah Daren. Daren kaget dan menoleh ke Gladis.
BCU : Daren melepaskan genggaman tangannya dari Gladis, lalu turun dan berjalan ke belakang pentas.
CUT TO:
39.EXT. AULA TEATER KAMPUS — NIGHT
Gladis mondar-mandir di depan aula teater sambil terus menelepon Daren. Sukma, Rara dan Adam datang.
Gladis dan Rara menengok ke arah Adam.
Gladis mendekati ibunya.
Sukma mengangguk. Rara dan Adam membawa Sukma bersamanya. Mereka pergi dan meninggalkan Gladis. Gladis kembali menelepon Daren, namun tidak diangkat oleh Daren. Gladis lalu terlihat masuk kembali ke aula, lalu keluar lagi mencari Daren.
CUT TO:
40.INT. KAMAR DAREN — NIGHT
Daren buru-buru masuk ke kamarnya. Dia melemparkan tasnya ke kasur. Dia mengambil handphone dari saku celananya. Ada panggilan tak terjawab dari Gladis. Dia menatap layar ponselnya sebentar dan melemparkan ponsel itu ke kasur. Lalu dia mengeluarkan diary papanya dari laci dan mulai membacanya. Dia duduk di kasur.
Daren membaca cepat diary itu lembar demi lembar dan akhirnya di halaman akhir dia menemukan nama Sukma.
Daren makin penasaran, dia keluar kamarnya dan menuju ruangan kerja papanya. Sementara itu di kasur, ponselnya terus berdering. Di layar hpnya ada panggilan masuk dari Gladis.
CUT TO:
41.INT. RUANG KERJA PAPA DAREN — NIGHT
Daren membuka kembali brankas papanya. Kali ini dia mengeluarkan semua isinya. Ada sebuah map dan satu lagi diary papanya. Daren membuka diary itu dan selembar foto terjatuh ke lantai dari dalamnya. Daren mengambilnya dan betapa syoknya Daren setelah melihat bahwa gambar dalam foto itu adalah Sukma dan Gladis yang sedang memakai seragam SMA. Daren membalik foto itu ada tulisan di sana.
BCU : Di belakang foto tertulis : Apa kabar, sobatku, Edian? Lihatlah betapa manisnya gadis kecil kita, Gladis. Ini adalah hari pertama dia masuk SMA.
Daren terduduk di lantai. Dia lalu membuka map yang ada dalam brankas dan mengeluarkan semua isinya ke lantai. Foto-toto masa kecil Gladis berserakan ke lantai. Daren terduduk lemas di lantai. Dia lalu kembali membaca diary papanya.
CUT TO:
FLASHBACK
FADE IN:
42.EXT. PANTAI — AFTERNOON
21 Tahun yang lalu.
Sukma menangis dalam pelukan Edian di pantai. Matahari terlihat hampir tenggelam ke laut.
Sukma mengangguk dalam pelukan Edian. Tiba-tiba Bahri datang. Edian melepaskan pelukan Sukma.
Sementara itu Sukma terus menangis. Edian tampak kusut. Bahri tak berkata-kata.
CUT BACK TO:
43.INT. RUANG KERJA PAPA DAREN — NIGHT
Daren tampak kusut setelah membaca diary papanya. Dia terduduk lemas di lantai. Dia menekuk kedua lututnya, kepalanya tertunduk. Bayangan lukisan yang dia lihat di rumah Gladis terbayang-bayang di matanya. Sementara itu di lantai berserakan bukti transferan uang atas nama Bahri.
CUT TO: